img Dendam Seorang Adik  /  Bab 3 kekayaan klan Pramudya | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 kekayaan klan Pramudya

Jumlah Kata:2352    |    Dirilis Pada: 15/06/2025

ibuk. Gedung pencakar langit yang menjulang di jantung kota Jakarta itu adalah simbol kekuasaan dan kekayaan klan Pram

nitur kayu jati yang berat. Jendela-jendela besar menampilkan panorama kota Jakarta yang sibuk.

rkan tangan. "Terima kasih sudah datang

as, menjabat tangannya dengan mant

g menjadi kebanggaan Pramudya. Ada kendala dalam perizinan yang tak kunjung selesai, dan kontraktor utama, PT. Adhi

" Bram menggerutu, menunjuk tumpukan dokumen di meja

Ia telah melakukan riset mendalam tentang PT. Adhi Perkasa dan menemukan reputasi buruk mereka di balik proyek-proyek mangkrak. Ia juga

gkin berbicara langsung dengan beberapa pihak terkait," Am

kin? Ini pekerjaan yang sangat ru

tersenyum penuh keyakinan.

ty Walk. Tidak ada kontrak resmi, tidak ada jabatan resmi, hanya sebuah keperca

pesona khasnya. Ia berinteraksi dengan para manajer proyek, kepala departemen, dan bahkan karyawan-karyawan biasa

keputusan Bram yang terlalu mengandalkan PT. Adhi Perkasa, namun tak berani menyuarakan pendapat mereka. Ada

bantuan seorang staf junior untuk mencari dokumen tertentu, atau "tak sengaja" mendengar percakapan pen

an keuangan proyek, Vina Pramudya masuk ke ruan

i!" Vina berseru, melempar

mudya terpampang di halaman tengah, sedang berc

napas panjang. "Reno la

, Yah!" Vina merengek. "Bagaimana

n, dalam hati ia mencibir. Vina hanya peduli pada citra, bukan pa

Bram berkata, suaranya lela

tidak pernah berubah!" Vina frustrasi. "Aku sudah bilang,

Bram dan anak-anaknya. Vina membenci kebiasaan

engan suara lembut. "Terkadang, hukuman yang teg

t Amara ikut campur.

rsenyum tipis. "Skandal sekecil apa pun bisa merusak keperc

mpertimbangkan. "Lalu, menuru

nnya," Amara menyarankan, nadanya penuh perhitungan. "Tidak perlu menutupi hu

ibirnya. "Itu ide yang bagus, Yah! Biarkan dia menderita sedi

putranya, namun ia juga lelah dengan ulah Reno

nya," Bram berkata,

us. Tekanan dari Vina dan pandangan "objektif"

Reno Pramudya, yang selalu hidup dalam kemewahan dan tak pernah khawatir soal uang, kini berada dalam kesulita

n merasakan bagaimana rasanya kehilangan, meskipun it

PT. Adhi Perkasa sebenarnya adalah perusahaan milik teman dekat Bram Pramudya. Itu men

eberapa insinyur dan manajer proyek yang tampak tidak puas dengan kinerja PT. Adhi Perkasa. Ia mendengarkan keluhan

idak dipenuhi, dan beberapa izin yang didapatkan melalui jalur yang tidak biasa. Amara meng

atinya dengan wajah muram. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan matanya menunj

a sebentar?" tanyanya,

reka berdua berjalan keluar kantin, m

bertanya, suaranya bergetar. "Ayah

ya datar. "Aku

hela napas, menunduk. "Semua temanku menjauhi

inya. Sebagian dirinya ingin mencibir, mengatakan bahwa itu pantas ia d

Amara berkata, nadanya tenang. "Kau selal

api aku tidak menyangka ayah akan melaku

menyarankan, menyilangkan tangannya di depan da

isa membantuku, Amara. Aku tahu kau dekat dengan ayah.

ang tak menjanjikan apapun. "Ke

h dekat," Reno terbata-bata.

ang menusuk hati Amara. Keluarga yang

t bagaimana kau memperlakukan Danisa? Bagaimana kau me

tahu aku salah. Aku sangat menyesal atas apa yang

nya mengeras. "Danisa sudah tidak ada. Dia pergi kar

ra yang penuh kemarahan. "Aku benar-benar

nyesal sekarang. Hidupmu akan baik-baik saja tanpa uang ayah

penuhi rasa tak percaya. "

u harus menghadapi konsekuensinya send

menyangka Amara akan bersikap sekeras itu. Ia mungkin berharap Am

jam, Amara," Reno ber

senyumnya dingin. "Bagaimana rasanya, Reno?

ontai. Amara menatap punggungnya yang menjauh, hatinya

canakan langkah selanjutnya. Ia menemukan bahwa Bram Pramudya telah mengambil risiko besar dengan meminjam dana dalam jumlah b

berapa manajer senior yang terlibat dalam proyek tersebut. Amara datang d

enang dan percaya diri. "Setelah melakukan analisis mendalam, saya

ja buruk PT. Adhi Perkasa yang menyebabkan kerugian besar. Ia menunjukkan foto-foto lapangan yang menunjukkan kualitas pek

gangguk setuju, seolah mereka sudah menduga hal ini. Bram Pramud

kakkan biaya," Amara menjelaskan, suaranya tegas. "Dan yang lebih parah, ada indikasi bahwa beberapa izin

ai presentasi. Bram menatap Amara, matanya

tidak legal'?" Bram be

, Bram," Amara menjawab jujur. "Jika ini terungkap ke publik, reputasi Pramu

kan, kini tampak terguncang. Ia tahu bahwa Amara tidak b

lakukan?" Bram bertanya,

itu akan menimbulkan penalti, itu lebih baik daripada membiarkan proyek ini terus merugi dan meru

pa bahkan mengangguk setuju. Mereka telah lama menun

. Ia telah mengabaikan peringatan-peringatan dar

n PT. Adhi Perkasa. Amara, aku ingin kau yang mengurus semua ini. Cari k

gan besar. Ia kini memiliki kendali penuh

dengan tatapan penuh kebencian. Ia tahu bahwa Amara telah mendapat

ina langsung mengham

ahku?" Vina berbisik, suarany

aya hanya menunjukkan kebenaran, Nona Vina. K

iputus? Kita akan rugi besar!" Vina berteriak, tak

Nona Vina," Amara membalas, suaranya tetap tenang. "Pramudya Gr

apa maumu, Amara. Tapi aku akan mengawasimu.

rsenyum sinis. "Saya hanya mem

an membara di matanya. Amara tahu, Vina akan menjadi duri d

ang harus ia lakukan. Ia harus mencari kontraktor baru yang benar-benar bisa diandalkan, s

g pada Danisa. Kakaknya yang dulu begitu ceria, kini hanya tinggal kenangan. Amara

kehilangan kekuasaannya, Reno yang terpuruk tanpa harta, dan Vina ya

kedamaian? Apakah kehancuran orang lain akan mengembalikan senyum Danisa? Ia tidak tahu

erdering. Nama Bram Pr

, B

elah. "Aku tahu aku membuat keputusan yang tepat dengan me

ang bisa membantu, Bram. Kita ak

"Dan aku ingin kau terus membantuku, Amara. A

anya. Ia telah berhasil menjadi orang kepercayaan Br

awab, suaranya mantap. "Saya a

ah gedung-gedung tinggi di Jakarta yang gemerlap di malam hari

a, sebuah senyum kemenangan terukir di bibirny

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY