lumn
, dan dengan langkah berat keluar kamar. Dia memelankan langkah saat mendengar suara dari lantai bawah. Masih di anta
berani mel
ngkinkannya mengintip perbincangan di lantai bawah anta
ini kesempatan bagiku untuk lep
h. Dia menapaki sentuhan dingin marmer dengan gemetar, meraba-r
si tanpa harapan bisa melakukan apa saja untuk keluar
apakah orang tanpa harapan yang s
itulah yang mematahkan lamunan, membuatnya refleks mengeratkan pegangan pada pagar kaca. Kilatan
menyerobot. "Halo, Nona Whitmore. Seharusnya kau be
dalah dokter yang memeriksamu. Kau terkena demam, dan aku d
u akan me
ll dengan mudah membacanya. Meski begitu, pria itu bi
datang kemari untuk membantumu,
tangan Dr. Monroe penuh harap. "Terima kasih, Dr. Mon
ien yang terkena demam, tapi Clara membuatnya s
ackwell berkata dengan nada yang tenang, "Dia me
a melakukannya, karena hidupku juga bergantung pada Damon." Raut putus asa di wajah Clara membuatnya tak tega,
ampingnya, memberikan isyarat tak langsung bahwa berbagi ti
n kebingungan. "Apa?" tanyanya, seol
tajam. "Kau tak mem
erut. "Hah?" Ekspresinya
kemari untuk memeriksa kondisi Nona Whitmore di jam padatku, ta
tanya Tuan Blackwell
ang harus diwaspadai."
a berbicara empat mata. Setelah menemukan strategi yang tepat, di
Clara pergi, tapi tangan Tuan Bl
Kalian tunggu di sini,
ackwell pergi, dan dengan cepat dia
anya Clara dengan nada tak sabar, kera
lunjuk di bibirnya sendiri. "Aku
uah kartu dari saku dan memberikannya kepada Clar
ng mudah untuk ditipu. Jika berhasil keluar dari sini pun, bukan berarti kau benar-benar bebas. D
ulakukan?" Suara Clara
a. "Untuk saat ini, i
u tak bisa mengikuti keingi
membahas tentang dirinya yang diminta menjadi gundik bagi Tuan Blac
. Monroe dengan ra
h. "Aku ... tak bis
Blackwell muncul. Kehadirannya sudah menjadi pusat bagi d
" ucap Tuan Blackwell de
kopi. Sementara itu, Clara baru sadar bahwa dirinya masih memegang kartu nama sang dokter, dengan cepat dia menyembunyi
katakan, Dae. Hubungi aku jika ter
hanya tersenyum pada wanita yang tampak begitu sedih, memunculkan simpati baginya yan
diri di penthouse. Saat semua orang pergi, Clara langsung ambruk duduk di l
*
Dr. Monroe. Kartu nama sang dokter sudah memberikan jawaban, tanpa
da. Dr. Monroe, sebagai dokter yang memprioritaskan pasiennya, mun
terbuka. Kekhawatiran mendorongnya keluar dengan cepat, mencari C
a dengan suara keras sambi
ckwell lega akan hal itu. Namun, ketidakpuasan masih membaya
a terpaku pada sosok Clara yang berdiri di dekat kitchen island, memegang se
kegelisahan yang menguasai sebelumnya. Dia enggan membahas s
n sesuatu di belakang tubuhnya saat dia mendekat, membuat ekspresinya kemb
ng. "Biarkan a
ba-tiba merasakan sesuatu yang dingin di sana. Dia semakin meng
ekotak es krim. Kemarahannya sirna sekejap mata, be
a akan meloncat dari gedung,
nghilangkan harga diri untuk mengintip dapur musuhnya. Dia tak menyadari bahwa Tuan Blackwell sudah kembali
rasa lapar dan ingin mengenyangkan dirimu. Tapi," matanya menatap kotak es krim, "ken
a yang ada," jawab Cla
berbohong dan perlu membuktikannya. Namun, sesuai
"Aku melakukan perjalanan ke luar kota sebelum b
u. "Aku memang bukan pria baik, tapi tak seburuk itu sampai membiarkan orang yang tengah sakit men
salah akan keadaannya. Meminta makanan dar
mbuat wanita itu tersentak. Awalnya ingin marah, t
tapi kau jelas memaksakan dirimu." Setelah berkata, Tuan Blackw
nkan
protes Clara. Dia terus melangkah dan menaik
kalau terus bergerak," kata
lambat, sadar bahwa dia tak bisa m
epi ranjang, dan meraih ponselnya dari nakas. Dengan c
a paket makan siang untukku? Aku i
ell. Ke mana saya h
e penthouse.
ya, menatap Clara yang memalingka
i sekali lagi, dia harus berkompromi dengan kea
pada ponselnya. "Aku dan No
l dengan persamaan
elai pakaian wanita untuk Nona W
nita yang terselimuti. Tatapan mereka bertemu da
tahu agar Silas bisa membelinya? Tapi jika kau keberatan, aku tak masalah melihatmu