hut Sukma ketika baru
ng? Apa banyak kerjaan ya, Mbak?" tanya Pak
anti. Saya masuk dulu, ya, Pak," sahut Sukma, k
a Pak Dadang sambil merap
kan beberapa bungkus roti sobek yang sudah dibelinya kema
ntuk dibagikan setiap pagi, ia tidak hanya membagi makanan, tetapi juga menyebarkan kebahagiaan dan ke
enyelesaikan laporan yang belum beres sebelum rapat pagi. Dengan ketepatan dan kecepatan dalam beke
.. tinggal yang satu ini ... dikit lagi. Ayo semangat!" ka
i dan kerjaan cepet beres." Kedua tangannya diangkat ke
siulan kecil. "Selamat pagi, Sukma. Kok pagi-pagi u
in, hukumannya harus datang pagi-pagi bua
'kan?" sahut Sigit sambil menuju ke pantry yang t
belakang sambil tertawa,
" Sukma menuang air panas di atas kantong teh dalam gelasn
atu, teh yang Sukma siapkan untuk mereka pun siap. Me
atanya, Pak Bos mau digan
n ngadi-ngadi lo
sebelum masa pensiunnya tiba, ada orang yang akan gantiin. Biar d
i. Pak Budi akan sampein berita ini d
h kerja. Mau atasan siapa, kek? Kita memang harus kerja. Ya nggak?
gak bisa liat berantakan dikit, nggak suka ada yang ngerumpi, dan yang lebih pa
sering telat, bisa habis gaji
idur. Ada baby, di rumah gue. Besok gue usahain biar
ntor?" tanya Sukma penasaran, seper
di yang akan memperkenalkannya
elanjutkan pekerjaannya. Mereka mempersiapkan
membuat laporan, maka ia yang merapikan r
tu. Laporan aku belum selesai
a dulu laporan kamu. Biar aku yang rapii
g tidak terlalu banyak, keakraban dan kenyamanan antar rekan kerja sangat terasa. Mereka terlihat
jarinya dan tersenyum ceria. "Aku cinta kamu, Sukma!" serunya sambil
," sahut Sukma ket
udah rapikan ruangan rapat
ah,
ih sebelumnya," kata Pak Budi sambil tersenyum yang kem
angsung mengambil tas kerja Pak Budi
k Budi manggil kamu tuh. Katanya lupa mau bicara sa
ra menyelesaikan tugasnya da
snya, Sukma mengetuk dengan pel
intu ruangan yang mema
a," ucap
ini kamu ada tu
Emang ada
ut Pak Budi sambil m
k?" tanya Su
Bapak Arka. Dia orangnya perfeksionis
" tanya Suk
mu yang bisa Bapak andelin," kata Pak Budi hati-hati. Ia tahu Sukma pasti akan
kelihatan bingung banget?" tanya Sukm
ta ada satu orang yang menjadi sekretaris dia. Selagi kita menunggu sek
Saya suka Bos itu kayak Bapak. Asyik orangnya." Sukma menggerutu dan melanjutkan kata-katanya sambil b
ngan Pak Budi. Bahkan hampir semua urusan kantor, Sukma tutup mata mengerjakannya. Seh
Ma?" bujuk Pak Bu
i ..
at melunakkan hatinya. Akhirnya, dengan cukup berpikir, ia pun tidak kuasa menol
aris barunya, ya. Nggak pake lama!" Su
taris untuk Bos baru," kata Pak Budi sambil
ong Bapak," sahut Pak Budi sambi
uar ya, Pak," sahut Sukma sambil ber
arangnya. Ia sudah ada janji bertem
Bos baru, ya. Si-Perfect," canda Sukm
pa, gimana dengan kami?" sahut Dewi yang paling ketakutan me
.." Sukma tertawa kecil sa
iap mengendarai Motor Mio-nya yang
nya. Sukma terkejut saat hampir menabrak mobil tersebut. "Aw ...!" teriak Sukm
ia mendekati mobil, "Kamu ...!" Sukma tidak bisa menyelesaikan kalimatnya,
*
adalah kunci