img Cinta Yang Penuh Rahasia  /  Bab 3 Risa turun dari kereta | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Risa turun dari kereta

Jumlah Kata:1834    |    Dirilis Pada: 19/06/2025

tu, terasa seperti lembaran baru yang bersih. Udara pegunungan yang segar menusuk paru-parunya, jauh berbeda dengan polusi da

tinggalkan di rumah, sebuah simbol nyata dari pemutusan hubungan dengan masa lalu. Ia ingin menghilang, melarikan diri, bukan dari masalah, tap

kecil, dikelilingi taman yang rimbun dan menghadap langsung ke deretan pegunungan hijau. Aura Bibi Rima selalu menenangkan, seperti aliran sungai yang damai.

a lembut, mengelus rambut Risa. "Mena

ah ia rasakan, semua mimpi yang ia bangun, dan semua harapan yang kini hanc

i di Antara K

Rima, duduk diam di sudut, mengamati bibinya melukis. Aroma cat minyak dan terpentin menjadi terapi tersendiri

teh hangat, duduk di teras, dan hanya menatap pegunungan. Hatinya perlahan-lahan mulai merasakan kedamaian. Tidak ada lagi pikir

apa kuas di hadapan Risa. "Coba saja, Ris," katanya. "Tua

itam, biru tua, abu-abu. Ia mulai memulaskan goresan-goresan abstrak, seperti badai yang bergolak di dalam dirinya. Setiap goresan adalah air

Bagus," katanya. "Sekarang, cari warna ter

kis harapan. Ia mencampur warna-warna cerah: kuning, oranye, hijau muda. Ia melukis pemandangan Cendana, bunga-bunga di taman bibiny

rang: seniman, pengrajin, petani, dan turis. Mereka semua punya cerita unik, dan Risa belajar banyak dari m

da masa kita memakai warna gelap, ada masa kita memakai warna cerah. Yang penting,

bahwa ia tidak bisa terus-menerus hidup dalam keg

dup dari Seb

Setiap perjalanan adalah sebuah pelajaran. Ia belajar tentang ketahanan alam, tentang kekuatan untuk bangkit setel

entang filsafat dan psikologi yang relevan dengan mata kuliahnya dulu. Ia mulai membaca lagi, bukan untuk mengejar nilai, tapi untuk me

rkebun, menanam sayur-mayur dan bunga-bunga di halaman belakang. Setiap aktivitas kecil itu me

unya menulis bahwa mereka sangat mengkhawatirkannya, tapi mereka juga memahami bahwa Risa membutuhkan waktu. Mereka tidak menuntut Risa untuk pulang,

edihannya sendiri. Namun, Risa juga tahu bahwa ia tidak bisa kembali begitu saja. Luka itu terlalu dalam. Ia harus s

ahi Keda

ang lebih dewasa, lebih bijaksana, dan lebih kuat. Senyumnya kini adalah senyum yang tulus, bukan paksaan. Tawanya

aannya, tentang pelajaran yang ia dapatkan, tentang mimpinya di masa depan. Menulis adalah

kebahagiaan sejati tidak datang dari orang lain, tapi dari dalam diri sendiri. Aku belajar bahwa

Mereka sering menghabiskan malam-malam panjang dengan obrolan dari hati ke hati, berbagi cerita, dan saling menguatkan. Bibi Rima menceri

a, "Bibi, bagaimana rasanya mencintai se

ng. Kamu bisa menuangkannya, tapi tidak akan ada ruang untuk isian barumu sampai wadah itu dikosongka

aku lakukan?"

rasakan sakit. Kemudian, lepaskan. Lepaskan harapan, lepaskan masa lalu, dan biarkan dir

a sepenuhnya. Bukan dengan kebencian atau kemarahan, tapi dengan pemahama

lan yang

embuh. Luka-luka di hatinya memang masih ada, seperti bekas luka yang takkan hilang, t

ukan suasana kampus, diskusi-diskusi ilmiah, dan tantangan intelektual. Tapi ia tahu, ia tidak bisa

ngin kuliah lagi, Bi. Tapi bukan di Jakarta. Mungkin di ko

g bagus, Sayang. Kamu sudah siap.

ung, dengan jurusan Filsafat yang cukup bagus dan reputasi yang baik. Bandung adalah kota yang rama

ke Bandung, melanjutkan studinya, da

memasak, dan berjalan-jalan di alam. Risa juga mengunjungi makam nenek dan kakeknya yang dim

untuk orang tuanya. Kali ini, ia menulis de

Papa d

uh. Di Cendana, Risa menemukan kembali diri Risa yang hilang

ru, yang lebih kuat dan lebih bijaksana. Jangan khawatirkan Risa. Ris

cinta dan pengertiannya.

an c

i

n oleh Bibi Rima beberap

tama Menuju

ngan indah, memancarkan cahaya keemasan di

ya, Bi," bisik Risa. "Bibi

sendiri, Sayang. Bibi hanya membuka jalan. Sekar

gan. Ia melihat pemandangan Cendana yang perlahan menjauh, dan hatinya dipenuhi rasa syukur.

is saat pertama kali datang ke Cendana, puisi tentang hati yang hancur dan langkah yang pergi. I

man kosong, mengambil pu

langit

embali tawa

langkah ya

n cerita

tu mas

tak lagi

elah men

ayang yang

lah me

kan masa la

an hati ya

asa depan

apa yang akan terjadi di Bandung, atau apakah ia akan bertemu Bima lagi di masa depan. Tapi satu hal yang pasti: ia siap m

dimulai. Ia tidak lagi berlari, melainkan berjal

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY