disimpannya. Alea berdiri di balkon lantai dua, memandangi tetes air yang jatuh deras di tama
men di ruang kerja. Bukan tatapan seorang ayah kepada anak. Bukan juga sekadar kekaguman. Ada sesuatu yang lebih gelap di balikn
nggenggam erat
suara Marina terden
a. "Nggak apa-apa, Tante. Cuma... keding
mut. "Kau harus berhati-hati, sayang. Musi
ah memudar. Marina tidak tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi di dalam rumah ini. Ia hanya tahu bahwa Alea a
pemeriksaan rutin," ucap Marina sambil memb
harus ke kampus, Tante. Ad
sarapan, ya? Aku titip pesan untuk Pak Reyna
Ia tidak ingin sendirian d
an jas hujan dan memutuskan berangkat lebih awal dengan ojek on
di ruang tamu, mengenakan setelan kerja abu-abu
Reynald tanpa menoleh,
"Iya, tapi ak
an. Aku
n, tapi perintah. Alea m
ih anak di rumah ini. Selama aku di sini,
n, menuruti saja karena tak ingin Marina curiga. Sepanjang perjalanan, tak satu kata pun teru
pria itu tiba-
ut padak
perlahan, menatap wajah pria itu dari samping. Rahangnya tegas, sorot mata
ak," jawabnya gugup. "Aku
, sudut bibirnya melengkung tipis. "
uma ingin semuanya kembali seperti dulu. S
ujan sema
ngnya mengeras. "Kadang sesuatu yang suda
a di kepala gadis
isi pikirannya sama sekali bukan tentang penelitian atau dosen pembimbing. Semua hanya berputar pada satu h
pulang dari rumah sakit. Hanya suara hujan yang mulai re
suara Reynald terden
engan kemeja yang lengannya digulung. Terlihat lebih santai, tapi justru lebih b
b Alea cepat. "A
melangkah mend
elan ludah, tubuhnya menegang. Ia ing
ariku," ucap Reynald a
Alea, berusaha tegar. "Aku h
natapnya lekat. "Kau pikir aku
ru membuat Alea semakin gugup. "Tapi akhir
antung di an
"Mungkin kau benar. Aku terlalu banyak memikirkan h
tu yang berat. Ia melangkah pergi, meninggalkan
sedikit tenang. Tapi Marina mulai curiga dengan perubahan suasana di rumah. Ia sering me
dekati Alea yang sedang
u boleh tan
u, Ta
n Om Reynald kenapa? Kali
ada apa-apa, Tante. Mungk
aku harap kalian tetap bisa seperti dulu. Kau tahu, Alea,
rkaca. "Aku tahu, Tante. Aku berja
h udara segar. Bulan setengah tampak samar di langit, menembus awan tipis
dak bis
rapa langkah. Wajahnya teduh, tapi ada luka di mata itu. Luka yang sama
ngin udara
alu duduk di sisi lain bangku,
iam. Hanya suara jangkrik dan
pertama kali aku melihatmu di panti asuhan, aku
noleh p
ilang ke Marina, 'Gadis ini akan membawa cahaya di rumah kita.' Dan ak
juga perih. "Aku hanya beruntung
lama. "Mungkin akul
tungnya berdetak terlalu cepat. Ia berdiri tiba
n, tapi Alea sudah melan
s itu menghilang di balik pintu. Hatinya berperang hebat,
t. Wajahnya tampak lelah tapi cerah. "Dokter bilang hasilny
g. "Syukurlah, Tante
sana - karena ia tahu, jika Marina berhasil hamil, semua akan berubah. Mungkin itulah yang seh
inya belum ingin mem
kali langsung berteriak memanggil Reynald. Ia panik, mengguncang tubuh wanita ituokter menjelaskan bahwa Marina terlalu memaksakan d
a tertunduk, tangan menggenggam erat. Alea du
ara Reynald parau. "Aku
r Alea pelan. "Tante hanya butuh
gi ada sesuatu yang tak terucap. Tapi kali ini bukan g
sesuatu terjadi pada Marina, aku t
ya spontan. "Tante akan
eri kekuatan, tapi di dalam hati mereka berdua, b
luarga di dinding - foto saat ulang tahun Reynald tahun lalu, di mana Marina tersenyum bah
ih belum
a panjang di bawah cahaya lampu. Alea berdiri, hendak pamit
seseorang u
melihat wajah lelah pria i
salahnya, tentang masa lalunya, tentang bagaimana ia mencintai Marina tapi merasa kehilangan
hirnya, ketika Reynald menunduk, menatap mata Alea begitu dekat, keduany
iba-tiba, suar
.. jangan rus
apnya lama, m
hmu, Alea. Tapi aku juga tidak bi
enetes di
te, jangan buat semuany
itu sendiri, tenggelam dalam p
uk pertama kalinya

GOOGLE PLAY