um mahal bercampur dengan wangi bunga segar, menciptakan atmosfir kemewahan yang menyesakkan. Amara, dengan gaun malam berwarna zamrud yang memeluk t
tamu, menanyakan siapa wanita misterius yang kini mendampingi kepala keluarga Pramudya itu. Amara mendengar desas-desus itu, namun ia membiarkan senyum tipis
pesonanya. Ia bisa membicarakan pasar saham dengan seorang bankir, membahas koleksi anggur langka dengan seorang kolektor, dan bahkan menyisipkan leluc
megang gelas champagne, sedang berbicara dengan seorang wanita muda berambut pirang yang tampak menempel padanya. Reno tampak lebih tua dari terakhir kali Amara melihatnya,
a. Danisa yang dulu begitu mencintai pria itu, yang begitu hancur saat mengetahui pengkhianatannya. Amara mer
in terlalu sibuk dengan wanita barunya. Amara menghela napas lega. Belum saatnya. Ren
t, membuyarkan lamunannya. "Amara, ada
itu memiliki rambut hitam yang di-blow sempurna, wajahnya terlapisi riasan tebal, dan matanya mema
atanya. "Jadi ini Nona Amara yang sering ayah ce
Amara, ini putriku, Vina," Bra
batannya tetap mantap. "Senang
. Matanya menyusuri penampilan Amara dari atas ke bawah, se
i?" Vina bertanya, nadanya meremehkan. "Padahal
a. Masih banyak yang harus dipelajari." Ia menatap lurus ke mata Vina,
yang santai namun tegas. Ia mungkin berha
aga wibawanya. "Saya tumbuh besar di tenga
us, Vina," Bram menyela, nadanya sedik
am. Amara mengamati ekspresi Vina. Rasa cemburu. Ini adalah salah satu kelemahan Vina yang bisa ia manfaat
ngan kolega bisnis Bram, mendengarkan obrolan mereka tentang proyek-proyek besar, dan secara diam-diam mengumpulkan informasi. Ia a
li ini ia sendirian, berdiri di balkon, menatap pe
erbisik. "Saya ingin men
um. "Baiklah, sayang. Ak
an mantap. Ia sengaja memperlambat langkahnya, me
ta mereka bertemu. Sebuah kilasan pengakuan,
ya dipenuhi keraguan
ian rupa sehingga terlihat ramah namun meny
ala hingga kaki. Ada kekaguman yang jelas di matanya. "
k hal, Reno," jawab A
enganmu di sini," kata Reno, masih
lan berteman baik dengan Bram." Ia sengaja menyebut nama Bra
ng sekali bersikap seramah ini pada ora
nya, bibirnya melengkung sinis. "Atau mungkin kau
k suka disindir, terutama oleh Amara,
mengalihkan pembicaraan. "Aku dengar... tent
rum es yang menusuk hati Amara. Ia merasakan d
gin. "Dia tidak perlu lagi menderita k
dikit memerah. Ia tahu Am
" Reno berkata pelan. "Aku sangat meny
kit pun pada penyesalan Reno. Penyesalan pria itu hanyalah
kata Amara, suaranya tenang, namun penuh kek
n Amara. Ia menggaruk tengkuknya. "Aku... aku har
npa tersenyum. Ia menyaksikan Reno mela
di benak Reno. Duri kecurigaan dan ketida
ng menelepon Amara untuk meminta pendapat tentang bisnis, mengajaknya makan siang untuk membicarakan pameran seni, bahkan memintanya menemani
akses penuh. Ia tahu, pria seperti Bram akan lebih tergila-gila pada apa yang tidak bi
ar tentang perjanjian bisnis mereka, investasi-investasi rahasia, bahkan perselisihan internal yang mereka sembun
usahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan manajemen aset. Mereka memiliki banyak
tergeletak di meja Bram. Dokumen itu berisi rincian tender proyek besar pembangunan pusat perbelanjaan dan apartem
komentar, berpura-pura penasaran. "Sepertinya
