img Pengantin Boneka Demi Utang Keluarga  /  Bab 4 setelah makan malam | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 setelah makan malam

Jumlah Kata:2128    |    Dirilis Pada: 19/06/2025

, sementara pikiran berputar-putar di benaknya. Kata-kata Helena tentang "tugas seorang istri" dan "cucu" bergaung di telinganya. A

tampak seperti hamparan bintang yang tak berujung, lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti janji yang

nya. Anya menoleh. Pintu terbuka sedikit

r?" tanya Reza,

ng. "Tidak bi

kamar. Ia mengenakan kaus dan celana piyama, rambutn

endela, berdiri di samping Anya. Mereka berdua memandangi ko

ini akan terjadi cepat atau lambat." Ia berhe

aku tidak pernah memikirkan sejauh ini. Bagiku, pernikahan ini

a Anya. "Mereka menginginkan ahli waris. Merek

it di bawah cahaya rembulan. "Aku... aku tid

Kirana yang tersenyum ceria di samping Reza, yang selalu hadir dalam pikiran Reza. Ia seharusnya ti

ercekat. Ia membuang pandang, menatap

punya hati. Dan hatiku sudah milik orang lain." Ia berhenti sejenak. "Aku tahu aku su

dirinya untuk tersenyum. "Baiklah. Kita akan tetap berpura-pura di depan mereka,

i matanya. "Mencari cara lain? Maksudmu... kita b

rti itu. "Kita akan mengatakan bahwa kita ingin menikmati masa berdua dulu

tu ide yang bagus. Mereka ti

," kata Anya pahit. "Kita sudah melihatnya. Tapi se

"Terima kasih, Anya. K

m tipis. "Itu

embali menyelimuti. Reza tampak ingin mengatakan se

begitu... sela

t malam

jendela, menatap kehampaan malam. Ia tahu, perasaannya terhadap Reza semakin dalam,

amudita Global, dan hubungan profesional mereka semakin kuat. Dana dari Wijaya Corp akhirnya cair sepenuhnya, dan Anya mulai aktif melakukan restrukt

di Wijaya Corp, memberikan masukan, dan berpartisipasi dalam diskusi strategis. Ia membuktikan dirinya sebagai

tentang kehamilan, dan bahkan jadwal konsultasi dengan dokter kandungan. Anya menolak dengan halus, beralasan sibuk dengan pekerja

kata Reza suatu pagi, saat Helena mencoba menjadwalkan k

na. "Keluarga kita butuh penerus. Ka

ya pasangan yang butuh waktu lebih lama. Kami ingin menikmati

a. Kami ingin menghabiskan waktu ber

Namun, tatapan matanya tetap penuh kecuri

rja, membahas pekerjaan, atau sekadar berbagi cerita. Anya menemukan dirinya mulai merasa nyaman di dekat Reza, bahkan merasa aman. Ia mulai

aran untuk produk baru Pramudita Global, Anya menguap lebar

ok kita lanjutkan." Ia membere

palanya tiba-tiba tera

at menangkap tubuh Any

ebar kencang, bukan karena pusing, melainkan karena kedekatan fisik yang tiba-tiba ini. Ia bisa meras

" tanya Reza, suara

angkap dalam tatapan satu sama lain. Ada sebuah listrik yang menjalar di antara

tangannya masih memegangi lengan Anya. "K

lkan detak jantungnya. "Ya. Seper

lan ke pintu. "Kau yaki

tinya berdebar tak karuan. Sentuhan Reza tadi, dan tatapannya, telah mengusik semua pertahanan y

rumah Wijaya. Kali ini, acara itu dihadiri oleh keluarga besar Wijaya,

, ini menantu baruku, Anya. Dia sangat cerdas dan berbakat. Dia bahkan sedang

an basa-basi dengan sopan. Ia merasa seperti

sekali melirik ke arah pintu masuk, seolah menunggu seseoran

za dan berbisik. Wajah Reza langsung berubah. Ia meminta iz

erjalan cepat menuju taman belakang. Dan di sana

sini?" tanya Reza, suaranya be

matanya berkaca-kaca. "Aku tidak bisa m

eping-keping. Pemandangan itu lebih menyakitkan daripada apapun yang pernah ia rasakan. Ia melihat bagaimana

," bisik Reza. "Tapi ini tidak

tidak tahan lagi. Kau sudah menikah dengannya, Reza. Apa

tegas. "Aku mencintaimu. Hanya kau. Pernikahan ini... i

ulu hati. Ia merasa bodoh. Ia merasa naif. Ia telah membi

a, melepaskan pelukannya. "Aku atau dia.

gitu saja meninggalkan Anya sekarang. Kita tahu bagaimana orang tuaku. Jika aku melakukann

akit. Ia tahu, ia adalah beban bagi Reza. Ia ada

ir mata mengalir deras di pipinya. "Ka

kan berjuang untuk kita. Tapi aku harus menyelesaikan ini dulu. A

uju kamarnya. Ia tidak peduli jika ada yang melihatnya. Hatinya sakit, sangat sakit. Ia telah diti

kepalsuan ini, semua janji-janji kosong, semua peran yang ia mainkan, kini te

udian, terdengar

i dalam?" It

b. Ia hanya terus

a Reza, suaranya terdengar cemas. "Bu

at Reza. Ia tidak ingin mendengar suarany

on. "Aku tahu kau mendengarnya. Aku tahu in

a menyeka air matanya dengan kasar, memaksa dirinya untuk ba

wajahnya terlihat bersalah dan panik. Ia

a, a

perlu bicara apa-apa, Reza. Aku sudah mendengar sem

kesedihan. "Aku minta maaf, Anya. Ak

tar. "Kau ingin aku pergi? Kau ingin aku menyerahkan semua yang sudah

ingin kau pergi, Anya. Aku tidak ingin kau menyerah pad

anmu," kata Anya. "Aku tahu itu. Kau menci

bagiku. Kau adalah partner kerjaku. Kau adalah orang yang bisa kupercaya." Ia b

nada yang berbeda. Bukan lagi sebagai form

a mengatakan itu karena rasa bersalah, ataukah ada makna lain di ba

kata Anya, suaranya nyaris berbisik. "Aku lelah denga

yentuh pipi Anya lagi. Kali ini, Anya tidak men

lelah. Tapi kita harus menemukan jalan

ulusan yang belum pernah ia lihat sebelumnya dari Reza. Ia tidak tahu a

eka, yang dimulai dengan kepalsuan, kini diuji oleh perasaan yang rumit, janji yang hancur, dan sebuah pertanyaan besar: apakah mereka ak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY