. Kau salah. Aku salah? Maksudmu? Bukan karena dia pergi sebelum kau miliki, kau rasa kehilang
na
as bebarengan dengan kelua
! "H
ini kau ma
g, Krystal akan me
an menjemputmu u
kantin kampus bersama Krystal karena
telpon terdengar
kupikir kita bisa mengh
mbahkan untuk mereda
adalah milikku sepenuhny
aku menutup telpon dan mulai ber
i kampus. Entahlah, aku sangat menyukai aroma parfumku ini dan setiap kali aku bisa men
hkan usaha yang ekstra agar tampak cantik. Jadi aku cukup menggunakan
jika kau tersenyum, jadi jika kau berte
a untuk menghalau pikiranku. T
arkanku, segera kusambar tas dan l
au mel
id
pandai berb
an Krystal. Ya! Aku mema
au sudah tau?" Krystal
nta
au, kurasa lebih baik jika
at untuk mengorek lebih dalam apa yang dia maksudkan.
mobil Krystal sudah me
unggu kedatangan kami. Benar saja si empunya keluar dan bersandar pada pintu mobil
at dengan beberapa paper yang sedang kukeluarkan dari tasku
endengar suara seksi yang denga
suara manja milik Krystal yang sepert
antik, sangat cantik. Sayangnya terkadang ekspresi Krystal kelewat dingin, namun kupikir disitulah peso
menunggumu." Aku hampir me
na perginya raut dingin ratu es ku? Namun, atensiku teralihkan dengan soso
k mau keluar?" Suara Krystal
nganku. Bena
buka pintu, suara
ia sud
g sudah
mbuka pintu dengan nada t
lah meminta persetujuan namun Nathan hanya mengatakan, "Biarkan Aluna mengetahui se
Nathan adalah orang yang hangat dan lembut, mungkin itu yang membuat Krystal luluh. Bukan perangai Nathan untuk mengabaikanku. Aku adalah sahabat Krystal dan karena Natha
ku dan ingin beranjak,
na
t dan badanku gemetar hebat. Aku jelas hapal dengan suara bariton itu. S
una
in kakiku masih cukup kuat untuk menopang tubu
papper yang akan kukumpulkan, aku sudah tak peduli dengan
uli dan mulai beranjak pergi, namun kurasakan tanga
mau k
u, lengan yang sama ketika kupaksa untuk ikut melangkah kemanapun kusuka. Beralih ke leher kokoh dimana aku sering melingkarkan lengan saat aku ingin bermanja dan menggodanya, sedikit ke atas kearah bibir tipis yang tidak pernah bisa mengatakan tidak padaku. Hidung tinggi yang seringkali dia gesekkan kehidung mungilku, sat
n perlahan. Kini aku sep
" Kudengar kalimat itu
nanyakan 'apakabar'? Sungguh dia ingin tau kabarku? K
auh darinya. Kupaksakan senyum yang ham
dengan tekanan dan arti yang bahkan
i. Aku jengah dan mulai melangkah,
mau k
el
h kita
rlu dibicarakan?
terpaku dan seakan tida
pertanyaanku sebelum meminta dengan tidak
ahkan dia lupa kalau tangan itu pernah dengan muda
lemah. Kesabaranku habis! Ku
Kukebaskan langkahku da