ra. Ini adalah proyek terbesar yang pernah
sebesar ini pasti memiliki banyak risiko. K
erapa pesaing kuat. Tapi kami punya tim y
gelisahan di matanya. Amara tahu, di balik ke
berkata tulus. "Saya yaki
ah titik lemah yang ia cari. Jika proyek itu gagal, kerugian yang diderita Pram
usahaan yang juga mengikuti tender, siapa kontraktor yang kemungkinan akan mereka gunaka
i bagian pemasaran Pramudya Group. Namun, Vina juga dikenal boros dan sangat suka pame
saan Vina, tempat-tempat yang sering ia kunjungi, dan lingkaran pertemanannya. Amara menemukan bahwa Vina ser
n yang lebih berani dari biasanya, namun tetap elegan. Ia duduk di bar, memesan minuman
dak secara langsung mendekati Vina. Ia memb
gkat. Ia jelas terkejut melihat Amara di tempat s
ilet. Saat melewati meja Vina, ia "tak sengaja" menabrak salah sat
n saya!" Amara berser
oleh. Vina mendengus. "Lain
ra tersenyum minta maaf. "Sa
di sini?" Vina bertany
kat bahu ringan. "Terkadang, hidup per
n curiga. Ia tidak bisa menebak ap
di sini," Vina berkomentar, n
yumnya tetap misterius. "Terkadang, kita harus me
ina dengan segudang pertanyaan di benaknya. Ia ingin Vina
, Reno adalah titik lemah Danisa, dan kini, Reno adalah titik lemah Amara untuk melan
leri seni tertentu, tempat ia pertama kali bertemu Bram. Ia sengaja datang ke sana
emudian melanjutkan aktivitasnya. Ia tak menunjukkan minat berlebihan, justru itul
r, Amara sedang menikmati kopi sendirian, memb
berkata, tersenyum menawa
lu ke kursi kosong d
i Amara. "Kau sering sekali mengh
harus dilakukan," jawab Ama
" Reno bertanya, nadanya lebih seriu
adalah pria yang baik. Aku
u tidak pernah menjalin persahabatan
gkat alis. "
skan. "Dia tidak sembarangan dekat dengan wani
ah kau mencoba mengatakan bahwa
tanda menyerah. "Aku hanya pena
a seperti tidak ada salahnya bagimu untuk penasa
hasil membalikkan keadaan, me
gaimana kabarmu," Reno berkata
Amara singkat. "Aku punya ke
lain, tetapi Amara hanya menjawab seperlunya. Ia sengaja membuat Reno
a itu. Bram Pramudya memang kuat, namun ia juga memiliki banyak musuh bisnis. Reno adalah playboy yang
liki beberapa masalah tersembunyi. Kontraktor yang mereka pilih memiliki rekam jejak yang kurang baik, dan ada isu korupsi y
yang selalu ditutupi oleh Bram. Dan Vina, ternyata memiliki kebiasaan
uk menghancurkan mereka satu per satu. Ia tak akan terburu-buru. Ia akan meraju
ah lukisan di galeri seni, Bram Pramudya dat
Amara bertanya, p
. ada sedikit masalah. Ada beberapa izin yang ter
berpikir keras. "Itu pasti membua
hu harus berbuat apa. Jika ini terus t
atan untuk menancapkan dirinya lebih dalam lagi,
anya tenang namun penuh keyakinan. "Seseorang yang bisa melihat masal
ya. "Kau puny
enuh makna. "Saya mungkin
kejut. "Kau? Ta
menyela. "Tapi saya memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah, dan m
nimbang-nimbang. Ada keraguan di m
ara melanjutkan, nadanya membujuk. "Mungkin saya bisa memb
. Mari kita coba. Besok datanglah ke kanto
masalah Pramudya Group. Ia akan menjadi bagian dari tim yang mengelola p
berkurang. Aroma parfum mahal dan kemewahan acara amal tadi malam kini digantikan oleh aroma tanah basah dan h
yang ia simpan di nakas, membela
ra. "Permainan ini baru saja dimulai, dan aku akan memastikan m