img Aku Menyerah, Memilih Pergi  /  Bab 3 menghabiskan waktu bersama | 15.79%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 menghabiskan waktu bersama

Jumlah Kata:2016    |    Dirilis Pada: 21/06/2025

ikuk. Hubungannya dengan Dewi dan Bibi semakin erat, mereka bukan lagi sekadar teman kos, melainkan keluarga baru yang memberinya kehangatan dan dukungan yang selama ini ia rindukan. Pagi-pagi ia

bercerita atau sekadar menonton televisi, menciptakan suas

bihi ekspektasi mereka. Reputasinya mulai terbangun, dari mulut ke mulut, dan ulasan positif di platform freelance membuatnya semakin dikenal. Uang yang ia hasilkan, meskipun belum besar, cukup untuk menopang hid

hal baru, keluar dari zona nyamannya. "Naira, kamu punya bakat seni yang luar biasa. Kenapa tidak mencoba membuat karyamu sendiri dan men

dak tahu, May. Aku hanya ingin

," balas Maya lembut. "Kamu sudah melewat

Arka masih menyisakan luka yang dalam, namun intensitasnya perlahan meredup, digantikan oleh kesibukan dan fokus pada masa depan. Ia mulai meng

ringat dingin, napas terengah-engah, teringat wajah pria yang menyerangnya dan tatapan kosong Danang. Ada trauma yang belum sepenuhn

ui hal yang sangat berat. Itu akan membantumu memproses semua

mencari psikolog adalah tanda kelemahan. "Ak

nnya. "Kuat itu bukan berarti kamu harus menanggung semuanya sendiri.

uaranya tercekat setiap kali ia mencoba menceritakan kejadian malam itu. Namun, psikolog itu sangat sabar dan suportif. Perlahan, dengan bimbingan profesional, Naira mulai bisa mengeluarkan semua beban yang

un Ke

ggal di rumah kos. Ia sudah mampu menyewa sebuah studio apartemen kecil yang minimalis namun nyaman, dengan cahaya matahari yang melimpah. Di sana, i

n. Beberapa klien besar mulai mempercayakan proyek-proyek penting kepadanya, dari mendesain website hingga mengembangkan bran

a. Maya, yang kini menetap di Jakarta untuk mengembangkan brand activewear yoganya, sering meminta Naira untuk mendesai

yek besar dengan Maya dan Dewi di sebuah restoran, Maya

yum. "Beruba

kamu mekar. Matamu bercahaya, senyummu tulus, dan kamu punya s

dalah bukti nyata bahwa dari kehancura

arga. Ia telah menemukan kembali dirinya, Naira yang kuat, mandiri, dan berani. Ia juga telah belajar memaafkan-bukan mem

penuh kasih sayang. Ada sedikit rasa cemburu, sedikit kerinduan akan sesuatu yang tidak pernah ia miliki. Namun, ia tidak lagi membiarkan perasaan itu menguasai dirinya. Ia

ik yang T

erdering. Nomor asing. Ia

Naira?" suara

saya," ja

man, katanya Anda adalah desainer yang sangat berbakat. Kami sedang mencari desainer untuk proyek bes

yang sering ia dengar. Sebuah proyek dengan dampak sosi

dan profesionalisme. Pihak yayasan terkesan dengan visi dan portofolionya. Mereka s

sa berkontribusi pada masyarakat, dan inilah kesempatannya. Ia mencurahkan seluruh jiwanya ke dalam proyek ini

al, menarik perhatian publik dan media. Donasi mengalir deras, dan Yayasan Peduli Anak

g peduli dan punya visi. Tawaran kerja sama dari berbagai pihak mulai berdatangan, termasuk dari perusahaan-perusahaan besar dan agensi p

a ia bangkit dari keterpurukan dan membangun karirnya dari nol. Di panggung, ia berbicara dengan keyakinan, menginspirasi ba

n yang T

di salah satu nomine. Ia mengenakan gaun malam yang elegan, rambutnya ditata rapi, dan senyum percaya diri terpanca

siluet yang familiar. Seseorang yang berdiri tak jauh darinya, dikelilingi oleh beberapa pria b

Da

lihat sedikit kedodoran, dan ada kerutan lelah di wajahnya. Rambutnya sedikit acak-a

mun, takdir punya rencana lain. Danang, yang sepertinya

car di wajahnya. Ia tidak menyangka akan bertemu Naira di acara semacam itu, apalagi melihat

hanyalah orang asing yang kebetulan berpapasan dengannya. Ia tidak menunduk, tidak berpaling,

hanya mengangguk tipis, sebuah isyarat dingin yang mengakhiri pertemuan mata mereka. Kemudian

ersisa untuk Danang. Kemarahan, kesedihan, kekecewaan-semuan

rolan, ia mendengar suara

ak menoleh. Ia tidak ingi

ah kita bicara sebentar?" Suaranya terd

eh, menatapnya. "Ada

n atau kesedihan yang dulu sering ia lihat. Yang ada hanyalah kete

entang Arka," Danang memulai, suarany

i saya? Setelah setahun? Sete

hu kami salah, Naira. Ak

apa-apa. Ia hanya

a sedikit bergetar. "Rumah berantakan, Arka semakin sulit diatur. Dia... dia t

ncarinya, entah kenapa, sedikit meluluhkan hatinya yang beku. Namun,

ian, Danang," kata Naira dingin. "Kalian

menyesal, Naira. Aku benar-benar menyesal. Bisakah..

n memperlakukanku seperti pelayan, setelah kalian membiarkanku nyaris mati? Danang, aku sudah mat

ak pria itu. "Aku sudah punya kehidupan sendiri sekarang. Kehidupan yang a

merah, matanya berkaca-kaca. "Tap

ng Naira tegas. "Dia anak

Danang. Ia terdiam, tak mampu lagi memban

ia berbalik, meninggalkan Da

nerima penghargaan. Ia naik ke panggung dengan langkah mantap, senyum yang merekah di

, melainkan karena kebahagiaan dan rasa syukur. Ia telah sampai di titik ini. Ia telah

masa depan, namun ia tahu satu hal: ia akan menghadapinya dengan kekuatan, keberanian, dan tekad yang baru

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY