hnya tegang, penuh tekanan. Tak ada waktu untuk basa-basi. Langsung saja ia menelusuri lorong ka
erat, "bagaimana dengan nomor
as panjang. Raut wajahnya menun
sekali pakai. Aku tidak bisa melacaknya k
ngerut. "Apa maksudmu
dan langsung dibuang. Kami hanya bisa melacaknya jika si penelepon berbicara lebih dari sepuluh menit. Itu akan memberi k
lahan. Lalu satu kalimat Kezi berikutnya
hu nomor teleponmu? Dari
duduk di kursi terdekat. Matanya kosong menatap lantai, pikirannya kacau. Ia belum sempat memikirkan itu-
dari kejauhan, kini mendekat dan i
mendapatkan nomor ponselmu dengan mudah jika tidak ada yang memberitahukannya? Atau... kalau dia
ng sudah mengusik benak Grey sejak tadi malam. Tapi mendengar orang lain mengucapka
sesak memikirkan Launa. Segalanya mengarah pada satu hal: Lau
banyak pertanyaan. Haruskah ia memberitahu mereka? Tentang apa yang sebenarny
tu hanya akan me
r, tapi pikirannya ri
ar dari balik pintu ruangan. Ia bersandar di kusen pintu dengan tangan m
tor yang putih dan kosong. Udara dingin dari pendingin ruanga
. Su
ahan pelan kelua
pi untuk sekarang... ia hanya ingin melindungi Launa. Bah
nya ke kursi, lalu menatap
arin kita dapatkan?" tanyanya. "Apa BFN
saling berpandangan,
ng pagi-pagi sekali dan memperingatkan kita... agar menghentik
asnya memburu pelan, lalu dengan
al di atas meja.
pada dirinya sendiri daripada orang lain. Ada yang janggal, sangat j
h kebimbangan, Grey menatap
utup pintunya,"
pintu ruangan rapat. Klik. Suara kunci otomatis terdengar
mendekat ke arah Grey, merapatkan posisi
u..." suara Grey pelan namun tegas,
resi mereka berubah seketika. Mores m
eman, dan kau tanya seperti itu?" kel
uk setuju, meskipun wajah mereka
r bodoh. Tapi kali ini berbeda. Ini bukan sekadar
tapi ia tahu satu hal: ia tidak
m, Grey berkata cepat,
... aku sud
Bahkan bunyi detak jarum jam d
i akh
k di antara
sedang bercanda, kan? Jangan menghibur kami
?" Kezi tergelak samb
an merespon seperti itu. Tapi ia tetap menat
i Grey mulai menyadari sesuatu.
, ya?" tanyanya hati-hati. "K
ejenak menghinda
pada ketiganya-mereka adalah satu-satunya orang ya
la, lalu menunduk sedikit un
h, "penerjemah bahasa i
a saling menatap
a
iga berseru bersama
mpir terjatuh dari kursinya, Naco tertawa sampai air mata keluar, dan Kezi mene
s Launa saat ada wanita lain yang jauh leb
a pria kecuali kau," sahut Kezi menimpali
yah yang lelah dengan ulah anak-anaknya. Tapi jauh di dalam hatinya, a
eka berlebihan, ia tahu mereka akan memban
sung berhenti saat meliha
anya Naco untuk
t ini meski mereka masih tidak percaya de
ika suami Launa adalah Grey Massimo, pria paling cuek
n!" Ucap Grey terdengar sangat p