s yang bersembunyi di balik tirai kamar Zaira. Gadis itu duduk di tepi tempat tidurnya, memelu
sar sang ibu, tatapan dingin sang ayah, dan senyum penuh kebohongan dari k
un, hatinya semakin dipenuhi dengan tekad untuk menemukan jawa
satunya tempat ia merasa aman. Di ruang tamu rumah kakeknya yang
ku ingin tahu... kenapa aku selalu diperlakukan sepert
"Zee... ada sesuatu yang harus kamu tahu. Sesuatu ya
n sebuah kotak kayu kecil. Ia menyerahka
. "Di dalamnya ada surat-surat dan dokumen y
tua, foto-foto hitam putih, dan sebuah buku harian yang usang. Saat
k dalam pernikahan yang penuh tekanan dan ketidakadilan. Rania menulis tentang rasa terpaksa
satu halam
penderitaan yang aku alami. Tapi aku taku
berdegup kencang. Apakah ke
an bantuan kakeknya, ia mulai membuka kotak-kotak penyimpanan
iran Zaira bukan hanya sesuatu yang diabaikan oleh
si keras agar Rania-ibunya-membuang bayinya yang baru lahir. S
ebuah beban, Zee. Bukan hanya karena mereka tidak siap, tapi k
sedih. Selama ini, ia mengira itu semua karena dirinya tak berharga, tapi
membiarkan kata-kata kasar dan tatapan sinis menembus hatinya. Deng
tu. Arga, yang sejak kemarin mulai dekat denga
jadi pemberani, Zee," kat
, sesuatu yang sudah
ang mengetahui ada sesuatu yang berubah pada Zaira
kamu jadi seperti itu?" suara ibu menganca
u terus diperlakukan seperti bayangan yang tak
i. Ini adalah perang yang harus ia menangkan, bukan hanya unt
langan tempatnya karena perhatian orang tua kini mulai terpecah. Persaingan dan kecemb
bunya di dalam lemari. Surat itu berisi pengakuan bahwa Zaira bukanlah a
membaca kata-kata itu. Ia merasa s
no berikutnya dipenuhi deng
ini, Kakek? Siap
anjang, lalu memegang t
ungkap, Zee. Tapi aku di sini, aku akan meli
keluarganya yang selama ini tersembunyi. Ia menyadari bahwa ia bukan hanya korba
aran baru saja dimulai. Di balik setiap luka dan pengkhia
in, menatap bayangannya sen
sebenarnya. Dan aku akan men