ngan. Semua juga begini kalau baru pertama. Coba kamu tutup mata, tarik nafas dala
dia membimbing penisku untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk bisa menembus vaginanya. Begitupun dengan pi
pur ngilu juga nikmat yang tiada tara. Nikmat dari gesekan kulit kepa
uh saat Tante Widya menurunkan pinggulnya dan p
n hangat bibir dan dinding vagina itu.' lenguhku dalam hati
Rintihan Tante Widya berkali-kali meluncur, sementara aku masih mengatur rasa yang berkecamu
tanya Tante Widya bersahutan dengan
banyak yang suka ngentot!" balasku d
git bibir merasakan desiran nikmat yang baru kali ini kurasakan. Desiran nikmat itu b
ku seperti dipelintir. Sekujur tubuhku terasa bergetar, perasaanku terbang melayang menjemput nikmat yang teramat sangat.
ndesis panjang, mengerang dan mendesah-desah dengan kata-kata vulgar, yang tabu diucapkan dalam keseharian. Dan
ayaaaang, oouuff..." Rintihan itu tiba-tiba terhenti, tubuh Tante Widya mengejang, sesaat kemudian
i dilumat oleh bibirnya, dan entah dari mana tiba-tiba pangkal pahaku terasa b
m sekali entoran, kamu bujangaaan yang sangat hebaaaaat, Oohh...." racaunya sambil m
, "Kamu jauh lebih hebat dari lelaki manapun y
ara penisku masih menancap dengan ga
njawab dengan anggukan. Lalu dia kembali menciumi wajah
, sayang! Coba d
kebingunganku hanya beberapa detik, karena terjawab oleh remasan
e! Aduhh nikmat bangeeee
enisku dari vaginanya, Tante Widya merubah posisi,, aku kini menindihnya. Tante Widya tersenyum manis. Terinsip
ka Praas!" Dan saat bersamaan kembali kurasakan penis
k di jepitan bibir vaginanya. Mulai pelan hingga akhirnya kecepatannya naik. Maju mundur. Ta
oooh gilaaa, kuat bangeeet kamu. Enaaak banget! Terus tambah kenceng, sayaaaaang!" pujian Tante W
kan naik turunnya pinggulku. "Oouuhh, Tante, nikmaaat sekaliii.." lenguhku saat merasakan kemba
sa hingga ke ujuang penisku. Nikmat yang berjuta-juta kali nik
lenguhanku panjang saat ejakluasiku datang. Entah ber
ut semua kemenikmati yang tersisa, hingga akhirnya kami sama-sama terkapar dalam kelela
ante Widya lirih saat dia menarik selimut dan menutupi tubuh kami yang telent
sering main dengan lelaki lain. Tapi kamu benar-benar berbeda, selain ukuran sen
emuruh dalam kecamuk rasa sen
li normal dan sunyi senyap. Malam pun s
yang terjadi. Bukan menyesali telah melepaskan keperjakaanku. Tetapi tak menduga jika pengalaman pertama bercinta akan bersama Tante Widya. Mama
ikiran berat ya
menginap, apalagi bukan siapa-siapa kami. Belum lagi tetangga yang suka kepo, atau Pak RT yang hobi ta
mungkin aku bisa bantu. Tapi setelah
*
Tante Widya yang membangunkanku. Aku agak terkejut-biasanya aku bangun sendiri, da
. Tante Widya sudah rapi, sepertinya baru selesai mandi,
r kalau aku masih telanjang di balik selim
enar nggak tahu harus bilang apa atas kenikmatan
Saya juga masih nggak percaya... kalau p
jangan diobral, apalagi main dengan pelacur. Kamu harus menjaga kesehatan dan keamanan pe
anyaku yang aku ras
Ssst... udah ya gak usah dibahas lagi. Kamu sangat luar biasa
au ke mana?"
Ke rumah ora
Tunggu, saya mandi dulu, biar
Tante udah pesan Gojek, i
n, Tante Widya pergi. Suara motor Gojek perla
a terasa seperti mimpi. Terlalu cep
lah naik motor matikku dengan sedikit tergesa-gesa. Agar tidak bertemu dengan Bu Anhar. Belum s
um lebar, tapi malah senyum samar yang muncul. Di dalam hati, aku seper
alim super mesum dan munafik. Duduk di kantin dan mulai, "Kalian nggak bakal percaya,
a langsung menyela. Ini bukan cerita yang
ita itu. Tante Widya. Ibunya Tommy. Teman kam
enuh tekanan, tiba-tiba muncul di kepalaku. Dadaku sesak. Rasa ba
payudara, vagina, goyangan, desahan, senyumnya, kecupan dan gelinjang tubuh Tante Widya
merasa apa. Senang? Bersalah
uga belum tahu, Pras yang seperti apa. Aku hanya tahu, aku se
*