ia
a, yang menyatakan bahwa dia sedang menangani "urusan keluarga penting di Kalimantan." Dia tidak bertanya tentang lenganku, kesehatanku, keberadaanku. Aku hanyalah sebuah renungan, sebuah masala
litku. Tapi luka di dalam diriku membusuk. Penghinaan publik, pen
h koleksi seni pribadi kecil yang Bram dan aku kurasi bersama. Itu adalah sebuah ruangan rahasia di salah satu properti keluarga di pusat kota
rongnya terbuka dan pemandangan di
panye di atas meja di dekatnya. Rania mengenakan salah satu kemeja kasual Bram, menggantung di bahunya. Dia
nia berkata kepada salah satu penjaga galer
tidak kulihat. Dia kemudian menangkap mataku, senyumnya goyah hanya sedetik. "Berada di sini be
erlalu dramatis, tersandung ke belakang. Dia menabrak lambang keluarga Adiwangsa dari perunggu yang berat
bih karena kaget
atku, dan dia melihat Rania, terluka. Wajah
Dalam benaknya, aku telah menjadi penjahat. "Kamu sengaja melakukan ini! Mencoba menyakitinya? Menyakiti anakku?" Tuduh
ku, matanya dipenuhi kebencian yang begitu kuat hingga me
aksikan dari lorong saat mereka membawanya ke sebuah ruangan. Dokter mengumumkan
kata Bram segera, sudah m
n tangan. "Bram, itu tidak bijaksana. Dua kan
uat pernyataan publik tentang pengabdiannya, sebuah tindakan kese
tubuhnya merosot di kursi. Dia pingsan. Saat para perawat bergegas membantu
nia
t. Penilaiannya sebagai seorang pemimpin, kesetiaannya kepada keluarga
ripsiku bergetar. Itu adalah pesan dari nomor y
okumen barumu sudah jadi. Sebuah jet pribadi menunggu. Paris
ya tel
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY