tep gabisa, gue ga terima oranglain lagi. C
alu bilang kalo lo itu bisa. Jadi, mau
tin gua, sampai gua kehilangan semua semangat gua. Tapi kal
a? Pergi lo," usir
a. "Gue gamau. Gue mau bicara
an sekarang, gua lagi males ngomong sama lo. Lebih baik lo balik, tuh,
Lo tuh berdua kenapa si? Gue cuma nanya itu aja, apa sulit buat lo jawab? Gue memang bukan s
siapa gua, jadi lo gausah sok perhat
uat Elang tidak habis pikir dengan gad
rubah Lang? Dari dulu sampai sekarang, lo tetap gini-gini aja. Gue kek gini k
ama gua! Mending lo urusin tuh." katanya. Elang pun pergi se
ingga hilang dari hadapannya. S
ebelum menunggu respon dari gadis itu. Jaksa men
.." monolognya serayu membalikkan tubuhnya, kemudian
Sabi. Mending lo urusin hidup lo aja dulu
a gue pengen bantu aja dia, emang gue salah? Lagipun ... S
Iya, gua tau. Tapi, gimanapun lo
nya Sabiru menaikk
ua ini, Bir. Tugas lo, cuma satu, yaitu
ra bergantian. Hm, ada yang aneh dari mereka berdua. G
Attaya sedikit ragu karena tidak bisa mempercayai Sab
H
belum pesen." pamit Attaya serayu bangkit
da waktu berdua. Semangat
yang masih kesal Elang selalu berdekatan dengan
nap
epalanya. "Gua gapap
any
perasaan aku ini? Masih mau anggap aku s
pusing ketika membahas topik seperti
ang akan membuatku bahagia. Nyatanya, memang benar hal itu. Aku lebih banyak bahagia ket
ng diturunkan buat membahagiakan si pr
l, "ini-nih. 11-12 an
sampai
pun tetep gabisa, gue ga terima orang
in b
ipun gue gagal move on, gue
selalu bilang kalo lo itu bisa. J
a! Gua harus ingetin lo gimana lagi, hah!?" desis Jaksa. Ia
a usaha
apain aja, Lang? Siapin mental lo
, yakan? Jauhin dia aja susah! Sebenarnya lo kenap
a bisa berpikir sekarang, entah gua juga
ernah dimarahin sama orang sekalipun masalah kecil, Jak. Lo tau? Sabiru marahi
li sama lo, bukan suka sama lo! Lo udah cukup menderita, gua kek gini juga peduli sama lo, karena g
ng, Bian suka sama Sabiru. Mereka deket, sementara lo? L
kitin gua, sampai gua kehilangan semua semangat gua. Tapi
bir
lo setahun keknya belum dijawab, malahan lo kena debu cinta-cintaan. Gini, nih.
gua ga kenal sepenuhnya sama Sab
*
alam dari cewe
jaehyun bangga dape
s. Apa lagi nangisnya di depan aku, aku teras
rinya ingin menghampirinya, pad
s. Ia menghelakan nafasnya kasar. "Ngapain lo teriak-teriak
hat. "Sori bro, jadi, gue mau memperta
awab iya atau
apa lagi wajah Attaya terasa kecew
a ada urusan sama Elang, dan lebih deket sama Elang, Vi. Pas confes, Elang di sana soalnya. Lo sendiri ke
da urusan apa Sabiru sama kak Elang? Setahu gue, Sabiru ga akan gi
ncana selanju
mirk, cowo itu sudah memikirkan ide-ide u
ak
dan menatap satu pusat pada nara sumber. Ada dua c
enapa?" tanya Jaksa pelan seolah-olah d
namun, memiliki aura semangat hidup jika bersama keempat saha
owo seribu kekeceriaan. Memiliki alis tebal, anggap
nganggukkan kepalanya, kemudian menatap seke
ksa malas. "Kalian be
h kita pergi ke mana-mana." celetuk
sa sampai dianggap gay karena terlalu dekat dengan Mahe
n nih ceritanya? Kaya pacaran aja lo berdua
bercanda, kaya lo pada ga ada kerjaan apa selain gan
ggelengkan kepalan
nya serayu duduk di samping Jaksa. Mahesa yang melihat Alka du
Mahesa memandang kedua sahab
hesa serayu memijat pelipis
Alka mengulang pertanyaan Mahesa memb
a.
u. Terakhir dia melihat gadis itu, bersama Elang, karna, jarang sekali Elang berinte
rnah setuju kalo cewenya Elang itu Sabiru. Kaya,
udara segar. "Sesuatu hal yang ga bisa dip
p dia baik, Ka! Dia tuh bukan siapa-siapanya, Elang. Dia ga ada hak buat ngatur-ngat
in ... Cewe itu peduli demi masa depannya. Apa, Elang marah ketika Sabiru marahin dia?
ngan dunianya, Mahesa sibuk bermain handpone, karena, baginya, Ia
g, biar Elang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia bukan anak kecil
nyelesain masalahnya sendiri, Ka." ka
Takdir juga ga akan tau, Jak. Masalah itu setiap orang
n kedua sahabatnya itu. Takut membebani saja, c
berkaitan sama Bian
ik jadi berhenti melakukan aktivisnya. Se
l sama Bian, Jak?" ul
ang wajah melas, "Iya. Mereka kenal, ba
tidak suka dengan Sabiru, bukan masalah Sabiru dekat den
ergembira ketika bel pulang berbunyi, rata-rata anak sekol
untuk pulang bersama dengan Bian. Meskipun gadis itu menolak, tetap saja
hanya dia asik, melainkan dia tidak suka meneb
izin Sabiru sambil kekeh se
angsung menatap kearah Sabiru untuk mend
Ia juga rasanya penasaran, dirinya tuh bingung harus apa. Kata anak-anak SMK 07 Bang
ang muka galak di depan anak
cowo playboy, jadi jangan heran sama tuh cowo. Aku tuh, tipe cowo yang ga mau nyakiti
Ya, jawabannya ada yang pertama tadi, aku bukan cowo caper yang
wabannya. Sebenarnya banyak yang Sabiru ingin tanyakan pada Bian
udah tau sifat kamu kek gini
nap
y, setia, perhatian, gampang buat jadi pendengar. Ga m
anya, sebab, cewe itu mampu membuat Bian Gibraka tersenyum. "Ohh ... Kalo c
embuat alis Sabiru
m?
ga pantas untuk menangis. Apa lagi nangisnya di
lang dengan selamat." ungk
sudah di depan gangnya, tadinya Bian ingin me
cess. Jangan bilang makasih lagi, ya? In
nya aku ga enak, terasanya kaya ... Ga harga
sosok orang yang ingin terus membuat Sabiru Anan
kan kepalanya. "Iya, aku bahagia
ga bahagia kalo kamu bahagia, Bi. Terus bahagia,
dihan bukan hidup
engen kamu bahagia, selalu." j
a pasrah. "Iya-iya. Ini ud
ku, nih?" goda
an polosnya. "Anggap aja begitu. Ini udah sor
hal. Jangan lupa senyum be
." Sabiru tersen
n sudah pergi jauh dari sini. Sabiru la
i ini. Semoga, semesta juga
u rumahnya. Tiba-tiba, handponenya pun berbunyi mem
siap
wo, gausah centil sama cowo lain.
-deket sama Elang. Sekalipun lo deket dan membuat Elan