tanya tegas Ayudya dengan
." gugup Anjani tan
kata, terdengar suara Barata
an, dan melangkah mendekati Ayudya yang terlihat masih tak percaya dengan ucapan Barata. Apalagi Barata tertangka
?" tanya Ayudya terli
tap sedikitpun Ayudya. Ia berbohong dengan meng
i saya hendak ke k
Barata menenangkan Ayudya yang masih shock melihat pemanda
el aku, dia wanita kam
kit luar dalam bagi Anjani. Sudah di tampar, dimaki, dihina. Bahkan direngg
caya omongan Barata. Hampir saja Anjani
. Tampak Aura masih tertidur dengan memeluk guling. Mata Anjani
enam pagi
satu setengah jam lagi ia membangunkan Aura untuk berangkat seko
otor pemberian dari Barata. Ia dengan cepat masuk k
Apakah Barata tak mengingkari janjinya. Bila Anjani masih su
a merah bergambar mawar dari dalam Amplop. ternyata Bar
an kertas putih dari amplop itu. Ia dengan cepat membuka
NG SEDIKIT. AKU INGIN, SEHABIS MENGANTAR PUTRIKU, KAU HARUS TEMUI AKU.
engkhianati kebaikan Ayudya. Tapi bagaimana lagi Anjani tak bisa mengelak, ia takut ancaman Barata kalau sampai Anjani menola
tnya. Ia lebih mementingkan nyawa ibunya dibanding kesuciannya. Ia tak
ya. Ia takut kalau sampai Ayudya mengetahui Anjani punya
an memandikan Aura. Serta meletakkan seprai di mesin cuci, re
ejutkan suara ponselnya yang terg
Ting tung ...
t ia menyambar ponselnya. Dan memperhatikan
engan mengarahkan p
entuh ponselnya dan membiarkan ponselnya berada di kamarnya. Hingga berde
dulilah nanti aku transfer," ucap Anjani dalam telpon. Yang disambut kemarahan
h cepat kirim, sama bayaran sekolahku sekalian!" teriak Arini da
ya. Ia belum juga menyampaikan
apa?" gerutu Anjani sambil mel
bulan yang lalu Anjani mengirimkan uang sekolah hing
g menanggungnya. Dari biaya sekolah kedua adiknya,
as dua SMA. Ia ingin menjunjung nama keluarganya dangan mengirim setiap bulan kebutuhan ibunya agar ibunya tidak
injam beras untuk makan saja tak bakal diberi. Ya
teman satu kampung yang hendak menikah. Untuk menggantikan pekerjaannya. Yaitu pekerjaan s
k mengambil sepeserpun uang dari gaji itu. Semua ia kirim ke ibunya. Berun
bernama Aura, yang membuat Anjani tersentak dan bergeg
menghampiri Aura yang hendak menuruni anak
ri Aura dan memeluk Aura yang baru bangun tidur, serta mengaja
n sarapan, Aura sudah keburu bangun. Tubuhnya terasa lelah dengan permainan sema
l yang sangat rahasia? Anjani tak bisa berpikir. Kalau toh Barata hendak
*
it sama Andy sopir pribadi Aura, hendak ke bank untuk mengirim uang ibunya.
nggalkan dirinya di kanto
an non Aura, Bang! Jemput non Aura jam
rdiri di depan pintu gerbang sebuah kantor bank, Anja
am, selesai transfer Anjani sudah
ngan sengatan sinar matahari yang membuat w
ia enggan untuk menemui Barata. Anjani sangat takut, takut kalau sampai Ayu
langan tangannya. Sudah jam sebelas lewat sepuluh m
ika Barata tak kunjung datang ia dengan senang hati akan mening
tin
hitam berhenti tepa
a yang setiap hari bertengger di depan rum
g duduk di belakang kemudi dengan pandang
ang membuka pintu mobil
annya mulai dingin. Pandangan Anjani lurus ke depan melihat lalu lalaa pun. Hanya sesekali ia melihat Barata yang tampak
u kamu akan aku
an dan membuat Anjani tersentak de
n sakiti saya, jangan bunuh saya tuan," mo
rata, masih tanpa
bilnya tepat di sebuah rumah besar berpagar tingg
dirinya sendiri.
lah mendengar klakson mobil Barata berbunyi. Mobil memasuki halaman rumah
ng bakal terjadi pada dirinya. Jangan-j
an terjadi pertengkaran tadi pagi dengan Barata. Ayudy
hnya agar Anjani tidak me
i menjerit dan menutupi wajahnya
ambu
ran Anjani terjadi? dirinya hendak di