img Rumah Kardus  /  Bab 5 Kemarahan Runi | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Kemarahan Runi

Jumlah Kata:1225    |    Dirilis Pada: 05/12/2021

-hari biasa. Malah mama cenderung terlihat senang dan ceria ketika melihat semua barang-barangnya sudah dipindahkan ke kontrakan baru

Runi seketika menuntut jawaban. "Runi sama Mbak

rah Runi dengan tatapan datar,

Kemudian dengan gerakan cepat, menarik kedua bagian samping rambutnya yang berpotongan bob lurus, mengumpulkannya di belakang

dari belakang dengan la

mangnya sampai harus nginap segala?” tan

lalu, tanpa menjawab soal 'di mana' yang ditanyakan Runi, kemudian mulai sibuk memeriksa tumpuka

i tak mau

ak besar kayak kontrakan kita kemarin, yang ada ruangan kamarnya? Ini kan cuma satu ruangan, dan sempi

kamar yang kayak gini. Mau giman

n yang lama tadi, kita udah nunggak enggak bayar kontrakan selama berbulan-bulan belakangan ini. Benar tuh, Ma?

ank, bayar hutang ke teman-teman Mama, pokoknya banyak lahh. Lagipula Mama jug

ng sejak Runi kecil? Bukannya kata Mama hutang-hutang yang itu udah lunas? Yang

yang dulu. Kebutuhan kita kan macam-macam. Buat bayar k

dan ke teman-teman Mama segala. Gaji Mama itu habis buat biaya hidup Papa Rif, kan? Buat belanjain keluarga

gi dan hutang-hutang Mama. Itu bukan urusan kamu!” jawab mama keras, tanpa menangg

Kalau hutang Mama lunas, kan kita bisa cari tempat tinggal yang lebih nyaman. Runi udah berusaha menyelesaikan kuliah dengan cepat l

atur ulang semuanya dari awal. Kita ini seharusnya udah bisa nyicil rumah loh, Ma. Daripada ngo

eeh sekarang pulang-pulang kamu malah ngajak debat begini. Udah ah, Mama sekarang mau istirahat. Mau mandi, terus sete

lkan tangan

ari jalan untuk bisa pulang cepat-cepat ke Jakarta? Mama tahu enggak risikonya buat Runi? Sadar enggak, akan bahaya yang bisa terjadi pada anak perem

pastinya tidak akan menghasilkan kesimpulan apapun yang berarti, karena sikap mama yang selalu menghindari pembahasan sensitif mengenai uang, gaji, dan biaya

andarkan di dinding. Kemudian menghamparkannya di lantai sudut ruangan. Mengambil bantal dari

un-tahun menyatakan diri sebagai orang tak mampu yang selalu saja hidup pas-pasan. Padahal itu semua bisa di

g tidak memberi nafkah dengan berbagai alasan, dan justru memanfaatkan

asangan dan kemudian memutuskan untuk berpisah. Tetapi tentu saja keputusan untuk berpisah itu sudah terlambat dan tak ada gunan

kesalan terhadap sikap mama, ia memutuskan untuk pergi keluar saja. Mungkin ia akan minta Andre untuk bertemu dengannya

akan sekalian mencari tempat untuk merap

kakinya. Sepertinya tergelincir keluar dari tas ma

kan lembarannya dan membaca. Dahinya berkerut saat

Tubuhnya terasa limbung seperti sedang terjatuh dari ketingg

orang-orang kantor

an capek kerja

g gemetar menahan marah. Pantas saja perasaannya tida

buah area wisata kebun teh di puncak. Dan tanggal masuk yang tertera adal

pergi den

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY