img ENIGMA: When We Are  /  Bab 4 Mau Sampai Kapan | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Mau Sampai Kapan

Jumlah Kata:2234    |    Dirilis Pada: 15/05/2025

mu." tegas pria paruh baya itu

gkahnya menjadi terhenti menatap mal

seorang duda, namun, memiliki empat anak,

g sekolah, Ayah mau ngajakin kamu dinner sa

urusan yang lebih p

sampai tidak mau ikut acara k

alah denger nih? KELUARGA GUA UDAH HA

yah Gbran bangkit dari duduk

kan? Semua hancur. Lantas, yang anda ang

npa anda sadari masih mau anggap dia keluarga atas penderitaan bun

eriak Ayah Gibran tida

nya gelisah melihat semua ini hanya diam tidak

r? Aku ga mau lagi melihat pertengkaran a

Kalo ngga, kamu habis sama Ayah,

utus cinta." canda Sabiru ketika melihat Bian

Bian? Masalah bokap

a ngajak aku buat dinner

masalahnya apa?" tan

i. Di mana rasa pantas seorang Ayah mempersilakan wanita lain di depan istrinya, Bi? Apa dia panta

gsek, Bi.

eburuk apapun dia sama kamu, dia tetap Ayah kamu. Aku tau masalahny

mu. Bagaimanapun juga, kalo siapapun yang j

rima dia, Bi. Ga ada yang bisa gan

sama? D

gia dengan keluarga kamu, anggap aja aku sebagai rumah kamu, Ian. Aku siap jad

ya istilahnya aja. Tapi arti dar

uat terima apa yang kamu belum terimanya. Tapi, kal

kaget dengan apa yang cowo itu lakukan. "Bi, aku udah anggap kamu sebagai rumah.

kenapa takdir tid

terima gitu

dengar semua cerita yang Elang ceritakan

a, Lang? Kalo lo nanti ikut, diem-diem kita semua juga ikutin lo. Biar kita s

a, Jak. Kalian ga perlu buntutin gua

membujuk kepala batu, itu susah, bahkan beribu

, kemudian langsung memotong ucapan

yang ingin membantu lo dikeadaan susah maupun senang." tu

kalo ga mau bantu coba?" Jaksa dan Alka mengangguk setuju apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu - Mahesa. Mahesa tersenyum ketika pa

kat sebelah. "Ja

ra sahabatnya memaksa segala sesuatu yang memang harus, t

as pasrah, lalu ia me

gia. Sementara Mahesa melompat-lompat dengan tertawa, so

ALAN LAGIII!" pe

Mereka memang sahabat gua, selalu mem

erikan Elang seorang sahabat.

keluarga, yang penting gua punya

*

ayang jangan

bulan o

*

› @skyho

tasya (R

bimanyu

braka (

*

i keluarga, tapi jadi robot yang harus nurut apa yang kalian mau, apa ga

h kasih untuk gua bah

*

ci

alam i

a tersenyum-senyum. Ia pun berniat untuk membalas cha

, ya ..." goda Violet kekeh

dek perempuan kesayangannya itu. "Diem. Mana papah? Jadi atau ng

"Bilang aja mau jalan sama Sabiru. Sebenarnya kalian tuh punya hubungan atau g

eknya sendiri bukan dari orang yang dinantikan. Bian melirik kearah V

, ya bang, setahu aku, cewe itu harus sering-sering dikasih bunga, coklat, ataupu

k membuat list dihandponenya leb

natap Bia

nganggu

tu yang pertama, kedua itu, cewe suka beli ya ga semua cewe yang suka, tapi ada lah pastinya. Cewe

n si ... Ada gantinya, coklat, permen, ice cream. Nov

ggukkan kep

kaan calo

ma Bian ga

ga tulip, n

lat, gue na

eli baran

permen

ice crea

nyum sampul melihat itu. "Ada juga ya, bikin cowo kulkas

em Violet. Lo anak kecil tau apa? Itu A

Ogah banget gue pacaran sama dia. Gue ma

"yang kaya gua cuma buat Sabiru, ga ada ya

ci

Selamat dinner

a-tiba menyala mendapatkan pesan

pinya memerah, bibirnya tak bisa untuk berhe

NIKAH SEKARA

*

tidak mau tau!" intruksi dari wanita paruh baya

a aktivisnya terhenti. "Elang ga akan ikut, bunda aja sam

MU HARUS IKUT TIDAK MAU TAU!"

membuat lukisan gadis yang tersenyum. Ia tersenyum menatap lukisan yang

n tidak datang dua kali. Lebih baik kamu siap-siap, awas saja tidak mengikuti semua perintah bunda.

kan nafasnya, setelahnya, ia bangkit dari d

lengkan kepalanya heran pada putranya. "Ada-ada saja, lukisan sepe

*

g setiap sudut. Banyak sekali orang, rame

? Emang mau ngapain!? Norak banget ka

bra

senyuman itu tak lupa membuat perkelahian tad

ke sana, jangan malu-maluin, Bian. Dan kamu, V

memperpanjang suatu masalah. Tak lama kemudi

Ayah Gibran serayu cipa-cipiki

nya untuk tersenyum. "Kita juga b

am kali." sindir Elang yang sendari ta

k melirik kearah anaknya itu. B

rang sopan ..." uja

rsenyum sampul

umpul." celetuk Bian serayu melipatkan kedua

Ga kaya anak saya, hanya melukis saja kerjaannya,

na saya mendidik anak saya dengan benar. t

andingin lagi.

s kaya Bian. Kamu harus bisa mencon

Sangat mengerti, namun, apakah setelah banyak hal yan

kan oleh seseorang lagi. Semesta, ap

ika melihat wajah Elang y

et, Bian." ungkap

emujinya. Memang dia tidak suka jika dipuji oleh oran

pitutur gadis seumuran dengan Violet sembari mena

dek, dirinya hanya tersenyum tipis, keti

h diperjelas juga.

ih baik kak Hira lebih banyak sadar.

"gua bukan cowo modelan brengsek

dengan adek tirinya itu, terlalu terpesona. Kepalanya

Malu-maluin aja. Kasihan itu, Hira. Minta ma

ga apa adanya, jadi, sesuai

ah nyakitin hati kakak gua, lo pikir lo ga bre

isyarat menggelengkan kepalanya. "Udah, Elang. Gausah bi

kenapa malahan kakak jadi belain dia? Kak

anya melotot seolah-olah tak terima jika ade

kak? Apa perlu diulangin

GA MALU SAMA NAK BIAN SAMA NAK VIOLET? KALI

tidak adil untuk dirinya. Bian selalu me

ebagai keluarga, tapi jadi robot yang harus nurut apa yang kalian m

u pilih kasih b

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY