Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Cintanya, Penjaranya, Putra Mereka

Cintanya, Penjaranya, Putra Mereka

Penulis: Gavin
img img img

Bab 1

Jumlah Kata:1174    |    Dirilis Pada: 30/07/2025

panti rehabilitasi. Dia mengatakan pada dunia bahwa aku adalah s

dia lakukan adalah membanting setir mobilnya ke arahku, me

ng anjing. Dia memaksaku bersujud di depan potret adikku yang "sudah mati" sampai kepalaku berdarah di lantai m

an bisnisnya yang bejat untuk satu malam,

itaanku di neraka hanyalah bagian dari permainan kejinya. Dan ketika adik laki-lakiku, Arga, satu-satunya ala

ikku mati dan tida

, aku menjatuhkan diri dari jendela rumah sakit, den

pembebasanku. Suara sipir terdengar datar. "S

ntuk menyeretnya, dan semua orang yang

a

ntuk menghapus keberadaan seseorang. Selama lima tahun, tempat itu telah menjadi duniaku. Dindingnya kosong,

ang kukenakan, seragam longgar, menggantung di tubuhku yang tinggal tulang. Pakaian itu adalah pengingat terus-menerus bahwa aku

tuduh membunuh adik tiriku, Kania Anindita. Dia mengatakan pada dunia bahwa itu adalah tindakan be

panku ada sebuah foto berbingkai Kania, yang sedang tersenyum. Ini adalah ritual harianku, penebusan dos

uluh lima hari. Aku telah

u memecah kesunyian. Sipir m

jani. Kau d

Bebas? Kata itu te

engaturnya. Dia

ang dilihat semua orang sebagai malaikat yang saleh dan penuh kasih karena tidak menceraikan wanita y

iblis yang telah dengan cermat

u berharap melihat wajah yang ramah, seorang anggota keluarga, siapa pun. Tapi trotoar itu koson

an Brama. Dia bilang kau harus melanjutkan penebusan

asa dingin yang mencekam menjalari tubuhku. Penjar

apku dengan tatapan hina saat dia membukakan pintu. Perjalanan kembali ke rumah mewah yang dulu kusebut rumah terasa suny

an mereka seperti desisan ular. Mereka menatapk

hirnya

a. Sepert

ita seperti itu seharus

tu-satunya harapan. Sebuah janji yang kubuat pada n

enggamanku, "apa pun yang terjadi, kau harus melindu

n aku bertahan selama lima tahun terakhir. Dialah

berjalan menuju tangga besar, lan

pat pada waktunya untuk melihat sebuah mobil sport perak melaju lurus ke arahku, mesi

dadak beberapa senti dari tempatku berdiri. Lututku lecet, dan jantungku berdebar kencang di dada. Secara naluriah aku memeri

mobil

tahun yang lalu: sangat tampan, dengan aura kesalehan dingin yang memikat semua orang yang ditemuinya. Matanya, yang sewarna langit

telah menco

lama lima tahun melilit perutku, mencekikku. Pria in

dingin. Aku telah mengubah segalanya tentang diriku untuknya. Aku melunakkan sifatku, mempelajari hobi

l. Hari pernikahan kami adalah hari terindah dalam hi

ninggal, dan

pannya, memar dan gemetar

aku serak berbisik. "Brama

ak-acakan dengan jijik. Dia berhenti tepat di depanku, begitu d

n, Anjani." Suaranya rendah dan halus, suara ya

kata itu keluar dari tengg

at gerakan kecil dan tajam kepada dua pen

u kerendahan hati," katanya, suaranya tanpa emosi.

ram lenganku. Cengkeram

h Brama, membelakangiku seolah-olah a

a akan mengurungku

r tenggorokanku. "Tidak

honanku bergema tanpa jawaban

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY