mu ma
yang jatuh terlalu dekat ke jantung.
Di sudut lain, si sulung, Rafif, pura-pura tetap tidur. T
pintu dapur, dengan setelan jas yang masih rap
sakit, tapi ngga
seperti detak bom waktu. Rani
n perut yang mas
aranya hampir tak terdengar. "Aku
AK
a-aba. Tidak keras. Tapi cuk
ruh kamu kerja
a. Cowok-cowok itu gampang kasihan. Ng
pendek, taj
na sih? Kau udah bias
a tak bersuara. Sudah terlal
kamu teg
Matanya mengecil. Lalu ia mendekat lebih dekat,
u juga capek! Tapi kamu ini beban, Rania. Kanker
tersentak. Refleks, ia berlari
tanya penuh benci, pada ayahnya, pad
masih bergetar. Tapi kali ini buka
Hana er
kata pelan,
aku p
rtawa,
Siapa yang mau nampung ka
ia
a tak punya
ya dalam bertahun-tahun... dia perc
k tahu harus p
nggan muncul. Udara lembap, seperti
osong. Hana bersandar di p
eluk tas plastik berisi dua stel
r saat mengirim pesan pinjaman uang mengirim. Yang
yang benar-b
ia menjual tulisan. Hanya 8
iasa menjual suaranya juga sepi
h. Kemoterapi harus lanjut beberap
k punya s
ya menyusul. Tak ada saudara. Dan
r di mushola pasar. Pe
subuh, ha
na sekarang?" t
asih punya
angguk. Me
g panas, ia terima chat
bantu. Tapi kamu kuat,
ingin
pilihan. Kuat it
sel kebu
bagi satu biskuit
bilang tak lapar
ngin diakhiri, Hana men
nangis. Nant
memelu
ri. Pelan.
na ada rumah. Tapi kar
an
ri balik mobil puti
l
ang kandung suaminya. Waj
h... kamu b
u berkat
Bandung. Tapi Mamak siapa yang jaga? K
akan. Ta
sayang. Tapi
leh pelan
, Bu. Kita kan n
-
duduk di teras, rokok di t
si janda hidup sega
enyum kecil
ulu ke warung Bu Murni. Bi
. Ia tatap ibunya Emir, yang dulu sering
u. Tetap mengganti popoknya. Karena
-
abis. Anak-anak lapar.
m beras, Bu? Sama
i diam
mberi s
n kasih lebih. Tapi aku mas
. "Saya ngerti.
an kangkung di
hangat. Peru
tidur di lantai, ia tahu an
icak dan desah napas panjang
di dapur, memasak air demi secangkir teh manis yang s
ang semalam. S
Tidak ada pesan
sanya... tidak
, suara ketukan keras m
UG DU
kaget. Hana men
eka tangannya, dan berjalan
eakan m
UK
aki. Bera
an satu
ga orang. Satu bertato, satu bawa m
membawa n
KARANG, KALO NGGA
a menggema dari dalam. Rafif berdiri di
pa ya?" suarabertato
h tiga bulan nunggak! Tanda t
topi men
unganya udah hampir 10 juta. Kal
h saya... saya cuma...
pi mulutnya gemetar. Air mata
ertato sudah masuk ruang tamu. Matanya liar. Mel
Itu... itu buk
Rafif ikut berdiri di depan ku
!! SUAMI SAYA HILANG!
karena marah. Tapi karena
anaknya meli
-
diusir ya?" bisi
annya menggenggam u
nggak... Ibu di s
a sendiri
Elsa menelepon.
bek tukang utang! Itu aib! Mamak kag
ahu harus m
gin b
tahu. Aku j
hanya
usahakan cari
ongan paling men
tahu jalan man
-
a, Hana
an tisu basah d
t padam karen
r mandi. Rafif duduk di dekat jendela, ta
ah sakit ya, Bu. Biar Ibu
anya me
ah. Karena biaya ke
i juga su
ni melakukan hal yang pal
-