g seperti di awal. Ruang bersama ramai dengan orang-orang dan asap buatan ketika Selena memutuskan untuk keluar mencari udara segar.
ih pelan, dan ia merasa lega. Ia bersandar di pagar dan membiarkan angin mengeringkan keringat di lehernya. Ia menyibakkan rambu
uh seme
ciano dengan senyum nakalnya, Elías dengan ketenangan khasnya, dan di antara mereka
ini sendirian?" tanya Luciano, mendek
abur dari apa pun atau siapa pun," jawab Se
ya. Ia nyaris tak meliriknya tanpa berkata apa-apa, dan Selena merasa ja
indari tatapannya. Merasa gelisah sekaligus am
a kami," ulang Adrián. "Kura
engangka
ni. Aku sudah
an. Elias menunduk
tubuh sedikit lebih d
u bukan untuknya, melain
engerutk
sudmu?"
as mencoba melangkah di antara me
n untuk sesaat, Selen
pi itu sebuah kesalahan. Tidak mungkin. Ti
Aku bukan
nusiawi. Kau tidak bisa menjadi
unia," can
gatupkan
galihkan pandang
rada di dekatku, ini dunia
mencengker
dunia mana yang ku
entukan, tapi ka
mua saat ia diabai
Adrián mengembuskan napas melalui hidungn
rgaul dengan kami
elarangku menggu
at. Kusarankan k
tir, aku tak akan
drián tanpa memandangnya. Tanpa meminta izin atau meminta
terkek
komentarnya, menik
tukmu," kata
o," balasnya ketus
u mencari pintu keluar. Danie
ke mana? Ini
u pulang saja. Aku
akan men
mengirimimu pesan saat samp
jenak, tetapi tidak
segera menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Ia bersandar di kayu
ia tidak in
in dan berdiri di depan cermin. Ia be
kan kes
aya itu terasa lebih dekat, seolah sedang mengawasinya. Ia berjalan tanpa alas kaki di tanah yang dingin dan le
tak pantas di sini," kata
tidak bilang beg
a, bayangan itu hanc
bar tiga masih b
ambil menendang-nendang gelas ke lantai. Adrián mencondongkan tubuh t
padanya," k
idak kejam,"
akan hal seperti
urnya, membuka mata, merasakan detak jantung aneh yang tampaknya bukan mili
kembali, karena di balik penolakan itu tersimpan r