img Lupakan Aku  /  Bab 4 Memulai Hubungan | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Memulai Hubungan

Jumlah Kata:1604    |    Dirilis Pada: 11/05/2025

janjinya. Ia datang lima belas menit lebih awal, berdiri di depan ko

g melempar kalimat-kalimat ringan. Tapi suasananya tak bisa kusebut biasa. Rasanya se

visual terpajang di dinding putih bersih. Bau cat minyak, suara langkah pelan, dan caha

alan berd

atu sudut,

berwarna kelabu dan jingga. Ada percikan

Yang Tak

" kataku, sete

san yang sama. Lama. Lalu tiba-tiba, ia

apin itu yang justru pal

i ia tetap menatap luk

ri ruang yang selama ini tak pernah tersentuh oleh r

"Raka... kenapa kamu

hindar, tapi juga tak member

Nggak tahu kenapa... tapi ka

garnya. Tapi kenapa rasa

an jawaban. It

ku adalah rumah yang nyaman, tapi

yang lebih dulu melangkah menjauh dari lukisan itu. Raka

rku pulang. Sebelum a

tang bareng. Besok... bol

ta kalau cuma untuk sekadar hadir, aku

nangis bukan karena dia tak tahu... tapi kar

, aku tidak menanyakan

tertawa saat ia melempar candaan yang kadang terlalu basi untuk

oba membaca maksud di balik perhatiannya. Tak lagi bertanya-tanya, "apakah ini

rlahan... m

itinggali. Lelah menjadi ruang yang ia datangi saat dunia m

uh. Tapi juga

u, tetap dengan tatapannya yang tak pernah sampai pada kejujuran. Aku

k. Tapi ia tetap ada. Dan ada itu... cukup berarti ketika aku mulai belajar

*

menghampiriku. Duduk tanpa bicara. Membiark

ah, ya," ka

Rak. Apalagi kalau terlalu lama menun

nya, tidak dengan bingung, tapi

a pengakuan. Sebab aku tahu, kalaupun cinta itu ada, tapi tak berani diun

meski dia tetap berdiri di belaka

as daring, tapi aku tetap datang untuk bertemu dosen pembimbing. Langit

hitam tiba-tiba menaungiku dari atas. Saat aku menoleh, Raka berdiri di samping

nya datar, tapi nadanya seperti meny

"Aku... nggak, tap

ongnya cepat. Tapi langkahnya

antara kami. Tapi di sisi tubuhku yang bersisian dengannya, aku bisa merasakan bahwa

kan berpamitan. Tapi ia justru menahan le

apa-apa," katanya akhirnya.

terd

at kamu, aku nggak perlu bilang apa-apa. Ta

masih deras. Tapi duni

li kamu sama Arfan. Aku pengen nyamperin, tap

bungkam. Menunggu... berharap ada k

pi aku takut. Takut kehilangan, jadi aku milih diam.

rimis yang tertiup angin, atau karena hatiku ya

ah. "Kamu tahu berapa lama

nduk. "

h. Raka yang tak lagi menahan. Raka yang akhirnya mem

al yang harus diperjuangkan. Karena di antara kami

.. apakah hatiku masih bisa tinggal di tempat ya

ka berdiri begitu dekat. Napas kami nyaris bertabrakan, dan j

rgetar. "Kalau kamu masih marah, kecewa... aku terima. Aku cuma,

kutahan, seluruh pertanyaan yang pernah kusimpan sen

mata dan menatapn

ikku. "Cuma... aku lelah menunggu seseorang ya

ka bergeta

ampu menahan senyum kecil yang

yuran hujan, di tengah dunia yang seolah berhenti sejenak

ragu, tapi tulus. Lembut. Seolah semua rasa yang

g waktu yang menyesal. Tentang jarak yang akhirnya

ayung yang nyaris tak berguna, dan du

Tapi ini adalah awal dari k

elukannya,

. Bahkan saat kamu di

*

ama yang berakhir bahagia lalu semua menjadi sempurna. Tapi

a. Tapi kali ini, ia menggenggam tanganku sebelum berpisah. Tak berkata apa-apa, hanya tersenyum

jemputku lebih pa

a aku takut kamu nggak percaya lagi kalau aku bena

an. "Kamu telat

ku cicil waktu

ku masih merasa ingin bertanya, kenapa dulu kamu diam begitu lama? Tapi aku ta

le Maps, Raka yang diam-diam suka puisi meski selalu bilang "nggak ngerti beginian," dan Raka yang kalau menyukai

seperti ia yang tak kunjung membalas pesan karena lup

sekarang...

bersembunyi

ami duduk di taman kampus sambil berbagi teh panas dan

kasih,"

leh. "Un

l, bahkan saat aku n

linya, aku melihat versi Raka yang utuh y

anji kamu satu hal,

pa

gi cinta d

mendekat, mengecu

u cinta... d

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY