ing, meski Aideen tahu itu hanya dalih. Rob selalu memberikan ruang kepada tuannya untuk me
amannya yang mendapatkan tugas lain. Dengan usia hanya terpaut dua tahun dari
kan untuk berjalan kaki, meninggalkan motornya. Freya mengikutinya dengan setengah hati, tatapan taj
t gondola. Ia tahu Freya diam-diam ingin mencoba gondola,
n memeluk tiang di port gondola, membuat orang-orang sekitar memperhatikan. Aideen hanya mende
ecil berisi camilan dan minuman. Freya menatap pemandangan itu dengan ekspresi campu
duduk di gondola yang perlahan mengarungi kanal-kanal Venice. Matteo, gondolier mereka, mendayung dengan penu
enyanyikan lagu seriosa ala Luciano Pavarotti dan Andrea Bocelli. Matteo pun melakukan hal yang
askan singkat tentang sejarahnya, menghindari detail berlebihan yang tidak perlu. "Dulu, para tahanan melewati jembatan itu sebelu
yang bagus, tapi sayangnya ini bu
penuh arti. "Tenang saja, aku tidak
isa mengelak dari pesona kota Venice yang memikat. Kanal-kanal sempit, bangunan tua yang pen
dengan hati-hati, sementara Aideen dengan santai melangkah keluar.
enyang. Lalu, m
njawab, "Ke Dorsoduro. Ada banyak
tetap hidup. Toko-toko kecil berjajar di sepanjang gang sempit, menjual berbagai barang khas seperti topeng Venetian. Freya sesek
eranikan diri untuk berkata, "Terima kasi
nghiasi wajahnya. "Kamu terlalu banyak bicara
alnya penuh ketegangan, momen-momen kecil seperti ini perlahan mempererat hubun
dua rumah yang berdiri kokoh, terdapat sebuah ukiran batu berbentuk hati tepat di atas pintu
Aneh, ya? Tapi lucu juga," gumamnya sambil memiringkan kepala. Ia mengamati bagaima
menyentuh batu tersebut. Namun, tubuh mungilnya membuat usahanya sia-sia.
n sambil tersenyum geli. "Kamu itu pendek, Freya," kata
a meraih batu tersebut. Namun, usahanya tetap tak membuahkan hasil. Ia
nggang Freya dari belakang. "Aideen! Apa-apaan kamu?" serunya kaget. Tapi sebelu
ya dengan erat. Bersama-sama, mereka menyentuhkan tangan Freya ke batu berbe
nyum puas. "Nah, sekarang kamu bisa bi
. "Dasar seenaknya saja mengangkat ora
Saya cuma membantu," jawab Aide
uru-buru. "Eh, tunggu! Jangan pergi b
leh dengan senyuman tipis yang sedikit menggoda. "Kal
i-seri dalam sekejap. Matanya berbinar penuh harap. "Oke, oke, aku
asing-masing dan duduk di bangku dekat jendela. Sambil menikmati gelato, Freya terus b
nak beberapa orang yang melihat mereka. "Jika Anda menyentuh hati bersama seseorang, cinta An
Interiornya memukau, didominasi warna merah maroon yang elegan. Freya merasa canggung sa
g saja. Anggap ini traktiran u
kamu terus mentraktirku. Aku nggak mau diangg
itu," jawab Aideen ringan. "La
en. Meski masih merasa sedikit canggung, ia mulai menikmati sua
sambil menggenggam tangan Freya. "Ada
menggenggam tangannya yang membuatnya merasa nyaman. Mungkin, ia mulai terbiasa de
e Con