keberadaan Nayla di sana jauh sebelum ia menyadari. Suasana tegang, dan Nayla
g ancaman yang jelas. Ada kekuatan yang tersembunyi dalam kata-kata
besar dari dirinya. "Aku... aku hanya lewat," katanya dengan suara gemetar, mencoba un
h ketegangan yang sudah cukup menggerogoti pikirannya. "Kamu tahu, Dinda," ia mengucapkan namanya dengan nada yang begitu
yataan yang ia hadapi jauh lebih menakutkan dari sekadar kebohongan tentang nama. Apakah ia benar-benar aman d
kepala, berusaha untuk menyembunyikan ketakutan
darkan punggungnya dan menatap Nayla dengan intens. Ada sesuatu yang lebih dalam di balik tatapan itu, sesuatu yang lebih
embut sekarang, meski tetap ada ketegangan yang mengendap. "Tapi kamu
Dunia apa yang sedang ia masuki? Ia merasa seperti dikelilingi oleh bayang-ba
, akhirnya mengumpulkan cukup keberanian untuk berbicara l
malah menambah ketegangan di udara. "Aku hanya pria biasa yang mem
g terjebak di dalam sebuah labirin, setiap langkah membawa ia leb
etidakpastian. Lalu, dengan suara yang lebih tenang, Nathan
suaranya yang menarik perhatian, membuatnya merasa bahwa segal
Nathan berdiri, mendekat lagi dengan tatapan yang penuh perhitungan. "Jadi,
atap lurus ke arah Nathan, tapi di dalam dirinya ada rasa cemas yang semakin membesar. Ia tidak tahu apakah ia sedang
r dengan tatapan kosong. "Ada banyak hal yang sedang terjadi, Dinda. Hal-hal ya
ang begitu kental. Apakah ia harus tetap tinggal di sini dan berjuang untuk
kan?" tanyanya akhirnya, suara
ayla. "Kamu harus mulai bermain dengan aturan ini," jawabnya dengan tegas
ti: hidupnya sekarang berada di tangan pria ini. Ia hanya bisa berharap bahwa ia mem
umam Nayla, matanya mulai mengabur ole
engan tatapan yang lebih lembut. "Kadang-kadang, pilihan kita terb
janji kosong. Tetapi Nayla tahu satu hal: hidupnya kini bergantung
n terjadi selanjutnya, satu hal yang pa
menurutmu