unia mimpi yang menakutkan. Dia segera duduk dan bergeser mundur sambil menatap
u Clara, dengan air mata yang
naik ke ranjang. "Richard harus menyadari dampak dari perbuatannya. Dia
kan datang dan membawakan uangmu, kita
t dia tak bisa lagi merasakan ranjang yang baru saja diduduki. Tubuh pria itu meng
mungkin terjadi, ayahmu takkan lol
gundikmu. Pekerjaan rumah atau apa pun yang
erdasan yang tajam. "Kenapa? Apa kare
tak memilikinya lagi, jadi tak ada hal bern
up. "Percobaan yang bagus, Nona Whitmore. Kau berbohong hanya untuk me
ak ber
egitu, mari kita
gsung meninggalkan kamar dan melangkah menuju pintu keluar. Dengan hati yang berdegup kencang, dia berusaha me
nya. Dari pintu itu dia menemukan halaman asri yang disuguhi pemandangan lampu-lampu kota yang bersinar. Pagar setinggi pinggang melingkupi halaman tersebut,
ari gedung ini." Keindahan itu te
Blackwell ada di kedua matanya. Dengan perlahan
dip saat dia memeriksa bekas gigitan di tangann
yang akan didapat jika dia melompat bebas. Jujur, dia masih ingin hidup, ingin bertemu dengan ayahnya meski tak tahu bagaim
lepaskan
Nona Whitmore," desis Tuan B
gkah nekat membawanya memanjat pagar, tapi tak lama kemud
menjauh dari pagar, lalu berucap teg
i demi sebuah pembebasan, tanpa menyadari bahwa Tuan Blackwell sudah siap mengambil langkah drastis. Dengan gerakan tiba-tiba, tubuh Clara diangk
am. Tuan Blackwell hanya menyaksikan tanpa ekspresi-perjuangan Clara naik ke daratan, berakhir mematung di suatu sudut, dan memeluk tubuh yang gemet
ra, mengulurkan tangan dan ber
ra. Dia tak habis pikir dengan kata
yang keras kepala," ucap Tuan Blackwell s
skan
at bahu Clara, dan dengan tegas mengatakan, "Aku tak punya banyak waktu untuk mengurus hal tak pen
ah jika itu tentang keselamatan ayahnya. Dia han
valuasi. "Kau membuat keadaannya menjadi rumit dan merepotkan." Dia bers
k berniat menerima kebaikan dari pri
tawaran lain, "Ingin aku mengeringkannya untukmu? Tapi aku t
nya disadari oleh Tuan Blackwell
lusuri tubuh wanita itu. "Air kolam sudah membuat pakaianmu ba
un, mata Tuan Blackwell terus memandanginya. Tak punya opsi lain, Clara terpaksa
kok dengan gerakan tenang. Dia menikmati waktu menunggu sambil menata
*
ia menuju kamarnya, masuk tanpa mengetuk pintu, han
ll membaringkan Clara di ranjang. Saat hendak menarik selimut, dia baru menyadari bahwa pakaian yang dikenakan oleh wanita itu adalah kemejanya. Senyum tip
tidur Clara. "Hanya perlawanan kecil sudah membuat seorang putri keras kepala kelelah