Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Ketika Cinta Mati, Dendam Dimulai

Ketika Cinta Mati, Dendam Dimulai

Penulis: Gavin
img img img

Bab 1

Jumlah Kata:1966    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

lari, si pengemudi, Karin Gunawan, muncul di makamnya. Dia tersenyum, menjatuhkan mainan

hanya berdiri di sana. Diam. Aku, seorang jurnalis investigasi, tahu aku akan mene

alu, petugas pengadilan memanggil namaku. "Eva Anindita, Anda ditahan." Suamiku sendiri, ayah Leo, menuntutku at

iga tahun di penjara dengan keamanan maksimum. Karena menjadi seorang ibu yang berduka. Karena keh

elakukan itu? Kenapa

bisa beli es krim sekarang?" Karin berkata manja, "Kita harus menyapa kakakmu dulu." Duniaku hancur ber

a

k kesedihanku. Dia berusia empat tahun. Korban tabrak lari. Mobilnya adalah m

dara. Suamiku, Kepala Kejaksaan Negeri David Adiwijaya, merangkulku, pilar kekuatan bagi kilatan kamera yang me

sunyi di dalam dadaku. Aku ingin berteriak, ingin jatuh

dia d

an ke arah kami. Ayahnya, konglomerat properti Baskoro Wijoyo, mengikuti beberapa langkah di be

tepat ke tepi liang lahat, menengok ke dalam

an. Tanganku, yang memegang setangkai

yang dingin dan kosong bertemu dengan mata

tas bermereknya dan mengeluarkan dinosaurus kecil dari kain-mainan favor

nya di atas liang

anya dengan santai. "Tepat sebel

a melepa

at dengan lembut di atas kayu peti

uhi amarah yang panas dan menderu. Seluruh tubuhku gemetar

enti. Aku maju selangkah

embunu

rsihkan namaku, Eva. Itu kecelakaan tragi

ggali, cara menemukan kebenaran dan mengungkapkannya ke cahaya. Aku akan menggunakan huku

n, sahabat sekaligus rekan kerjaku, Shinta Lestari, di sampingku.

orang di belakangku. "Penyokong utama

merah melaju kencang. Aku telah menghabiskan waktu berminggu-minggu menyatukannya, melakukan pekerjaan yang tampaknya eng

a telah memenangkan Anugerah Adinegoro. Aku pernah menjatuhkan orang-ora

dia b

oyo, menolak semua bukti. Saksi mencabut kesaksia

menahanku. Ini belum berakhir. Aku akan mengajuk

pengadilan me

dita, And

ah berkas baru muncul. Suamiku, David Adi

bkan kematian putra Anda, Leo Adiwija

ggunakan kesedihanku, telepon panik dan malam-malam tanpa tidurku setelah kecelakaan itu, sebagai bukti pikiran yang tidak stabil. Dia memutarba

ahwa aku terlalu banyak bekerja, stres, bukan diriku sendiri. Itu adala

erobohan sang istri. Itu adalah cerita yang lebih baik. Cerita yang lebi

ihan palsu. Dia berbicara tentang sistem peradilan yang harus t

rtama kalinya. Matanya dipenuhi

atakan ak

a t

n keamanan maksimum. Karena menjadi seorang

ah hilang. Aku mengalami keguguran dalam perkelahian brutal yang tidak kumulai, rahasia lain yang kukunci rapat. Yang kulakukan han

cuh tak acuh. Aku tidak pergi ke rumah singgah. Aku naik ta

idakhadiranku. Tapi makam itu bersih. Bunga-bunga segar, s

ebuah mobil yang kukenal be

bih tua, lebih berkuasa. Di

dak se

. Dan dari kursi belakang, seorang pengasuh membantu seorang anak kecil, seorang anak lak

u makam, sebuah unit

berlari ke depan da

a bisa beli es

tu. "Sebentar, sayang. Kita

larut menjadi deru putih

ka

a

i balik pohon ek besar, tanganku me

ngan bunga baru di makam, tangannya sejenak menyentuh tangan Ka

ang dibangun di a

kulan fisik. Ini bukan hanya tentang kariernya. Dia t

anku. Dia telah meng

di dalamnya. Tubuhku bergetar hebat, dan aku menggigit bibirku begitu kera

ereka. Selama ini,

berseri-seri, di depan rumah yang kami beli bersama. Rumah yang seharusnya

u ingat bekas luka di punggungnya dari sabuk ayahnya, masa lalu yang begitu brutal hingga dia jarang membicarakannya. Akulah yang memeluknya saat dia mim

luka gores di pipinya karena ayahnya melemp

, Eva," sumpahnya, suaranya serak karena emosi. "Siapa

m sejarah kota. Aku menjadi jurnalis bintang. Kami menikah, mem

Leo, menggendong putra kami,

"adalah karenamu. Bertemu denganmu adala

Sebuah k

u yang sempurna. Putraku yang

, aku mendengar suara K

r mantan istrimu keluar

rus ke tempat

aik saja? Apa kamu khawat

annya. Benang harapan terakhir yang rapuh yang bahkan

e arahku. Dia merapikan dasi

rus khawatir? Dia bukan

elapak tanganku, merobek kulit. Darah

luarga bahagia, dan pergi, meninggalkanku s

lu, aku mengeluarkan ponsel sekali pakai, yang telah kusembunyik

in

gu-ragu saa

va

uanmu, Shinta."

esal. Aku akan melakukan apa saja. Apa saja. Aku akan membantu

a kutumpahkan akhirnya

tinggali bersama Shinta terasa asing. Jadi aku pergi ke

tu. Rum

masuk. Udaranya pengap, tapi semuanya seperti saat kutinggal

to keluarga di atas

derit di b

berb

nya menghalangi cahaya yang memudar.

uhi tiga tahun rasa sakit dan pengkhianatan. Dia menatapk

h, suaranya lembu

kem

botol air mineral.

ak meng

bahan tambahan apa pun," k

pergi ke dapur dan kembali dengan secangkir teh

au kedi

kenal, sangat membutuhkan kehangatan. Cangkir itu, hadiah darinya

gkir itu

antai kayu, teh panasnya me

natapnya, tubuhku gemetar karena ama

araku gemetar tapi jelas. "Ceritakan pad

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY