img Pemuas Menantu dan Besan  /  Bab 6 Mayor Bagas - 6 | 66.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Mayor Bagas - 6

Jumlah Kata:1541    |    Dirilis Pada: 12/05/2025

belo nan indah wanita keturunan Arab itu. Dan dia masih merasakan keh

ingkupinya, ada sesuatu yang lain. Sebuah kerinduan, sebuah kehampaan yang selama ini tersembunyi di balikn

daripada kata-kata. Lalu, seakan dikendalikan oleh sesuatu yang lebih besar dari logikanya sen

t Bu Soraya tidak menolak-bahkan perlahan membalas-Pak Bagas tidak bisa lagi m

seolah tak ingin melepaskannya. Lalu jemari mungil wanita itu menelusuri bagian depan celana pendeknya, lalu dengan tanpa

gitu liar dalam pelukan preman muda itu, gerakan tubuhnya yang penuh gairah, rintihan yang samar-samar mas

gusap lembut wajah wanita itu, menelusuri setiap lekuknya dengan penuh perasaan. Namun di balik g

ang merasa bergairah pada akhirnya m

tenang membawanya kembali ke dapur. Bukan ruang sempit dan lebih dari cukup untuk membuat ked

aya menggigit bibir bawahnya, seolah menahan sesuatu yang ingin keluar-entah kata-kata, atau mungkin

istri besannya itu, menariknya ke dalam pelukannya. Bu Soraya tersentak kecil, tap

kat telinganya. Ia masih ingat bagaimana beris

g pernah dia rasakan sebelumnya. Pak Bagas bisa merasakan napas wanita itu di dadanya, se

sendiri. Dalam keheningan yang penuh makna itu, dia menundukkan kembali wajahnya, bibirnya hanya

melihat bagaimana pipi itu mulai merona. Masih ada kegugupan di sana, ada k

na caranya membuat seorang wanita kehilangan kendali. Jemarinya mengangkat

pernah merasakan ini," bisiknya s

lan ludah, mat

na pendek juga celana dalamnya sekaligus, hingga sebuah tongkat komandonya yang berukuran besar, panjang, hitam dipenuhi urat-urat p

u dengan perlahan-lahan dia berjongkok tepat di depan selangkan

elan penuh kelembutan. Sementara itu tangan kirinya memegangi pinggang Pak Bagas. Bu Soraya mul

aah..." Pak

laki jantan, hingga vaginanya kian basah, dia makin liar menjilati benda yang panjang dan panas itu. Pak Bagas p

tongkat besar dan menggairahkannya. Dia bisa memastikan milik Pak Bagas ukruan dan kek

dia menarik tubuh Bu Soraya agar berdiri di hadapannya

ng tepat, mari kita segera selesaikan," ucap Pak Baga

tatapan sayu memelas penuh nafsu. "Sebentar

ja, tetep nikmat kok!" sambungnya menenangkan Bu Soraya sambil meremas-

ga pinggang. Lali Pak Bagas menurunkan celan dalam wanita itu hingga tergeletak di lantai. Kemudian menga

Pak Bagas beberapa kali menelan ludah mendapati bongkahan pantat istr

mengingat waktu dan tempat yang tidak memungkin untuk bermain-main lebih lama, maka dia pu

h saat tongkat Pak bagas benar-benar sudah masuk d

r...." Kembali B

." Pak Bagas mengingatkan dal

. Membuatnya tersentak dengan erangan tertahan. Tongkat itu benar-benar terasa jauh lebih keras laksana to

ngan Bu Soraya mengepal menekan meja, seolah mencari pijakan di tengah gelombang gairah yang semakin membakar dan membawan

ia yang hanya mereka yang tahu. Di dapur luas itu, waktu terasa melambat, mem

da waktu, lupa pada aturan, lupa pada siapa diri mereka. Hany

ada Bu Siska, tidak ada lagi kesetiaan pada pasangan masing-masing. Buat Bu Soraya ini bukan yang pertama, n

gkat Pak Bagas pun berdenyut-denyut hendak menyemburkan spermanya. Dalam hitungan detik beriukutnya keduanya me

n, kini benar-benar dia dapatkan hingga dua kali dalam waktu yang sangat sin

g luar, menyadarkan keduanya. Rupanya ada seseorang yang lewat, mungkin pem

mengingatkan "Untung saja sudah selesai

stikan tak ada yang mencurigakan. Napas mereka sudah kembali teratur, dan ek

gan saat tadi dia datang. Cerah penuh harapan dan kepuasan. Dia harus segera kembali ke toko matrialnya yang tad

gairahkan karena tempat dan waktunya bisa diatur dan dipersiapkan semaksimal mungkin. Tidak serba tegsa-gesa karena keduanya

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY