an misterius kedua orang tuanya. Meskipun kehilangan mereka, ia mewarisi sejumlah hotel dan rest
ganya, Lastri. Wanita berusia 35 tahun itu sangat menyayangi Randy. Meski usianya tak l
amanya terus berputar di kepalanya, membuat hatinya terasa s
pur, melihat Randy duduk sendirian. Ia pun
enapa,
tidur, Bi," ja
irkan?" tanya Last
ama, Bi," sahut Randy, s
Tangannya yang halus mengusap punggung pemuda itu dengan l
ehilangan orang yang kita cintai memang tidak
di depannya. Tangannya meremas jemarinya sendiri
asanya masih seperti mimpi. Tiba-tiba Papa dan M
embayangkan bagaimana perasaan pemuda yang telah ia anggap seperti an
dan Mama kamu pasti ingin melihat kamu b
sorot kelelahan di matanya, tetapi juga kehangatan yang perla
gak ada Bibi, mungkin aku sud
adar tangannya menyentuh pipi Randy,
lalu ada unt
ada sesuatu yang mengikat keduanya dalam momen itu. Randy merasakan detak jantungnya
m, Lastri mengalihkan pandangannya
ani kamu tidur ya sayang.'' ucap Lastri sam
berbaring miring berhadapan dengan Randy, tangannya mengelus rambut Randy dengan penuh
stri tahu hal itu, perlahan dia menarik tangan Randy dan menelusupkan di da
ta dada yang masih kenyal it
s ya? pelan aja meremasnya " ucap
i," sah
n hangat. Lastri pun bangkit perlahan, lalu m
an yang begitu menggoda di hadapannya. Perlahan, Lastri menarik t
Sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya membuat dadanya berdebar kencang. D
u..." ucap Lastri pelan
ututnya dan sedikit membukanya, m
menunduk, mendekatkan wajahnya ke area gua Lastri yang sudah menganga, menantinya.
nsasi yang begitu menggoda. Setelah bertahun-tahun tidak merasakan sent
asa, sementara aroma khas dari liang gua semakin membangkitkan gairahnya. Ini
n... Kamu masukin punyamu, ya?" pinta La
bantuan tangan Lastri, ia mengara
emakin memburu. Gerakan Randy yang semakin cepat membuatnya semakin
gi..." seru Lastri, tubuhnya melengkung sempurna,
keluar bareng, ya..." kata R
dalam hitungan menit, tubuh Lastri menegang, lalu ia berseru
r, Bi... aghhh.
jiri gua Lastri. Dalam sekejap, tubuh keduany
p erat tubuh Randy. "Sayang, Bibi p
enikmatan seperti ini... Aku s
i, lagi, dan lagi-hingga kelelahan menguasai tubuh merek
mandi dan menyiapkan sarapan buat Randy, sambil membaw
ggak masuk kuliah kah.'' ucap Lastr
" sahut Randy sambil mer
mandi
menarik wajah Lastri lalu menciumi
' kata Lastri berusaha
askan pelukan nya lalu me
di dapur, "Bi aku mau menemui Tante
a urusan yang belum selesai, kam
andy ya, biar aku pakai
aja sayang, bibi
ngan malu dan minder lagi, karena sekara
engelus lembut kepala R
ng kepercayaan mendiang papa dan mamanya. Setiba di kantor
ng aja kamu," sapa Ratih
cantik aja, kok,"
di kamar Tante aja, ya?" ajak Ratih, lalu men
uju lemari pendingin. "Kamu mau m
jawab Randy sam
i meja. "Tante menyuruhmu kemari karena ada
n?" tanya Ra
hu, Sayang," ucap Ratih
ahu, Randy segera membuka tas berwarna pink itu. Di dalamnya, terdapat beberapa dokumen kepemilikan prope
seger memeluknya dengan erat, Randy membenamkan kepalanya di dada Tante Ratih.Jant
an masih ada Tante disini yang akan selalu
ak "Makasih T
gecup lembut pipinya. Sentuhan itu seakan membangk
n, melihat Randy terpaku, Ratih yang sudah terlanjur terbakar hasrat seger
k menelusuri tubuh Ratih, hingga akhirnya merem
" bisik Ratih, suaranya
uga..." sahut Randy
pun tak tinggal diam-ia menarik Ratih lebih dekat,
n yang terawat rapi. Ia mendekatkan wajahnya ke area itu, jemarinya menyisir rerumputan hin
dari bibir Tante Ratih
ng... terus... ahhhh... masukin, Sayang! Cepat! Tante sudah n
semakin cepat. "Sayang... aku nggak tahan... ahhhh... aku mau keluar... aghhhh..." erang Ratih. Tubuhn
u suka..." sahut Randy sambil semakin c
kungkan badannya. Detik itu juga, tercipta denyutan yang diikuti rembe
kan rembesan di sekitar gua, lalu Ratih segera menar
asukin ya? Tante mau ban
, ia menindih Ratih, lalu mengara
hh..." ucap Tante Rat
emakin jelas terdengar. "Terus, Sayang...
an menekan, membuat Ratih berseru, "Sayang... cepat!
ah mau keluar... ohh... ahhh... ohh..." bala
seruan lirih dari Tante Ratih, "
memuncratkan lahar panas yang cukup banyak. Sem
esis Tante Ratih saat menerima se