itu membuat tubuhnya bergetar, ini kali pertamanya merasakan tangan seora
enggenggam dan memijat perlahan, membuat denyut hangat menjalar ke seluruh tubuhnya. Perlahan ia menggeser tubuhny
etengah ingin menahan, setengah
, dan mendesak. Lidahnya menyapu lembut bibir bawah Bella, memaksanya terbuk
s, sementara bibirnya mulai turun, menyapu kulit di sekitar payudara Bella dengan lembut tapi penuh h
rintih Bella, tubuhnya melengk
tut, sementara bibirnya mencium, menjilat, dan menempel di kuli
enahan, tapi sensasi itu terlalu ku
berada di pelukan pria yang dulunya hanya nama besar yang menakutkan di desanya? Ingatan
-
is. Di warung kecilnya yang beratap seng, Bella duduk di kursi kayu, menggenggam gelas teh hangat yang mulai kehilangan
ul dua pria asing yang berhenti di depa
cap salah satu pri
di dalam," j
yum ramah. "Ada yang
dari kepala hingga kaki, tatapan yang
ening. "Ngapain? Sa
eninggi, dan sebelum Bella sempat mundu
k. Tapi genggaman mereka seperti besi. Ia terseret keluar, langkahnya ter
ungnya. "Mas... mau bawa saya ke mana?!" tanyanya panik. Tak ada jawaban, hanya tatapan dingin da
ari siang menembus kaca, membakar kulit, tapi hawa di dalam mobil dingin d
rumah besar berdiri angkuh dengan cat putih yang menyilaukan, kontras dengan rumah-rumah sederhana desa.
at ini. "Juragan Bra
salah satu pria
ggaman di pergelangan tangan memaksanya melangkah ke dalam. Pintu besar terbuka
l. Langkah Bella terhenti begitu matanya
cah. Ia berlari memeluk ibuny
ng." Suara berat
n kemeja putih, mata biru dingin m
u... kami enggak sanggup bayar hutang. Juragan... minta
r aku... dengan hutang
bapak punya uang...
a memeluk ibunya erat. "Kalau ini jalan terbaik... aku ikhla
tara puas dan penuh perhitungan. Dalam hati, ia