a tidak dapat menolak lantaran sang suami terus mendesaknya, dengan
ahnya kamu lebih akrab dengannya seperti saudara kandung sendiri. Toh, aku lebih merasa t
n, Nayla seakan tak d
rna putih itu membuat kesan nyaman dan damai. Namun kenyataannya tak seperti itu bagi wanita yang memakai blazer abu-abu, dia ter
nta tanda tangan Anda. Bukan
tru sibuk bolak-balik berganti pakaian di ruang pribadinya yang menyatu dengan ruangan kerja
epan Nayla. Jemarinya mulai menggoyangkan pena di atas kertas putih tanpa matanya ikut menatap ke benda itu. Kedua netra hazel itu terus men
alam dadanya yang berpacu lebih cepat, seolah merasakan hal lain saat Alvaro menatapnya intens. Mata hazel kebiruan itu seolah magis untuk Nayla. Dit
pesona, tak terkecuali dengan Nayla. Wanita itu be
an dari Nayla. "Kenapa kamu terlihat buru-buru sekali? Mau kemana pagi-p
erangkat lebih awal untuk menghindari kem
asa kesal hatinya, lantaran Al
ing kemejanya, sembari menyeringai terhadap Nayla. "Satu lagi. Kamu memanggil saya bapak agar saya memanggil kamu ibu, l
ya. "Dasar jomblo! Makanya cari pasangan biar ngg
sinis pada punggung
anggil Anda kakak?" jawab Nayla pada akhirn
*
ya tegas menunjukkan amarah yang keluar dari paras pria itu. Tangan kek
anpa ingin bersikap sopan, pria berjas navy it
sama seorang wanita menoleh
yang tidak lain adalah Nayla, sang adi
a itu berada di sini, sedangkan dia juga memiliki agenda rapat di tempat lain? Nayla semakin merasa
rcantum pada surat kontrak?" tanya Alvaro dingin. Sorot matanya mengint
u pihak Anda untuk mengganti utusan pertemuan kali ini."
aya tidak akan segan-segan membatalkan kerja sama ini," ancam Alvaro. Tangan
lalu menoleh ke arah belakang. "Lain kali kita ngobrol lagi lewat p
elum Alvaro kembali menarik tanga
obil pria itu. Pergelangannya terasa memanas seb
anya melakukan tugas dalam pekerjaan, apa ada sesuatu yang sala
u. Jika tahu yang akan kamu temui adalah dua lelaki itu, aku akan membatalkan pertemuanku dengan klien lain. Untung s
setelah mendengar ucapan Alva
enoleh kepada Nayla, kini raut wajahnya kembali dingin
teman lamaku. Kami satu kampus dulu. Memangnya kenapa? Mas Alvin saja tidak membata
aat menyadari tatapan Nayla me
mempercayakan keselamatanmu kepadaku. Aku hanya tidak ingin dia k
ubuhnya terasa lelah untuk t
erintah dari Alvaro. Sepanjang perjalanan Nayla hanya diam, dia tak
di sini saja
itu secara mendadak membua
panku?" Alvaro menata
asnya kasar. "Tidak, aku ha
varo langsung memotong. "Apa kamu
beli susu program hamilku yang telah habis. Ka
g jawabku. Aku akan mengantarmu sampai ke apotek depan."g tidak dia sukai untuk mengantar seorang wanita bepergian. Seperti yang dia lakukan pada para mant
berhasil membuat keduanya men