img Cinta Sejatimu Kembali  /  Bab 3 setelah pengakuan dingin Lina di meja makan | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 setelah pengakuan dingin Lina di meja makan

Jumlah Kata:1804    |    Dirilis Pada: 14/06/2025

tahu, semua kata-kata akan terdengar hampa di hadapan kebenaran yang sudah terkuak. Ia menatap Lina, wajah istrinya yang dulu selalu ia

piring-piring, dan mencucinya tanpa suara. Rian tetap di tempatnya, menatap punggung Lina, seolah mencoba membaca apa yan

ta pun. Lina mengantar Arka ke sekolah, dan sepanjang perjalanan pulang, ia terus memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Kepu

hukum dan konsekuensi emosionalnya. Semakin ia membaca, semakin ia menyadari betapa rumitnya jalan yang akan ia tempuh. Ada Arka, putra mereka. Ada pembagia

ernah melihatnya, tak pernah mencintainya. Dan bayangan Daniel, yang meskipun baru kembali, telah membangkitka

nnya, Lina mendekati Rian di ruang kerjanya. Rian menatapnya, ada eks

," Lina memulai, suaranya tena

n. Rian tak terkejut, namun ia tetap terdiam sejen

melanjutkan ini. Ini bukan pernikahan, Rian. Ini

mberikan apa yang kau inginkan." Kalimat itu, yang diucapkan Rian, terdengar aneh. Seperti sebuah p

lagi. Aku hanya ingin kita berdua bahagia.

anyak, tidak menyangkal, seolah ia sendiri juga merasa lega dengan keputusan ini. Mereka sepakat untuk menjaga agar per

aya?" Lina memberan

. "Itu tidak ada hubung

pis. "Hatimu selalu ada padany

di matanya. Entah itu rasa bersalah, atau rasa terima kasih. Lina

ggali. Meskipun ada rasa takut dan khawatir tentang masa depan, ada

na mereka. Rian kooperatif, dan hal itu sedikit banyak meringankan beban Lina. Mereka memutuskan untuk tidak langsung

ersama-sama," kata Rian. "Ag

ka dan citra mereka di mata publik. Mungkin ini satu-satuny

ng tak tergoyahkan. Lina bercerita tentang proses perceraiannya, tentang ketakutannya, tentang harapannya. Daniel tidak m

suatu malam di telepon. "Tapi kau melaku

a Daniel bukanlah hanya cinta masa lalu yang kebetulan kembali. Ia adalah cerminan

Rian tidak mempersulit apa pun, termasuk hak asuh Arka yang jatuh pada Lina, dengan

ang, Lina dan Rian duduk di ruang tamu, di hadapan pengacara mereka. Do

kata pengacara mereka, "semua sud

, dan Rian menatapnya. Ada rasa lega, namun juga ada jejak kesedihan. Bukan kesedihan karena kehil

Lina, suaranya tulus. "Untu

Maaf jika aku tidak pernah bisa

g pas untuk drama panjang mereka. Sebuah

gian tersulit. Lina dan Rian duduk bersama di ruang keluarga, Arka di tengah-tenga

aranya lembut, "Papa dan M

ka dengan mata po

mencoba menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti anak kecil. "Tapi

utkan kenin

k. Dan kadang, teman yang baik lebih bahagia kalau tidak tinggal di rumah yang sama." Lina t

Mungkin karena ia sudah terbiasa dengan kehadiran Rian yang minim di r

ak tidur di sini

ang," kata Rian, suaranya sedikit bergetar.

angguk pe

i ia tahu ini adalah keputusan terbaik. Arka berhak tumbuh di

kau yakin, Lina? Bagaimana dengan Arka?" tanya sang ibu berulang kali. Lina menjelaskan dengan sabar, betapa hampa pernikaha

ak banyak bertanya. Rian yang menjelaskan semuanya dengan singka

yang bergosip. Lina mencoba tidak terlalu memikirkan hal itu. Ia sudah terlalu lelah unt

embali sesuai keinginannya. Ia mulai mendekorasi ulang, membuang benda-benda yang mengin

engan Arka, membacakan buku, bermain di taman, dan menemaninya belajar. Sen

i sembunyi-sembunyi. Mereka makan siang, pergi ke galeri seni, atau sekadar minum kopi sambil bercerita. Daniel

tuhan itu lembut, hangat, dan penuh kasih sayang. Lina tidak menarik tangannya. Ia mem

natap mata Lina. "Tapi aku tidak bisa menyembunyikannya lagi.

un lalu, kini datang di saat yang tak terduga. Ia menatap Daniel, pria yang

rbisik, suaranya

isi, masih menyembuhkan luka. Namun, ia tahu, Daniel adalah

pusat kota, dekat dengan kantornya. Lina tidak tahu banyak tentang kehidupannya, dan ia juga ti

sampingnya, berdiri Maya. Mereka tampak akrab, Maya mengusap lengan Rian

a lega yang aneh. Inilah takdir. Inilah jalannya. Rian bersama Maya, cinta pertamanya, wanita yang selalu bertahta di hat

ihkan pandangannya pada Arka yang berlari menghampirinya. Senyum men

ah berakhir, dan babak baru siap dimulai. Mungkin babak ini tidak akan mudah, namun setidakn

ta lagi. Tapi ia tahu satu hal: ia tidak akan lagi hidup dalam ilusi. Ia akan memilih kebahagiaannya

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY