katnya kaget. Dengan kemarahan ia memandang Anjani t
ng." liri
an kekagetannya, kenapa dir
perasaan takut. Ia tak mengerti bah
kan pandangannya lewat kaca mobil dengan ma
nya ke sini? Dan rumah siap
an perkotaan hanya
pada Barata, tak ada ke
ana nanti kalau sampai Barata
ke luar!" seru Bar
hiraukan ucapan Barata. Ia
ata mengulangi perkataannya untuk yang ke d
rek
g semula garang dengan tiba-tiba berubah lemb
sinya lebih mendekat ke arah Anjani duduk. Hingga tangan B
ia bingung deng
erius denganmu. Ayo, ke luar!" Barata meraih
i Tu
a sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir An
ang dikatakan Barata. Ia menepis
serta menggandengnya untuk me
" ujar Bar
meninggalkan Anjani yang masih d
an. Tampak di sana sini perabotan
berukuran besar menem
pandangannya dengan w
lakukan semalam. Atau bahkan ia akan membunuhnya agar ia
ata yang tiba-tiba muncul dari ruang d
rkan minuman k
palanya, serta mengarahkan pandangannya pada sebuah gela
gelas itu. Namun ia tak
mungkin aku meracuni kamu? aku masih butuh tubu
Anjani seperti b
kalau Barata ingin mengulangi
, seolah Barata menjadikan An
, untuk menghilangkan beban b
hiri perbuatan yang ia lakukan semalam. Tapi ia tak punya kemampuan
tangan Barata. Namun ia tak segera meminumny
a takut jika Barata menuangkan sesuatu ke dalam minuman it
enggeser tubuhnya mendekati Anjani. Serta memeluk Anj
an orang jahat, justru ak
elakang telinga dengan lembut. "Janga
pria kaya dan sangat terhormat mencintai seorang babu seperti d
ata. Itu hanya sebuah rayuan agar Anjani mau menyerahkan la
secepatnya pergi dari sini,
." ucap Barata dengan menghujamkan ciuman bertubi tubi ke wajah Anjani. Sa
ulai berpacu. Ia kembali pasrah, apa yang dilak
us mencium leher serta w
ni merasakan sesak pada pernapasan ket
a terhadapnya, ia hanya pasrah ketika Barata menggen
hal yang sama seperti y
a janjinya kalau dirinya tak akan melakukan hal seperti yang dil
ata. Dan yakin apa yang di ucapkan Barata bukan isa
Barata dengan sentuhan-sentuhan lembut yang
mencintai dirinya, apalagi Barata teru
tak ada pada diri Ayudya," ucap Barata yang masih mendeka
yang memacu kudanya dengan liar. sedangkan Anjani bak kuda bin
puncak klimaks kenikmatan dan terkulai lemas tak berdaya dalam
an tubuhnya dari dekapan Barata.
a takut jika nyonya Ayudya mengetahuinya.
kataan Anjani. seolah perkataan Anjani hany
. kita bisa bicarakan nanti," u
an yang masih bergejolak. Lama-kelamaan Anjani merasa lelah, mata
as, tanpa ada yang mengganggunya. Ia baru sadar ketik
hemm
ngan salah satu tangannya,
mengerjapkan matanya
n memandang sekeliling. Ia merasakan sesuat
a lebar-lebar, hingga man
kenapa dirinya
imut, ia meraba sebagian dari tubuhnya dan mer
yadari kalau dirinya baru melak
p kembali sekeliling ruang
ar mandi. Sebab dengan jelas terdengar
teng
ang berada di sudut ruangan
mput nona Aura," gumam Anjani menyib
kaiannya yang berserakan di la
pakaian, terdengar suara laki
ani
mengarahkan pandangan
ap laki-laki asing yan
laki-laki berkulit putih, berambut cepak, bermata sipit, dengan
aih selimut untuk menu
enghampiri Anjani yang berku, siapa kamu?!
gan gerakan mundur dua langk
h katapun, ia semakin mendekati A
ngkah mundur menghi
aih tubuh Anjani serta mendorongnya h
ang menutupi tubuh Anjani. Dengan raku
i kalah dibanding kekuatan tubuh laki-laki yang dengan brutal menciu
a menjerit, me
laki-laki itu. semakin Anjani berontak semakin kuat kuku-kuku Anjani mencengker
Dua tamparan mengena
il menarik rambut Anjani ke atas, An
skan diri dari himpitan tubuh laki-laki i
ncaman Anjani. Ia semakin brutal serta
i-laki itu dengan menggigit tangan laki-laki itu dengan
ubuh Anjani dan mengangkat tubuh Anjani se
ambu
yusup ke kamar Barata? Dan bagaimana nasib