img Lupakan Aku  /  Bab 5 Menatap Masa Depan | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Menatap Masa Depan

Jumlah Kata:1631    |    Dirilis Pada: 11/05/2025

agi dari Raka, kejutan-kejutan kecil seperti cemilan favorit yang ia selipkan di

tak selalu cerah, kebahag

nya

pernah jadi alasan banyak gadis iri padanya term

transfer. Dan entah bagaimana, semesta seolah ingin menguji h

asa aneh ketika ia mulai sering membalas pesanku lebih lambat. Ketika ia bi

asa. Tapi rasa itu... perlahan tumbuh. Kecil, taj

di kantin. Kami janjian. Tap

, rambutnya acak, dan ada bekas t

kelompok. Tadi Karin sempa

tu saja. Dan dadaku

menatapku, lalu duduk

atanya akhirnya. "Tapi percay

paling aku takutin dari masa lalu? Bukan dia yang kembali. Ta

seolah menyempit hanya untuk dua orang yang se

erjuangkan kamu. Aku memang pernah cinta Karin, tapi itu dulu. Sekarang aku sama kamu. Da

satu. Tapi aku ce

Rak... aku butuh diyakinkan,

Ia bilang kalau Karin memang pernah bicara soal "memperba

ku... yang kini ada di sisinya, yang mencintainy

*

an dengan Karin, ada jarak yang tumbuh perlahan. Kam

jau. Dan malam-malam yang dulu dipenuhi pesan manis kini diganti

ari, ledakan

kultas. Jarak mereka terlalu dekat. Dan saat aku berdiri diam tak

Aku menunggu. Sampai Raka menoleh da

" katanya tergesa

kah. "Nggak usah. Ak

nyamperin aku. Aku n

uaraku gemetar. "Tapi kamu juga n

u pelan, ia berka

u... menghancu

unggu kamu selama itu, setelah aku maafin kam

api ternyata... perasaan itu belum benar-bena

melihat. Aku berbalik. Melangkah cep

sejak kami bersama... ak

tak sanggup membalas. Bukan karena aku benci tapi karena aku sedang belaja

n. Panjang. Jujur. Ta

u yang harus terus mengerti. Jika Raka benar-benar ingin

nya membiarkan l

*

jak aku pergi tanpa

api aku belum sanggup membaca semuanya. Aku butuh waktu. Aku butuh t

ai dari kelas malam dan keluar dari g

a

h lampu taman.

ki

um kering. Aku mendekat, ragu. Tapi lang

nya. Suaranya serak,

n yang berdiri membelakangi matahari terben

gu. Tapi hari ini, aku kehilang

seperti

cukup. Aku tahu aku pernah gagal. Tapi kali ini, aku nggak akan lagi diam. Aku nggak ak

ulai ber

lau kamu bilang kamu butuh waktu, aku akan tunggu. Asal kam

rintik-rintik mulai turu

. Dan aku meletakkan tangan kananku di dada Rak

s. Tapi lewat sikapmu, tiap hari. Karena cinta... bukan sekadar kata, R

Aku janji. Mulai hari ini, ak

ersama. Tanpa pelukan. Tanpa ciuman. Tapi ada kehangatan yang ja

ng pernah ada. Tapi itu adalah keputusan untuk memberi kesempatan

pertama

kan karena aku ingin menjauh, tapi karena aku ingin mem

. menepati

dulu. Ia hadir. Dalam hal-hal kecil. Mengirimkan catatan kuliah saat aku tak masuk. Mengiri

k di taman kampus, menulis sesuatu d

kamu gamba

tersenyum kecil. "Sesuatu y

mpingnya. "Kaya

Tapi pelan bukan bera

ku merasa damai. Aku tahu, hubungan yang kuat bukan hubungan

ng dulu terasa biasa dan berjalan bersama ke kelas, b

ini ada ya

lebih berarti. Karena kami tahu bahwa di baliknya, a

k di kafe kecil tempat biasa kami nong

u belajar terus. Kalau kamu izinkan, aku ingin jadi rumah yang

a luka itu terjadi, aku bisa tersenyum penuh bukan k

gak pergi saat badai datang. Dan kalau kamu ber

bagaimana cara menenangkan hati yang pernah patah. Kini, itu

a ambigu, perpisahan, luka, dan pemulihan, kami mulai membica

?" tanyaku suatu malam saat kami duduk di

an magang di studio desain di Bandung. Tapi... aku

pa

kecil-kecilan. Tempat pamer, bel

Kamu akhirnya mau

katanya sambil menoleh padaku. "

. Lalu ters

si. Tempat baca, belajar menulis, dan mungkin... j

entang masa depan tak lagi mengandung rasa takut. Justru terasa seperti jalan

ka pelan. "Seni dan kata. Galeri dan perpustakaan.

pat yang tenang... s

katkan keningnya ke keningku. "Bersam

nya di bawah pot kecil di balkon. Sebuah pengingat, bahwa cinta yang tu

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY