img Menikahi Duda Arogan  /  Bab 2 membangunkan Melati | 9.52%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 membangunkan Melati

Jumlah Kata:2586    |    Dirilis Pada: 21/06/2025

m yang samar. Ketika matanya terbuka sepenuhnya, ia tersenyum tipis. Tidak ada lagi rasa hampa yang mencekik di dadanya seperti dulu. Kini, ada Rara, g

ng kaku dan mencekam. Ada lebih banyak senyum tipis dari Andi, lebih banyak tatapan mata yang sedikit lebih hangat. Bahkan, terkadang ia akan men

gin membuat sarapan spesial untuk Rara dan Andi. Saat ia sibuk di dapur, suara langkah kaki kec

engan suara serak khas anak ban

sayang. Sudah bangun? M

matanya langsung berbinar.

uncul, sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Ia berhenti sejenak di ambang pintu dapur, memperhatikan pemandangan di depannya. Melati, deng

ndi," sa

tapannya. Sedikit lebih lama, sedikit lebih dalam, seolah mengamati. Ia

Melati enak!" seru Rara, m

bibirnya. Andi tidak pernah tersenyum lebar, setidaknya tidak di depan Melati. Senyumny

bekerja. "Aku akan pulang sedikit terla

gguk. "Hati-h

rumah. Melati menyadari bahwa kebahagiaan Rara menjadi kebahagiaannya juga. Ada kelegaan yang ia rasakan ketika melihat senyum lebar di wajah Rar

ebuah buku. Sudah jam sebelas malam, dan Andi belum juga pulang. Biasanya, ia tidak terlalu mempedulik

kah ia harus mengirim pesan pada Andi. Ia menunda, kemudian memutuskan untuk tidak melakukannya. Ia tida

i segera menutup bukunya, jantungnya sedikit berdebar. Andi masuk ke

tanya Andi, suara

utuki dirinya sendiri. Mengapa ia mengatakan itu? Tentu s

ikit, tampak terkejut denga

"Aku... aku sedang membaca. Tapi suda

enuju tangga. Namun, sebelum ia melang

utkan kening.

g keluarga. Jantungnya berdetak lebih cepat. Terima kasih untuk menunggu? Apakah itu berarti ia tidak keberatan Melati me

mulai bertanya tentang hari Melati, tentang kegiatan Rara. Meskipun hanya per

lati dengan wajah cemberut. "Ibu Melat

engan anak-anak, terutama dalam hal bermain. Ia selalu terliha

main sama Ayah

di benaknya. "Bagaimana kalau kita mem

gsung berbina

an aroma manis kue yang baru dipanggang. Melati membiarkan Rara mengaduk adonan, menaburkan meses, bahkan membiarkannya menjila

lihat dapur yang sedikit berantaka

ntuk Ayah!" seru Rara, be

an Melati hanya mengangkat bah

ingkat. Namun, Melati melihat bahwa ia mengambil potongan kue yang lebih be

reskan dapur, Andi datang menghampi

noleh. "U

u... kau membua

gatan di dadanya. "Itu

"Kau tidak perlu melakukan semua ini.

ak ingin. Aku ingin merawat

n mata Andi yang menyelidik. "Kau... kenapa kau mau menikah d

tidak pernah berpikir Andi akan menanyakan hal itu. Ia bisa saja berbohong

n. "Dan... dan aku merasa kasihan pad

inya tidak berubah. "Dan

rasa ingin tahu yang samar di sana. "Tidak

balik dan kembali ke ruang kerjanya. Melati tidak tahu harus merasa senang atau sed

is, setidaknya belum, tetapi semacam ikatan, semacam rasa saling menghargai. Andi mulai menunjukkan sisi dirinya yang berbeda,

n rumah tangga di supermarket. Ia tidak senga

tidak bertemu!" seru Di

ini. Kau

g-masing. Ketika Dini bertanya tentang p

ah menikah lagi

an siapa? Kapan?" t

ikahan kami sederhana

kening. "Andi?

" kata Melati, menyeb

ti Wijaya Group itu? Ya Tuhan, Melati! Kau benar-benar beruntu

nyum tipis. "Ya, d

a beranak satu, ya? Ba

gadis yang manis," jawab Melati, hat

enar memikirkannya. Baginya, Andi hanyalah seorang pria yang menjadi suaminya karena paksaan keadaan. Namun, mendeng

ha untuk tidak mengabaikan Rara. Ia mulai menghabiskan waktu bermain dengan Rara, meskipun ia masih terlihat canggung.

tetap khawatir. Andi baru saja pulang dari perjalanan bisnis. Ia segera

elati?" tanyanya, suaran

, tapi dia rewel," jawab Melat

emegang tangan Rara.

besar cinta Andi untuk putrinya. Ia adalah ayah yang sangat pe

memutuskan untuk mengajak Rara pergi ke kebun binatang

tang hari ini, Andi," k

kepalanya dari k

enganggu

ut," kata An

"Kau? Tapi kau ad

ab Andi, lalu kemba

lah pertama kalinya Andi secara sukar

bahkan tersenyum saat melihat Rara tertawa riang melihat monyet-monyet. Melati melihat Andi membantu Rara menaiki p

perhatikan Rara yang sedang asyik makan es krim. Ada sorot lembu

k bahagia, Andi,"

ejut. "Aku... ya, aku baha

m. "Kau adalah

tetapi ia tidak membantah. Ia h

ung jawab, pekerja keras, dan sangat mencintai putrinya. Ia memang tidak pandai mengungkapkan perasaannya, tetapi tindakannya berbicara lebih ker

mulai melihat Melati sebagai wanita yang perhatian, sabar, dan penuh kasih sayang. Melati tidak perna

an malam. Ia tidak sengaja melukai jariny

Melati m

ngar suara itu dan segera menghampiri dapur. I

yanya, nada suara

jarinya. "Tidak

balutnya dengan perban. Sentuhannya lembut, kontras dengan citra arogannya. Melati merasakan jantungnya berd

ih," kata M

melepaskan tangannya. Ada jeda singkat, beberapa detik yang terasa sangat

knya. Ia mulai menyadari bahwa perasaannya terhadap Andi mulai berubah. Bukan lagi sekadar ra

k dengan Andi. Ia ingin lebih mengenalnya, memahami apa yang ada di

gaimana dengan istrimu yang

nti di udara. Ekspresinya me

elati jujur. "Aku tahu itu bagian dari

ahun yang lalu." Suaranya terdengar berat, penuh kesedihan yang terpendam. "Kam

kehilangan yang begitu besar. Ia selalu berpikir Andi hanya pria arogan yang kaku, te

ndi," kata Melati tul

endalam di matanya. Malam itu, untuk pertama kalinya, Melati merasakan koneksi yang lebih dalam denga

pria yang mencoba melindungi dirinya dari rasa sakit lebih lanjut. Ia adalah seorang ayah yang berjua

di, selangkah demi selangkah, menunjukkan kepadanya bahwa tidak semua or

selera Andi. Ia bahkan mulai meninggalkan catatan kecil di meja kerjanya, berisi pesan penyemangat atau sekadar

rikan senyum tipis yang nyaris tak terlihat. Tetapi Melati tidak menyerah. Ia ta

as anggur dan sebuah majalah. Andi baru saja selesai dengan pekerjaannya dan bergabung

?" tanya Andi, me

ulai percakapan. "Cukup baik. Aku meng

"Rara sering berc

rsenyum.

lang kau ib

datang dari Andi, terasa sangat be

Andi, akhirnya menatap mata Melati. "Kau...

ngungkapkan perasaannya secara langsung seperti itu. "Aku

itu, yang dulu begitu kokoh, kini terasa semakin retak. Dan di balik retakan itu, Melati bisa melihat secercah harapan, secercah kemungkinan untuk sebuah ikatan yang lebih dalam, lebih berarti, yang tidak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY