ia
fisik. Udara di penthouse menjadi sesak dan menyesakkan. Ketenanganku yang kubangun denga
da istri Kepala terdekat, dan berge
ng dingin, mencoba bernapas. Lorong di sebelah ruangan itu remang-remang
terpantul oleh seberkas cahaya dari pesta utama. Dia menekan Rania ke dinding. Mulutnya menempel di bibir Rania, ci
aranya serak oleh gairah yang belum pernah dia tunjukka
Hanya itu artin
meluncur turun di lengan Rania. "Aku akan belikan gelang Carti
mperlakukannya seperti maina
urnaan yang tenang terpasang erat di wajahku. Aku menemukan Rania berdiri di dekat bar, senyum kemenangan di wajahnya
atku tertegun, dia berjalan lurus ke arahku. Di depan tiga Kepala palin
teskan penghinaan. Itu adalah tantangan publik. S
an protokol yang tidak bisa dimaafkan. Pen
presiku tak terbaca
an menolak dalam diam. Dia mundur selangkah dengan canggung, menab
n pecahan kaca meledak ke seluruh lantai. Aku mencoba mundur, tapi gelombang cairan lengket dan proyektil t
api itu tidak seberapa dibandingka
Dia mendorong orang-orang minggir, raungan serak keluar dari dadanya, dan melemparkan dirin
lindun
simpanannya daripada istrinya. Dia membiarkanku berdarah di lantai sement
ping di lantai bersama dengan
Aku berjalan keluar dari pesta, darah menetes dari lenganku ke lanta
di sana, membungkuk di atas Rania, yang sedang berbaring di tempat tidur dengan ekspresi tertekan yang dramatis.
n yang harus disingkirkan. Rencana "pemurnian" Pak Suryo bukan lagi sekadar jalan keluar. Itu adala
i. Rasa sakit di lenganku terasa tumpul, tapi di dalam dadaku, api di
h api bal
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY