ini, Creya mengurung
membiarkan cahaya matahari masuk kini tert
saja di meja kecil di sudut ruangan, menunjukka
walkan, sesuatu yang sangat tidak biasa bagi dir
ar pada kejadian saat makan mal
yang dengan mudah merebut perhatian Tyson, membuat s
af pada Tyson, dan semuanya akan selesai," gumam Creya kesal sambil memeluk bantal erat-er
onjak kaget, matanya membelalak melihat Gever berdiri di ambang pintu. Wajahnya terlihat m
r memenuhi ruangan, membuat Cre
"Berhenti menyalahkan orang lain atas kegagalanmu sendiri! Kau pikir dengan mengurung diri seperti
ta apa. "Aku juga sedang berusaha untuk membangkitkan diriku sendiri pa, aku sedang merencanakan sesuatu untuk memba
tu bukan cara untuk menyelesaikan masalah. Bangun dan lakukan sesuatu yang berarti, atau kau akan kehilangan segal
dekati, kecuali kalau Beatrice yang melakukannya!" bentak Creya, suaranya bergetar antara kesal da
, lalu membuang napas
menarik gorden tinggi besar dengan kasar, membiarkan cah
ai wajah Creya, membuatnya memalingkan mu
bakat, dan memiliki karier yang sukses. Kamu adalah putriku, darah dagingku. Kamu punya uang, kuasa, dan segalanya. Bagaimana bisa ka
kamu lebih dominan, lebih percaya diri, maka kamu akan menang. Kamu harus tahu cara memainkan permaina
kaca. Ada campuran rasa terluka dan keraguan dalam dirinya. Na
uk mengalahkan Beatrice, tetapi keyakinannya se
i dipenuhi cahaya matahari. Suaranya rendah namun tegas, mencerminkan sosok p
apkan dengan penuh perhitungan, seolah-olah ia sedang memberikan arahan dalam strategi perang. "Dengan kamu menyingkirkan Beatrice, kamu akan memil
perlahan mengalihkan pandangan dari ayahnya ke lantai, p
akal. Wajahnya yang sebelumnya terlihat frustrasi dan penuh kemarahan kini berubah.
umamnya pelan, lebih k
Beatrice tidak ada, Tyson tidak akan punya alasan untuk menolakmu. Jangan biarkan dirimu kalah
i. Bibirnya yang semula mengatup rapat akhirnya tersenyum tipis. Ia kini mengerti bahwa untuk
*
terasa berat namun nyaman. Cahaya matahari pagi menem
njadi jelas. Yang pertama kali tertangkap oleh matanya adalah sosok yang m
i six-pack terlihat sempurna, se
hari yang menembus kaca, memberikan efek dramatis y
erlahan melewati garis rahangnya yang tegas. Setiap gera
nciptakan kontras dengan kulitnya yang hangat. Kalung itu seperti simbol, men
enelan ludah. Pemandangan ini bukan hal baru baginya-ia sudah sering mel
uk diabaikan. Ia merasa seperti terperangkap
i pria itu, dari tubuhnya yang berotot, rambut basah, hingga tatapa
nya menolak. Dalam hati kecilnya, ia tahu-Tyson b
tak sadar sedikit gelagapan. "Kamu sudah bangun?" suara Tyson terdengar datar, dingin seperti bias
kegugupannya. Ia langsung bangun, duduk tegap untuk
mbuatnya semakin sulit mengendalikan diri. Tyson d
aja menghindari kontak mata dengan pria itu, takut apa
mana dengan Nyonya Mera?" tanya Beatrice dengan nada cema
akal-satu-satunya yang ia pikirkan hanyalah bagaimana meng
, seperti sedang membaca pikirannya. "Kau tidak perlu memedulikan mereka,
ekilas. Namun tatapan itu saling bertemu, dan waktu seolah
ali, tetapi di sana ada sesuatu yang l
keras, dan ia tidak mengerti kenapa dirinya begit
ngan di hadapan Tyson, tetapi ka
ra yang begitu mendominasi. Beatrice tidak yakin, tetapi satu hal ya
ce hingga wajah mereka sali
! Tak boleh seorangpun memilikimu, termasuk Lowis atau siapa
lah terfokus dan terpusat pada mata elang
tanya Beatrice membuat Tyson m
uk Beatrice terasa
mu di atas kendaliku. Semua kehidupanmu, adalah milikku!" tek
tepi ranjang dan menyambar ka
eringati Tyson sebelum ia
i ranjang, pikirannya seolah
k hipnotis baginya? Kenapa i
, cara ia memandang Tyson bukan lagi sebagai seorang atasan
memungut semua bajunya dan pergi ke k
sa malu dan jijik, namun di satu sisi, ia tidak bisa mengelak,
ngenal pria lain yang lebih baik darinya batin
pergi dari sana. Hari ini jadwalnya
yang begitu lezat sungguh menggoda pe
ggoda selera ma
t masaknya, seharusnya Beatrice yang ada di sana
n siang saya baru bisa kembali ke kantor, hari ini jadwalnya saya menjenguk ibu di r
annya di atas piring yang sudah ia tata rap
ntahnya singk
lepas apronnya dan duduk berhadapan dengan Beatrice, ia
p Beatrice begitu i
n pertamanya, sungguh lezat dan
an atau percakapan yang terbuka untuk menghi
ragu ia berbicara, "Apa boleh saya minta cuti dua har
utnya dengan tisu dan menatap B
lain, aku tidak mau orang lain mengurusku!" Beatrice menelan salivan
nannya, apa yang kau harapkan da
get kala kedua kakinya dihimpit
duanya, jadi laporkan apapun yang kamu lakukan padaku, mungkin aku bisa membantu atau memaham
guk dan menarik kedua kakin
naik ke lantai atas meninggalkan Beatr