Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2

Jumlah Kata:957    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

dang Kira

sahannya di telepon-semuanya berputar tanpa henti di benakku. Pagi harinya, sakit kepala yang

ebagai gantinya, ada ketenang

k berhenti. Aku tidak bisa menghabiskan satu detik pun di gedung yang merupakan monumen

nuju departemen SDM ke

putih terlihat di lengan bawahnya. Diana bergelayut di lengannya, mengenakan sweater kasmir kebesaran yang kukenali sebagai salah satu mili

a mereka berdekatan. Mereka tampak sepert

ngangkat kepala

, ekspresinya menjadi waspada, tak terbaca. Dia menatapku seol

ranya datar. "Apa yang

ku. Senyum perlahan dan kejam menyebar di wajahnya

a mengerti kenapa dia memilihmu. Kau punya rambut yang sama. Mata yang sama." Dia mencondongkan tubuhnya, tatapann

tak. Tahi

ini," bisiknya, menepuk titik di atas bibirku. "Ini sempurna. Jangan pernah menghilangkannya." Saat

ara kemenangan. "Oh, kau tidak tahu?" dia bersenandung. "Baskara

ar kencang di dada. "Apa itu benar?"

uang muka, rahangnya menegang. Keh

elah mengkurasi diriku, bagian demi bagian, menjadi tiruan pucat dari wanita yang benar-benar

a berkata, suaranya tegang. Dia melangkah ke

u bicara? Setelah kau menghabiskan malam dengannya? Setelah aku tahu sel

atanya, kata-kata itu

atian karyawan yang lewat di lobi. "Jangan b

"Jangan angkat suaramu padanya," desisnya. Dia men

u mendorongnya kembali, leb

ahnya berubah menjadi marah. "Jalang," pekiknya. "Kau pikir k

eketika. Mereka mencengkeram lenganku, cengkeraman mer

ara, suaranya tajam, tapi dia ti

u diberi pelajaran. Dia perlu mengerti tempatnya." Dia ber

rasa dia butuh pengingat permanen tentang siapa yang dia gantikan." Dia merogoh tasnya dan mengelu

a, hentikan dia!" teriakku, ma

tentangan. Untuk sesaat yang mendeb

rendah dan berbahaya. "Jika kau mengambil satu langkah lagi ke

ku melihat perhitungan di matanya, penimbangan pilihan. Dan kemudian,

atanya, suaranya tanpa emosi.

Dia membiarkannya melakukan apa pun yang dia inginkan padaku, istri

kata itu tercekik.

e arahku, pisau dipegang mantap di tangannya. "Na

ke kulit tepat di atas bibirku. Aku memejamkan

wiski basi. "Ini hanya akan sakit sebentar. Dan kemudia

ereka membekap mulutku, meredam teriakanku. Aku tidak berdaya, sepenuhnya bera

ton, wajahnya topeng dingin yang tak acuh. Tatapannya bertemu dengan tatapanku sejenak, dan di dalamnya, aku t

m. Rasa sakit yang tajam dan

, semuanya m

-

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY