an di Ped
i kehancuran. Benteng yang runtuh mulai dibangun kembali, dan rumah-rumah rakyat kembali berdiri
dan menghormati para pahlawan yang telah gugur. Di tengah keramaian, Niken Wulandari berdiri di at
semua. Namun, jangan lupa, perdamaian yang kita nikmati hari ini adalah hasil
bar megah, ditemani pedang Wesi Wangi yang berdiri
-
ka yang Bel
nghantui istana. Para pengkhianat telah dihukum, namun b
mandangi peta kerajaan dengan pandangan kosong. Jenderal C
ini aman sekarang. Anda telah membuktika
aimana jika ancaman baru muncul? Bagaimana jika pe
satu, tidak ada musuh yang bisa menghancurkan kita. Anda buka
hati Niken. Ia tahu, perjalanan ini be
-
temuan denga
ke istana. Ia adalah Wirajaya, seorang pendeta dari desa terpenc
suara rendah, "aku membawa kabar
Wirajaya menjelaskan bahwa meski ancaman besar te
ah kekalahan mereka," katanya. "Mereka akan
ening. "Apa yang ha
ya. "Perang yang lebih besar mungkin akan datang, tapi sel
aan ini membutuhkan lebih dari sekadar kekuatan militer; persatuan
-
enemuan Ma
tang yang bertabur di langit. Hatinya dipenuhi perasaan campur aduk-kebanggaan,
yang mampu mencintai rakyatny
menangan tidak hanya diukur dari pertempuran yang dimenangkan, tet
-
ji di Balik
usus di aula besar istana. Ia mengangkat pedang Wesi W
ambang keadilan, keberanian, dan kesetiaan. Aku bersumpah, selama pedang ini
t harapan dalam sosok Niken, seorang pemimpin yang b
-
an di Uj
emandangi bunga-bunga yang bermekaran, seolah mengingatkan bahwa meski
ak tantangan yang akan datang, namun ia percaya, dengan persatu
g, Niken tersenyum kecil. Ia men
uk tanah air ini, aku
-
k
ajaan Pedang Wangi mencapai akhir yang indah. Meski ancaman selalu men
*
di Bawah Langit
langit ya
ngi kemba
elah be
erukir abadi di
iri di alt
a Wesi Wang
adar peda
rapan, dan kead
bukan untuk kem
inta yang ta
ni, pada pem
melindungi de
ati, luka tak se
ianatan masih b
tara, angin m
g baru mungkin
i, langit tak m
bersinar, terang
ndang, ia
adalah kemen
gi," ia b
semata, tapi
berdiri di
ernah redup, takk
meluk sum
engar janji
angi, tanah
mbali, dalam da
_
nder the Sky of
he sile
Sword is
rm has
orever engraved on t
at the alta
d Wesi Wan
t a ste
hope, and fai
eer, not for
unwaveri
nd, on the
protect with
he heart, the wound ha
etrayal still w
north, the wi
ew wave
he sky does no
ne, bright an
ks, she k
is the tr
gi," he w
word, but an
I stand o
ll never fade
mbraces
eard the sac
Sword, land
ain, in pea
unter dem Himmel de
m stille
chwert kehrte
rm ist
sind für immer im Land
am Altar der
änden glüht
ein Stah
echen, Hoffnungen
belten nicht nu
erschütterl
and, auf ihr
t, mit Leib und S
rzens ist die Wunde nic
Verrats flüstert
den bringt der
eue Welle k
t ist der Himme
hten hell und v
, sie wus
den ist der
gi", flüs
hwert, sondern ei
auf diesem
schwächer werden, es
l umarmte
e das heilige
e Schwert, das
mich wieder, in F
*
劍香天
的天
恢復
雨
永遠銘刻在貴
站在歷史
esi Wan
是一把
的承諾,
,不只是
堅定不
上,在他們
用身體和
落,傷口還
影仍在輕
方,風帶
潮可能
晚天
,明亮充
一眼,她
才是真正
Wesi W
一把劍,更
還在這
不會暗淡,永
擁抱
到了神
之劍,騎
和平與愛
*
تحت سماء ا
سماء ا
العطر إل
رت ال
محفورة إلى الأب
على مذبح
يتوهج وي
سيف من
لصادقة والآم
س، ليس فقط م
أجل الحب
لأرض، وعل
ى الحماية با
القلب الجرح
لا يزال ي
شمال تأتي ا
ديدة قد ت
ة السماء
ة ومشرقة وم
كين، عر
هو النصر
وانج
سيف، بل
قفاً على
ك أبدًا، ولن
احتضن
اس الوع
لعطر، أر
رة أخرى، في
*
e E