img Gundik Suamiku  /  Bab 1 Cincin Palsu | 4.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Gundik Suamiku

Gundik Suamiku

Penulis: Nur Jayanti
img img img

Bab 1 Cincin Palsu

Jumlah Kata:1449    |    Dirilis Pada: 04/12/2021

a suamiku," ucapku pada Ibu-ibu arisan yang biasa disebut Jeng. Seraya

Kepo dong kita-kita, iya nggak Jeng?" sahut Jen

ang, cuman 400 jutaan harganya,

paham dong mana yang asli dan mana yang bukan." kali ini Jeng Marisa yang menimpali. Di

n dengan percaya diri menunjukkan cincin ini pada mereka. Biar bungkam mulutny

t cincin ini. Tak segan. Aku pun me

an benda cantik itu ke telapak tangan Jeng

saat kemu

k beda gitu, kalau asli mah udah terpancar cetar gitu, meski nggak pake

g mengejekku. Aku pun tak percaya dengan yang dibilang Jeng Selin. Nggak mungkin cincin ini pa

n asal ngomong ya, nggak mungkin suami sa

a saya yang salah menilai ya, Jeng." Jeng Selin bicara lagi. Sedangkan

k aku berad

mit pulang dulu, gerah la

a ngobrol-ngobrol lagi ya

apinya deng

Tujuanku hendak ke toko berlian. Untuk mema

an toko berlian yang cukup terkenal di ko

u palsu?" tanya

bisa tahu harganya dan di mana belinya," tambah

emakin menjadi. Kuputuskan untuk

ega sekali Mas Ari membe

an surat itu padaku. Jikalaupun ada, pasti ini asli. Dan jika tak ada, memang dia

di sini. Kebetulan juga Mas Ari sedang di kantor. Aku jadi le

tam pekat tersebut. Tepat di saku sebelah kiri. Ada sesuatu yan

arna merah membu

n membuat mata ini hendak

cin berlian? Ini untuk siapa? Kenapa mirip sekali denga

a Marisa? Marisa siapa? Jangan-jangan Mas Ari selingkuh sama Marisa lagi? Lagian tadi dia

dah jelas. Mas Ari

ya, tapi ini

ini. Dan merogoh lagi saku

Lantas aku membacanya. Dengan

ima puluh juta di sana. Le

Ingin sekali membogem mul

ingkuhan. Bagiku lelaki tukang selingkuh i

ini kembali ke tempatnya semula. A

i berbeda dari aslinya. Atau ... lebih baik aku ukir saja cincin KW milikku dan menukarnya. Enak saja! Aku dikasih barang palsu. Sedang

ma pulangnya. Cepat kusambar tas yang tergelak di atas meja rias. Dan memasukan cincin ini ke dalamnya. Aku harus buru-buru pergi ke tempat temanku

n juga, akan kupermalukan Marisa dengan cincin palsu yang nanti kutukar ini. Biar tahu rasa dia! Aku juga baru ingat, besok 'kan ad

gi ke tempat temanku. Yang jaraknya lumayan de

pai di toko aksesoris, alias toko emas KW yang

adifa, teman semasa kecil dan hingga sekarang kami masih berhubung

ya menggapai cincin yang sedari tadi menggambang di awang. Ia me

surat palsu yang sama dengan surat ini." jelasku rinci. Nadif mengangguk paham

membeliak melihat nama yang tert

Namun, inikah rasanya mengambil barang diam-diam. Kalau dibilang maling sih, bukan. Tetapi, apa ya, namanya? Jika mengambil barang tanpa izin. Ah, biarlah, kurasa ini hakku. Enak

nya Marisa?" tanyanya lagi. Ampun deh, selain bawel, w

jelasin. Ini menyangkut ma

ia berhenti nyerocos dan mengerjakan keinginanku. "tunggu ya, aku

lang di depanku. Namun sama sekali tak mengurangi getir di dalam hati. Toko milik Nadif lumayan besar, ia punya lima karyawan. Tad

unanku terbuyar mendengar suara Nadif yang agak cempreng. Gegas kuh

an

'kan? Nadif gitu loh." ia

emariku sibuk mengangkat cinci

adif. Kuakui, semua memang mirip sekali. Rasain kamu Marisa, pake barang KW. Ngga

r!" decih Nadif s

u-buru pulang nih," semua barang-barang penting ini

ar teriakan Nadif sebelum

ini membelah jalanan k

utempati. Mobil Mas Ari sudah terparkir di sana. Itu a

sam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY