img Kesempatan Keduaku, Penyesalannya  /  Bab 3 | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3

Jumlah Kata:887    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

ndang Al

tian. Setiap mata tertuju padaku, menunggu. Mereka menunggu aku hancur, menyang

oda Kian ke tengah ruangan. Dia terlihat persis seperti yang digambarkan Bima-pucat, kurus, terkurung di ku

intas di antara Bima dan kroni-kroninya. Peran

-kata "Aku memilih Kian

kata-kata Pak Ferdinand dar

pi keluarga ini... ini adalah sarang ular beludak. Saat kamu membuat pengumuman, jangan lakukan itu

di kursinya, dan aku melihat kilatan sesuatu di matanya sa

bagai tindakan putus asa dan dengki. Itu akan membuatku terlihat lemah, dan itu akan menempatkan Kian dalam posisi yang lebih rentan.

ku. Aku tidak berdebat.

rkan merek

berbalik dan b

dan. Dia terus memiringkan pergelangan tangannya, membiarkan berlian di gelang barunya menangkap

nis beracun, "bahkan jika kamu menikahinya

ang selebgram dengan kehidupan yang dikurasi dengan sempurna. T

Ingatan akan kehidupanku sebelumnya sejelas berlian di pergelangan tangannya. Ak

n Bima melindunginya, menatapku seolah-olah akulah monsternya. Guncangan i

nya menikah dengan seorang pewaris asing, hidupnya menjadi kisah sukses yang

u, kamu boleh memilikinya. Aku hampir penasaran melihat b

aku tenang. Pengakuan itu

. "Apa gunanya memiliki pria itu jik

dengan lembut. "Aku harap kamu cepat dewasa

g tulus. "Aku doakan kalian

empurna terbuka karena terkejut. Kemudian,

dengan tawa meremehkan. "Tapi aku tahu kamu hanya

uarga dan basa-basi yang dipaksakan. Ayahku, yang seperti biasa tidak men

hari tidak pulang. Dia berdiri di lobi, mengenakan gaun desainer dan berhiaskan perhiasan

enyum puas perlahan

"Bima yang membelikan semuanya untukku. Dia memaksa. Katan

in mengantarkan hadiah dan pergi. Aku mencoba melangkah m

aranya manis seperti gula. "Kenapa kamu begitu dingin? Aku tahu ka

aca-kaca dengan air mata buaya.

ngnya ke samping, tidak ker

n desahan teatrikal, air

suaranya menggema di lobi marmer.

il oleh tangisan putrinya yang dalam ke

ukan?" raungnya, wajahny

ya menyala-nyala. "Kamu menganiaya adikmu

a yang menangis di lantai, sebuah tablo pengkhia

a," kataku, menggelengkan kepala. "Dia masih sangat mu

ar dari mulutku ketika senga

ah mena

eperti itu tentang dia," geram

-

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY