SHA
atang ke kamar rumah sakitku. Yang kudapat hany
Aku akan menemaninya mal
ng lukaku. Dia tidak pernah ber
khir dari sejarah kami bersama: museum sejarah kawanan. Aula besar itu menyimpan gulungan silsilah Bulan Pera
aja, mereka
ain menepuk dada Bima. Dia menangkap tangannya dan menciumnya, menatapnya dengan kekaguman yang sudah b
uah etalase besar, jantungku
padanya, suaranya penuh kehangatan tulus yang memutar sesuatu di dalam dir
ku bersamanya, direduk
t. Aku berbelok di sudut etalase dan langsung
ing di atas kami-yang menggambarkan pertempuran kuno-t
keras. Aku terhuyung-huyung menyingkir tepat saat plakat itu jatuh ke tanah di tempat aku berdi
angi bahunya, dia melihatku berdiri beberapa meter jauh
k-baik saja. Dia menunjuk jari gemetar ke arahku, dan untuk pertama kal
aksaku berlutut, menjepitku ke lantai di bawah beban tak terlihat yang menghancurkan
geramnya padaku, matanya menyala dengan kebencian yang membakar jiwak
ka ke rumah sakit.
golongan darah Dewi Bulan," kata salah satu dari mereka, golongan
dingin memenuh
ku punya," katanya, menggulung le
ha, kau tidak bisa. Memberinya begitu banyak d
ata Bima, suaranya se
memudar dari wajahnya, saat sosoknya yang kuat mulai gemetar karena kelemahan. Aku menyaksi
penyembuh bergegas untuk menstabilkannya, dia menggumamkan satu
an
kumiliki untuknya padam. Itu bukan kematian ya
-
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY