img Pemuas Menantu dan Besan  /  Bab 8 Mayor Bagas - 8 | 88.89%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Mayor Bagas - 8

Jumlah Kata:1530    |    Dirilis Pada: 12/05/2025

ke Jakarta, dua minggu ke depan dan keinginan Bu Linda yang merahasikan acara tersebut, Pak Bagas memut

umpul dengan beberapa kolega dan tetangganya, meni

di lapangan. "Wah, Pak Mayor datang juga! Siap tanding?" seru

n raket di tangannya. "Siap! Tapi jangan ka

engan teknik yang rapi. Ia berpasangan dengan Pak Rudi melawan duet Pak Anwar dan Pak Seno. Suasana penuh can

jadi andalan di turnamen kantor," celetuk Pak

lnya. "Bukan jago, cuma kebiasaan lama. Yang pe

tai di bangku dekat lapangan. Obrolan mengalir, dari berita terbaru, pe

laki-laki datang menghampiri. Wajahnya tampak sedikit ge

agas?" pangg

t terkejut melihat remaja

nya sebelum berkata, "Mama mau bicara

ing bertukar pandang, seolah bertanya-tanya siapa ger

ekspresinya agar netral. "Mamamu siapa,

sejenak sebelum menja

lebih cepat dari biasanya, tapi ia segera menguasai dirinya. Dengan te

h, saya

pintu keluar GOR, sementara tatapan heran dari rekan-

gelisah di bawah lampu jalan yang redup. Wajahnya tamp

anita itu menyapanya

engernyit karena wanita ini bukanlah Bu Sora

?" jawab Pa

dari kompleks Bapak. Suami saya, Pak Iwan, seorang PNS di kecama

pelan, menunggu wan

emendam ini sendiri..." Bu Soraya menarik napas panjang sebelum akhi

palagi ini berkaitan dengan kehormatan seseorang. Tapi melihat Bu Soraya ya

t rumah tangga. Mungkin lebih baik Ibu bicara dengan keluar

aya sabar. Bahkan ibu saya bilang, 'Namanya juga laki-laki, wajar kalau nyari yang l

ta ini, tapi ia sendiri tak tahu harus berbuat apa. Dan yan

Ibu merasa tertekan. Tapi saya ngg

pelan, "Saya cuma butuh seseorang yang m

a. Hatinya berbisik bahwa ia harus berhati-hati, tapi di sisi lain, ia juga merasa kas

n penasihat rumah tangga. Kalau ada masalah di lingkungan tentara, saya memang sering diminta bant

k kan orang yang dihormati. Banyak yang bilang, kalau ada masalah rumah tangga,

tu jika yang bersangkutan adalah anak buah saya atau keluarganya. Itu pun karena

a cuma butuh seseorang yang bisa menegur suami say

nyaman. "Bu Soraya, kalaupun saya bicara, belum tentu suami Ibu mau mendengar. U

berkata lirih, "Saya nggak punya siapa-siapa lagi,

asa kasihan. Namun, ia juga tahu betapa berbahayanya terlibat dalam urusan rum

as tahun, maju selangkah mendekati Pak Bagas. Wajahnya

is terus di rumah. Ayah saya makin nggak peduli, malah sering perg

ia menjawab, "Nak, bapak mengerti perasaan kamu. Tapi ini masalah keluarga kalian. Bapak bukan siapa-siapa dalam urusan ini

tetapi akhirnya hanya bisa menundukkan kepala. "Tapi Pak, Ayah ng

menyarankan, Nak. Ibumu orang kuat, kalian pasti

pi dia tahu Pak Bagas tak bisa dipaksa. Dengan suara lirih

itu dengan lembut. "Jaga ibumu baik-baik, Nak.

bali ke dalam GOR, meninggalkan ibu dan anak it

njang dekat lapangan ketika Pak Rudi m

anyanya sambil menga

Bu Soraya, istrinya Pak Iwan orang kecamatan. D

"Wah, Pak Bagas, berarti Ibu itu belum cerita semu

, sedikit tertari

al Pak Iwan selingkuh, Pak. Yang bikin Pak Iwan kesel itu sebenarnya istrinya sendiri.

ngernyit. "U

isnis kecil-kecilan pakai uang pinjaman. Awalnya sih lancar, tapi lama-lama n

gi

lunas, istrinya malah pinjam lagi. Nah, sejak saat itu hubungan mer

ik napas dalam.

uh, itu baru setengah cerita, Pak. Bisa jadi Pak Iwan kabu

ia tetap merasa tak bisa ikut campur dalam urusan rumah tangga orang lai

rasa sejuk setelah sesi bulu tangkis yang cukup menguras te

i di lingkungan militer, di mana bawahan sering datang mengadu masalah rumah tangga. Dan yang pasti dia, kini mer

ikmati ketenangan malam sebel

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY