img Pemuas Menantu dan Besan  /  Bab 2 Mayor Bagas - 2 | 22.22%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Mayor Bagas - 2

Jumlah Kata:1525    |    Dirilis Pada: 12/05/2025

n. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama, terutama sejak Yudis, anak kedua Pak Bagas, suaminya Er

nikmati, tanpa banyak kata-kata berlebihan

Erni sambil menyeka keringat di dahin

hinya juga. "Kalau gak ada kamu, Ayah udah male

net, diiringi canda ringan. Di sela-sel

ya Pak Bagas, menarik napas

Tapi, tiga bulan tanpa dia tuh te

dan Aldi?" tim

pi tetep aja

a. Seketika pikirannya melayang pada Bu Soraya, mungkinkah dia juga kesepian? Pak F

ini. Terutama ada ayah, kapan pun mau ngobrol ata

ng ada Ayah Mertua yang sangat pengertian, kalau ga

utih yang dipagu dengan legging dan manset hitam, serta jilbab hitam yang simple. Keringa

hitam dan kaos berkerah warna biru tua. Meski sudah berumu

, seakan hubungan mereka hanyalah sebatas mertua dan menantu yang akrab. Namun, di balik itu, bisa j

ngan, mengatur napas sambil menikmati angin sore. Meski tidak diu

k kecil pada Erni. "Kamu ta

"Makasih, Yah. Kalau gak ada Ayah yang rutin n

n yang terasa ringan. Keduanya duduk b

nis memang tak jauh dari rumah Erni, jadi mereka berjalan santai sambil meni

ru banget mainnya," ucap

tawa kecil. "Lumayan capek, tapi kalau

Meski percakapan mereka ringan, suasana keakraban begitu kental. Mereka

angan ke mertuanya si Letd

mereka sekolah, kalau ke sana bolak-balik capek. Dulu aja waktu ikut ngebesa

perwakilan dari keluarga kita. Lagian Letda N

titip amplop sama sa

n Azizah juga begitu, pada

ti sejenak. Rumah terasa sunyi, berbeda d

sebentar sebelum pulang,"

um. "Boleh, tapi cuma sebentar, ya

. Keduanya tampak biasa saja. Namun a

na di dapur begitu hening. Tangan Erni yang sedang mengad

kat. Jantungnya berdebar-debar, sementara pikirannya berkecamuk antara k

akin panas. Sang Mayor pun sekuat tenaga menahan sesuatu yang sejak tadi mengeras di balik celana pendeknya, akibat terlalu fokus memperhati

uhnya. Ada perasaan campur aduk di dalam dirinya-rasa bersalah, penasaran, dan ketegangan yang tak terelakkan. Er

. Tapi Erni tidak bergerak, padahal Pak Bagas hampir saja menempelkan selangkangannya pada pantatny

nunggu apa yang akan dilakukan oleh mertuanya. Akhirnya, Pak Bagas memberanikan diri merapat, tubuhnya

etar, namun dia tetap berdiri di tempatnya. Sesaat kemudian, Pak Bagas mel

l, mencoba menahan diri un

. Nada suaranya terdengar lemah, seolah tidak sungguh-sungguh mencegah apa yang t

tak menunjukkan perlawanan yang nyata. Pelukan itu semakin erat, membuat kehangatan di an

n. Erni masih terdiam, meskipun ada pergulatan dalam hatinya, dia tak bisa menyangkal kehangatan

rusia 59 tahun itu mulai menempel tepat di atas bukit hangat di balik rok tenis Erni. Kedutan lembut pun mulai Erni rasakan namun d

lang kerudung, namun tetap mesra. Aroma tubuh Erni yang bercampur ker

ng, saling membaca tanpa perlu kata-kata. Telapak tangan Pak Bagas semakin berani bergerak

, namun tidak menghindar. Napas mereka kini menyatu dalam keheningan yang begitu intim. Tanpa terburu-buru, Pa

ni pun menutup matanya, tenggelam dalam momen yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi juga sebelumnya. Tubuhnya mulai m

ni terperangkap dalam sebuah perasaan yang sulit dijelaskan. Ciuman mereka bukan sek

ereka pun mulai ikut beraksi, menjalar ke beberapa wilayah yang bisa mereka j

montoknya. Ia bahkan bisa merasakan seolah benda tersebut menempel tanpa penghalang. Dan yang pasti dia juga

ulai merayap perlahan ke belakang pantatnya, hendak meraba benda bulat panjang yang sangat membuatnya b

pelukannya, walau masih terasa ada sedikit-sedikit penolakan. Entah karena tidak mau atau hanya berpura-pura. Namun yang pasti

tiba-t

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY