jaan apapun di tangannya. Mereka tidak merasa bersalah sedik
raya mengajak Yuna singgah ke toko sepatu. Padahal di
atu, terdengar seruan seorang wanita
, Yu
ya menoleh, k
nita berpakaian kurang baha
itu, langsung menyambut mereka
na?!" Soraya bert
ewi. Dulu mereka sering kok maen ke rumah, tapi tante saja yang tidak perna
n bukannya menyapa Soraya, tatapan ke
ka bertanya setengah berbisik, sambil tatapannya tidak l
ku, Ivan. Sebentar la
aku
Dew
na lagi. Namun Ivan hanya membalasnya dengan anggukan kecil, sambil mengangkat sedikit
rsalaman dengan kedua wanita
gan wanita yang mempertont
seperti ini, kalau masih ada kenalin ke aku, do
sung disambut gelak
Dewi tidak keras, namun Iva
mosi, apalagi mendengar suara tawa me
u, dia segera menarik tangan Yu
anjut lagi ... nt
ar sampai rumah aku telepon!" pamit Y
ng melirik ke arahnya sambil berbisik-bisik, bahkan tid
jika Ivan m
ng tidak mengenal
upakan CEO sekaligus pewaris tunggal dari Sanjaya
usia 25 tahun, pada sebuah universitas terkemuka di Amerika. Saat berusia 27
lalu, dia telah berhasil mengembangkan perusahaannya hingga ke asia, dan me
enghiasi sampul majalah bisnis, da
dia lokal maupun asia yang berlo
yak yang tertarik den
jauh dari gosi
engembangkan perusahaannya, tidak ada gosip ne
ngusaha muda, Ivan juga dianugrahi wajah
elang yang menawan, menjadikan ketampanannya sedikit berbeda. Hidungn
halus di sekitar rahang dan mulutnya, serta rambutnya yang s
lang Ivan miri
angat mengilainya, dan bermimpi untuk
sejuta kelebihan itu, kini hanya
an para wanita itu, kini terlihat mengekor di belak
ya, karena mengenalnya atau tidak, yang jelas, Ivan sekaran
!" panggil Ivan d
menghentikan langkahnya,
raya bertanya denga
rusan, jadi tidak bi
ang ada di kedua tangannya ke tangan Soraya dan Yuna, lalu
sama kita?" Soraya ber
a menatap kepergian
a kalinya ada pria yang
cari perhatiannya, bahkan rela melakukan
annya pergi begitu saja meninggalkan
ranya dia membawa sem
tai. Tangannya memerah, dan terasa keb
bagaiman
ungkin juga kita melanjutkan be
untuk pulang, uang pemberian Ar
semua barang ini ke mobil dulu, setelah itu, kita kembal
aku sudah gak mo
iletakkannya di lantai, lalu dengan susah payah,
nti sebentar untuk istirahat, sebe
nt, jauh dari pintu keluar mall. Bisa di
kan seluruh tenaganya untuk mengangkat barang, yang jelas sekarang telapak ta
Yuna juga kesulitan menghentg kemudi dengan kuat, se
sih sedikit lebih ringan, tangannya hanya memerah saja, t, atau dia dulunya seorang penjual jamu gendong, s
ana sekara
lan
dulu sebelum pulang. Ini jug
mua barang tadi, namun dia juga se
an, akhirnya dia menye
ke restoran biasan
GOOGLE PLAY