img Kehamilanku Adalah Harapanku  /  Bab 3 Detik-Detik Penantian | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Detik-Detik Penantian

Jumlah Kata:1667    |    Dirilis Pada: 11/06/2025

g seringkali membuat perutnya perih dan kepalanya pening. Namun, di balik ketidaknyamanan itu, ada perasaan haru yang tak terki

. Ia seringkali duduk sendirian di kamarnya yang sederhana, mengelus perutnya, dan berbicara pada bayinya. "Hai, Nak," bisiknya lembut, "Ibu di sini. Ibu akan jaga kamu.

ae merasa putus asa, Bibi Lena selalu ada, menguatkan dengan nasihat-nasihat bijak dan pelukan hangat. "Jangan menyerah, Nak," kata Bibi Lena suatu sore, saat Lae men

daur ulang, seperti tas dari kain perca atau hiasan dinding dari batok kelapa. Ia bekerja keras, seringkali hingga larut malam, dengan penerangan seadanya. Jemarinya kadang ter

mpe atau sayuran murah. Ia memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk bayinya, meskipun itu berarti ia sendiri harus makan lebih sedikit. Bibi L

un, ia tak pernah melewatkan jadwal kontrol kehamilan di Puskesmas terdekat. Dokter dan bidan di sana sangat memahami kondisinya. Mereka memberikan saran, vitamin

a pertunangan mereka dikabarkan sangat mewah dan dihadiri oleh banyak tokoh penting. Hati Lae berdenyut nyeri setiap kali mendengar nama Reza atau membaca berita di media massa yang menyinggung keluarga mereka. Ia tahu Reza te

Menjelan

semakin membesar, membuatnya sulit bergerak. Tidur pun terasa tidak nyaman. Namun, di balik semua ketid

n bayi bekas dari tetangga yang sudah tidak terpakai. Lae mencuci dan menjemurnya dengan hati-hati, membayangkan tubuh mungil bayinya akan memakai paka

bayi bekas dengan mata berkaca-kaca. "Yang penting bukan seberapa mahal ba

mang jauh lebih berharga daripada harta benda. Ia mungkin tidak bisa memberikan kemewahan pada anakn

an bertanya banyak pada Bibi Lena tentang pengalaman melahirkan. Ia tahu persalinan akan sangat menyakitkan, namun ia juga tahu bahwa di ujun

etik Pe

dah berbaring di ranjangnya, mencoba tidur, namun ia merasakan nyeri yang samar di perut bagian bawah. Awalnya, ia mengira itu hanya kon

debar kencang. Ini di

diajarkan bidan. Namun, rasa sakit itu semakin kuat, membua

suaranya parau, m

ahnya tampak cemas. "Ada apa

Kontraksinya... sepertinya sud

, sudah waktunya! Tenang, Nak,

g sayangnya tidak bisa datang secepat itu karena hujan deras dan genangan air di beberapa rua

kan bagi perut Lae. Ia menggenggam erat tangan Bibi Lena, menahan erangan yang ingin keluar dari bibirnya.

semakin tak tertahankan, namun Lae berusaha fokus. Ia mengingat semua yang telah ia pelajari, semua kekuat

g sekuat tenaga melawan rasa sakit yang luar biasa. Bibi Lena tetap di sampingnya, memeg

m perjuangan, suara tangisan ba

semua rasa sakit. Lae merasakan kelegaan yang luar biasa. Ia terbaring

letakkan sesosok bayi mungil

t. Air mata kebahagiaan mengalir deras di pipi Lae. Ia memeluk bayinya erat, seolah tak ingin melepaskan

ak," bisik Bibi Lena,

ah kegelapan, dan kebahagiaan yang baru ia temukan. Cahaya, putrinya, adalah anugera

Sebagai I

njadi seorang ibu sepenuhnya, tanpa bantuan siapa pun kecuali Bibi Lena. Malam-malamnya diisi dengan tangisan Cahaya,

harus menjahit dengan Cahaya yang tertidur di gendongannya, atau saat bayinya bermain di sampingnya. Uang yan

usnya sebagai ibu tunggal tanpa suami. Ada yang mengasihani, ada pula yang menghakiminya. Namun, Lae belajar unt

at tentang mengasuh anak, dan menjadi teman curhat yang setia. Tanpa Bibi Lena, Lae tak tahu bagaimana ia bisa bertahan.

tikan Cahaya mendapatkan nutrisi yang cukup, kasih sayang yang melimpah, dan pendidikan terbaik yang bisa ia berikan kelak. Ia sering mengajak Cahaya berbi

ah terbesar dalam hidupnya, sebuah kompensasi atas semua penderitaan yang ia alami. Kehadiran Cahaya memberinya tuj

Cahaya? Apakah ia tahu bahwa ia memiliki seorang putri yang cantik dan cerdas? Apakah ia pernah menyesali keputusannya? Pikiran-pikiran itu seringkali

amun, kini ia memiliki Cahaya, sebuah bintang kecil yang menerangi setiap langkahnya. Ia tidak lag

keadilan bagi perjuangan Lae? Dan akankah takdir suatu saat mempertemukan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY