g kan? Gausah mempersalahkan hidup orang nanti lo!" omel Sab
tiap seninnya mengulang kesalahan yang sama. Baju yang tidak dimasukkan, memakai topi dengan benar, memakai dasi tidak rap
ndengar ocehan dari Sabiru. Sabiru melihat gerak-geriknya seperti itu pun kem
lo bisa menjadi patokan buat m
matanya malas, "gua ga pedu
i gimana?
AN TIDAK JELAS AKAN DIHUKUM, MAKA ITU SETIAP KELAS AKAN DI CEK SATU-SATU." tegas ibu kepala sekolah membuat Sabiru menoleh kearah sumber suara, sampai me
peringat Sabi
, kemudian setelah selesai Sabiru dengan Bian pun kembali
ang, namun ia memperhatikan setiap barisan yang berpasangan, ada sat
irim pesan pada Elang, lagian ia benar-benar greget pada pemuda
dan juga lugu, nama lengkapnya adalah Asri Kasih yang merupakan te
handpone didalam satu atas baju OSIS-Nya, "sri,
adi sendirian?" tujuk Asri membuat Sabiru melotot tak percaya. "D
alanya cepat. "Ga atuh, kan Asri udah
gar oleh Asri yang membuat Asr
menatap Sabiru yang menundukkan k
dengar kali. Buk
K AMANAT PAGI INI. MOHON MAAF JIKA ADA TUTUR KATA YANG KURANG
nya, karena barisannya di depa
Sabi dan akan terus benci sama dia. Gu
segala begitu, emang kamu bagus begitu ha
menatap di depan dengan mengisap
in begitu? Kamu mau merusak diri?" tanya guru bk padanya.
i pun ga ada yang peduli sama gua, ngap
peduli sama
peduli sama gua, gua ga suka. Pergi aja pak, kalo
ap
biru memotong memb
yang tengah duduk disampingnya pun menciu
ng kemari, Sa
rluan sama Elang pak, soalnya di
h dan mendapatkan deham dari Elang.
ng waktu a
ahnya. Murid apa seperti itu, apa lagi b
id
p Sabiru. Setelahnya, ia berdiri. Tangannya
ham. "Siap pak! Tenang aja masala
disampingnya kakinya menguncang-uncang. Elang menat
palanya. "Bisa, kalo lo
padat, singkat
as, ia menghelakan nafasnya kasar.
jangan
, "lo ada masalah ap
kepo, lo itu masi bocah. Gausah ikut campu
"GAUSAH NGATAIN GUE!
ru yang kekanak-kanakkan jika kesal. Entah mengapa, ia sena
un
ya! Gimana nanti kalo istri lo
nya. Kalo ga sanggup cerai aja, selesai
tau perasaan wanita ya!?" Sabiru benar-benar tak
ok peduli sama gue, gausah cariin gue, hidup
*
bii
menjadi terhenti alangkahnya, kemudia
erukir sebuah senyuman, membuat gadis
a menyusul gadis itu. Tepatnya di sampingnya sambi
a?" tanya lembu
napa emangnya?" t
adi memasang datar wajahnya itu. "Ngapa
k ketos, cemburu?" Sabiru kekeh se
nar ia cemburu pada Elang yang selalu dicari-cari oleh Sa
et gua cembur
ari, ya?" godanya. Ia langsung melangkah, namun dicegah oleh Bian,
yang lain." monolog cowo yang tengah melihat moment yang san
lakangnya serayu menepuk bahu cowo itu membuat
gapain lo dateng-dateng, bikin gua kaget a
in, lihat apa
elihat cowo yang tengah memegang lengan gadis yang bernama S
gimana dodol!"
ia abang gue
intah Sabiru men
gamau lepasin tangan lo, kalo lo
Bian." bantah Sabiru. Gadis itu tidak mau berurusan d
lo gausah ke sana. Lo
aha memberontak dan melepaskan tangannya itu, nam
gue bukan si, Ta?
lo, tapi lo ngerasa aneh juga gasi, hubun
anlah." Gadis itu berusaha menyakinkan Attaya untuk berpikir positif pada abangnya itu, meskipun dirinyapun tidak percaya bahkan
h depannya. "Tapi, menurut gue, lo ada benernya jug, soalnya abang gue ga pernah se
mereka deke
sudn
r lo ke kelas aja, gimana?" tawar Bian padany
, Bian langsung menariknya begitu
pa? Dia ga pernah abaikan gue gitu aja, apa, dia ada mas
u bersama Bian, ada rasa aneh bagi Elang, ia sanga
ang tadinya mencatat baru sebagian yang sudah dicatat dipapan tulis, menjadi menoleh kea
in apa-apa, J
k jika kenal dengannya, sensitif jika punya masalah dengannya. Ia merup
ongin gua, gua tau banget lo. Lo ada masa
itu, Jak. Dia ga salah apa
ara bunda lo? Ga! Dia bukan siapa-siapa lo, Lang. Jangan sampai lo suka sama cewe modelan kaya d
ingat ketika Sabiru memarahinya. "Dia ga kaya gitu. Di
tadi? Gua denger, Lang. Mulai sekarang, lo gausah deket-deket sama dia, kaya ga ada cewe lain aja. Kalo ga suka sama cewe, gausah suka sama dia sekali
n apa yang g
H
ajaran hari
emang sudah biasa mempertanyak
rtama tadi, itu, mapel yang g
ua tentang Sabiru, mulai dari matapelajaran yang gadis
an pada Sabiru. Dan Sabiru m
hari ini, Ian?" ta
a deh. Gap
aneh banget deh lo." Sabiru menggeleng
mana, Bian? Lo mau terima Elang sebag
malas membahas ini yang bertentangan Elan
a membuat Sabiru tidak melanjutkan ucapan itu lagi.
h secara bersamaan. Attaya melihat itupun terseny
k sebal. "Ga
ana pun, menyengir. "Maaf, ta
antai aja kenapa, kak, duduk," pintanya da
nget," ge
baik sama gua, lah lo?
n Bian melotot. Sahabat
lo mau bilang se
Sab
Y
izin Bian. Attaya melihat itu t
menjadi tak enak, ia bingung harus me
ss Bian! Batin Attaya
a, ya? Gua se
aa, gua greget c
uka sama lo!" ungkapnya p
ener. Bat
onfess, nanti tingga
Ga mungkin ga kan? Gua tau b
semua ini, ia ingin menerimanya sebab, ia memang suka
dikantin lumayan dekat. Bahkan, terasa hatinya benar-benar saki
la