anda-tanda perhatian pada bayi itu. Namun, Keysha bisa merasakan betapa ia masih terjebak dalam masa lalu, dalam bayang-bayang kehilangan yang tak bisa ia lepas
anya. Teman-teman lama, kenangan yang tak pernah benar-benar hilang, dan masa lalu yang pahit-semua itu seakan menuntut perhatian mereka. Keys
lap, wajahnya yang imut dan polos membuat Keysha merasa tenang. Namun, ketenangan itu segera terganggu dengan kedatangan
namun ada kegelisahan yang samar. "Ada
tajam. "Apa itu?" tanyanya pelan, tetapi di dalam hatinya,
ya tahu saya tidak bisa terus mengabaikan perasaan saya," ujar Dirga, suaranya berat dan penuh pergulatan. "Saya merasa terperangkap di an
ga," ia memulai, suaranya lembut namun penuh pengertian. "Nayla bukan pengganti
gan. "Saya tahu," jawabnya pelan. "Tapi bagaimana saya bi
jebak dalam rasa bersalah itu. Mereka harus maju, untuk diri mereka sendiri dan untuk Nayla. "Kau harus memaafkan dirimu, Dirga. Kau tid
da suaranya lebih rendah. "Saya mera
perasaan itu menghancurkanmu. Kamu punya Nayla, dan dia me
n, dan ia merasa cemas dengan kebuntuan yang ada. Tetapi Keysha juga tahu bahwa tidak ada cara lain selain untuk te
lebih mantap. "Aku minta maaf. Aku tahu aku telah mengabaikanmu selama ini
ua telah melalui banyak hal. Aku tidak menginginkan permintaan maaf. Yang aku inginkan hanya agar kau bisa menerima ke
n. "Aku akan mencoba," jawabnya singkat, meskipun Keysha tahu b
but, merasakan hangat tubuh kecilnya. Tiba-tiba, pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Masa-masa saat ia dan Dirga masih muda, penuh dengan harapan dan impian. Saat itu, hidup terasa begitu
Ada begitu banyak luka yang belum sembuh, terlalu banyak hal yang belum dibicarakan. Namun, ia tidak bisa berhenti. Nayla, gadis kecil itu, membutuhkan mereka
ebih erat. "Kita akan melewati ini bersama, Nayl
nyelimuti Keysha. Tapi di dalam hatinya, ada harapan-bahwa meskipun segala