gendong Elara dan berlari menuju rumah s
i belakang mereka,
tajam dan dingin. Kenan mondar-mandir, buku-
i bangku di sud
ram. "Pasien kehilangan banyak dar
a Cantika, berdiri. "Go
, matanya terbel
amatkannya," kata
ahnya. Wajahnya pucat, tetapi matanya tenang. Kenan berd
kembali, lebih kua
i benar-benar sangat mencintainya? Cukup u
Cantika kembali ke bangku.
k pergi?" tanyany
a bahwa apa yang terjadi di toko
Dia melangkah lebih dekat. "A
enjawab, pintu rua
berhasil," u
s, gelombang keleg
menghilang ke la
tama yang dilihatnya adalah
ni? Apa kamu mencoba menunjukkan pad
rti itu," Cantika
aranya datar. "Pernikahan k
alau begitu buktikan. Buktikan ka
tanya Kenan,
berbisa di matanya. "Lemparkan dia
ragu
saan padanya!" tuduh El
ya dingin dan keras. Dia meno
kaget. Ini adalah ting
k bisa melawan. D
erdiri di sana, wajahnya topeng ketidakpedulian, tetap
nnya ke dalam air
ekat, dan anggota tubuhnya mati rasa. Dia berjuang, tetapi
kilasan masa kecilnya. Selalu menjadi o
enar-benar diingin
dari air, tubuhny
eseorang merawatnya, sentuhan yang lemb
suaranya nyaris tak terd
tiba-tiba mengencang, ce
di benaknya. "Pergi? Kau p
Ke