ya ber
waktu, dan tidak ada satu pun perusahaan yang mau menerimanya. Nama Vallen seakan telah diblo
ah meminta untuk dilahirkan di keluarga ini. Dad bahkan tidak sejaha
lalu unggul di bidangnya seakan mengkhianatinya. Dengan nilai sempurna, dan kemampu
ak memperhatikannya. Saat ini, ketika ia merasa tak ada lagi jalan yang bisa dilalu
agu, tapi pada akhirnya ia kembal
harus k
ru
ran dan logikanya menahan tubuhnya untuk bergerak. Kini Au
ya, menyambar coat dan sling bag, serta memasukka
tawaran apa yang telah disiapkan Kael untuknya. Terlebih dari itu, ia penasaran
*
ak. Ia menatap lantai paling atas, tempat yan
a. Jelas sekali pria itu adalah seseorang yang telah memberikan kartu nama Kael padanya.
a pria itu, sambil menampilkan
sejenak, lalu tersenyum sa
pada akhirnya, ia memutuskan untuk menemui pr
engan Tuan Vireaux
aku ingin tahu lebih banyak tentang tawaran apa yang akan dib
an tombol lift. "Tuan Vireaux akan sen
ra segera masuk setelah
lagi, merasa tidak nyaman karena sudah beberapa berinte
isten Tuan Vireaux
ong, Luther, apa kau tahu tawaran apa
tasku untuk mengatakannya padamu, Aurora. Tuan
rnya sejenak. "Ehm...
" Luther mengo
eaux. Apakah d
Vireaux tidak menakutkan, hanya... sedikit tega
arti mendalam yang sengaja dihaluskan. Ia mulai membayangkan seorang Kael Vireaux adalah p
Go
a benar-bena
Luther menyuruh Aurora keluar lebih dulu,
mpin jalan menuju ke pintu penthouse. Sepanjang
." Luther bercanda, sambil membuka pintu pentho
i sini. Tidak mungkin ia berlari kembali ke lift, karena Luther pasti akan menang
menyeruak lembut, ia meras
u datang, Au
menoleh cepat, menatap ke sebuah pintu yang baru saja tertutup. Seorang pria tinggi, dengan kulit se
uranya tidak bisa disamarkan. Aurora meneguk ludahn
awal pertemuan, maka Kael jauh
a memberanikan diri u
at dapur terbuka. Tangan kekarnya meraih satu botol whisky, lalu menuangnya se
i." Kael berjalan ke arah sofa, lalu duduk di sana dan meletakkan gela
ernah memanggil namanya dengan pa
gan Kael. Ia menghela napasnya pelan sebelum berb
s tertuju pada Aurora, seakan sedang
ll me Ka
"Ok, Kael. Bisa kau jel
ra. Kau yatim piatu, tidak punya warisan, tapi memiliki beban hutang peninggalan ayahmu. Selain it
n kedua alisnya
satu bulan ini. Dan kau, Aurora Vallen... kau adalah kandidat paling stabil secara hukum dan sosial.
ah tamu di sini. "Istri kontrak? Apa maksudmu? Kau mengajakku menikah
ntuk status pernikahan yang harus kudapatkan dalam waktu satu bulan ini. Kalau k
dengan ucapannya. Namun Aurora ma
pa harus aku?
n kedua tangannya di sandaran sofa. T
uatu, dan ya... tentu saja karena kita memiliki kebutuhan satu sama lain yang harus
erencana membayar hutangnya, dan... ada masalah apa dengan nama belakangnya? Aurora
dirinya tidak bisa lagi menahan rasa malu karena merasa d
ih tajam menatap Aurora. "Pikirkan saja dul
k akan melakukannya, kan
alah bentuk nyata bahwa kau memerlukan bantuan dariku, Rora. Aku tung
ar saat pergi dari hadapan Kael. Percakapan yang baru saja terjad
a itu tetap tenang, menertawakan tingkah Aurora yang baru saj
Rora. Cepat atau