sikan sege
nindita, s
anita gila yang akan membunuh
kafe yang sunyi, itu seperti teriakan. Masing-mas
elah membunuh anaknya sendiri. Pekerjaan yang merendahkan, menggosok lantai sampai tanganku berdarah. Pukulan di kegelapan, ketakutan yang terus-m
atanya menyala-ny
rnya dan melemparkanny
Anak kecil itu
ma yang ditulis dengan buru
d ma
ng putranya, matanya yang memerah
... dia mencoba menyakiti put
persiapkan, menunjuk jari gemuknya ke ara
erbu, menempatkan dirinya di antara aku dan
ya rendah dan geram. "Dia hanya anak-anak!
ersedak. Telingaku dipenuhi suara m
bersinar karena bangga. "Terima kasih, Eva," katanya padaku di depan semua teman kami. "Terim
elah dia hancurkan seca
uki kafe. Rekan-rekan lamaku. Orang-orang yang pern
unangannya yang menangis, anak mereka yang ketakutan, dan aku-m
va Ani
benar-benar t
dulu reporter investiga
nya sendiri. Apa y
ng kemarahan dingin dan
a sangat rendah. "Jangan mempermal
ukannya. Itulah
berkeliling ruangan, memainkan peran sebagai korban yang anggun
saat dia mulai protes lag
erasakan mata David menatapku sejenak. Aku melihatnya memperhatikan bekas luka samar yang
. Dan kemudian
ke sebuah toko kelontong kecil. Aku membeli dupa, uang kertas untuk dibakar,
ksi lain ke
p dengan apa
putnya ditumbuhi ilalang. Patung
isan Leo, tertulis dengan
IBU PEMBUNUH
akan sakit fisik, seolah-olah kata-kata it
..." d
ukuku menggores batu, patah dan berdarah, tetapi cat itu tidak mau hilang. Darahk
o pudar wajah tersenyum Leo, tubuhku kejang karena isak tangis yang tidak bisa lagi kutahan. R
, menempelkan pakaian tipisku ke kulitku, tapi aku tidak merasakannya. Aku ha
sisa hari itu dengan berlutut, mencabuti setiap rumput liar. Aku pergi ke se
, aku dengan hati-hati meletakkan ma
ganku bertumpu pada marme
iapa pun yang melakukan ini padamu... pada ki
kembali ke rumah. Aku basah kuyup, lelah,
rganti pakaian. Rambutnya sedikit acak-acaka
nya dipenuhi amarah dan sesuatu yang l
nya tanpa sepatah kat
rhenti dengan tangan di tiang tangga. "Hari in
nya m
inya. Kakiku lemas, dan ak

GOOGLE PLAY