Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Pernikahan Sempurnaku, Rahasia Mematikannya

Pernikahan Sempurnaku, Rahasia Mematikannya

Penulis: Gavin
img img img

Bab 1

Jumlah Kata:1980    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

. Kukira pernikahan kami adalah sebuah kisah dongeng, dan makan malam penyambutan untuk pro

yang cantik tapi tidak waras, Diana, mengacaukan

Melainkan tatapan mata suamiku. Dia memeluk penyerangnya, mem

lal

Diana melemparkanku ke dalam kandang berisi anjing-anjing kelaparan, padahal dia tahu itu adalah ketakutan terbesarku. Dia membiarkan Diana m

ali, memohon pertolongan saat sekelompok

ela lantai dua. Sambil berlari, berdarah dan hancur, aku

n. "Aku mau cerai. Dan aku mau

Mereka tidak tahu kalau mereka baru saja

a

dang Kira

dengan emosi yang bukan sekadar basa-basi adalah saat wa

akhirnya berhasil meyakinkannya untuk mengizinkanku magang di perusahaannya. Aku ingin merasa lebih dari sekadar aksesori cantik di lengannya, seor

h seperti berjala

paling labil yang pernah kulihat. Dia menyerbu masuk ke ruang makan pribadi, gaun merahnya seperti goresan warna d

rendah, penuh rasa tidak percaya dan penghinaan. Bau wiski

, tanganku secara naluriah menggenggam tangan Baskara di bawah meja. Dia mer

nya, suaranya tenang yan

un kau berada, Baskara, kau tahu itu. Dan kau memilih berada di sini,

k memprovokasiku, kan? Kau menemukan gadis hambar bermata lebar yang sedikit mi

. Rambut gelap yang sama, rahang tajam yang sama. Tapi fitur wajahnya keras dan

ara, suaranya tegang saat mencoba

ka. Itu adalah energi beracun yang menyedot semua udara dari ruangan. Dia tidak sedang menatap s

erbisa yang hanya bisa didengar olehku dan Baskara. "Kau berjanji

kahan kami. Dia menangkup wajahku, matanya tulus, dan mengatakan bahwa akulah satu-satunya yang a

engambil pisau steak dari meja. "Akan kubunuh ka

ekspresi aneh yang tak terbaca di wajahnya. I

menancap di daging lengan bawahnya. Darah merekah,

mpat berdiri, kursiku bergeser deng

ada Diana, dan di dalamnya, aku melihatnya. Secercah sesuatu yang gelap dan posesif. K

a. Itu adalah jawaban untuk pertanyaan yang tidak kudengar, k

ng. Air mata mengalir di wajahnya, bercampur dengan maskaranya yang luntur. Dia melemparkan diriny

Tangannya membelai rambut Diana, dagunya bersandar di atas kepalanya. CEO dingin dan kejam yang ku

a campuran antara kaget dan kasihan yang canggung. Mata mereka beralih dari pria berdarah yang

eseorang dari meja terdekat.

"Dia benar-benar mirip Diana Prawira waktu muda

alam permainan yang bahkan tidak kuketahui sedang kumainkan. Perutku mual, dan gelombang mual

ng Diana ke belakang, memegang bahunya. Tatapannya lembut, suara

ennya. "Antar dia pu

u lenyap, digantikan oleh topeng dingin dan jauh yang begitu kukenal. Dia meng

ik saja?" tanyanya, n

. Tenggorokanku teras

emudian, ponselku sendiri bergetar di

rumit. Aku akan urus. Pulang dan is

Diana yang menangis, membimbingnya dengan lembut menuju pintu keluar. Dia ti

ihan mereka menekanku. Aku mencoba meneleponnya. Pertama kali, berdering sampai

i pada romansa kilat kami. Mogul teknologi yang brilian dan karismatik menyapu seorang mahasiswi biasa. Dia mengejarku dengan intensitas yang

iah di kota lain hanya untuk berada di Jakarta, hanya untuk bersam

yang dibisikkan, setiap gestur megah. Itu bukan untukku. Itu adalah sebuah pertunjukan. Sebua

alah pan

simbol kehidupan baru kami bersama, kini terasa seperti sangkar emas. Setiap foto kami yang tersenyum bersama

u berjanji padaku. Kau berjanji akan menungg

kiku bergema dalam keheningan. Aku pergi ke kantornya, tempat yang jarang kumasuki. Ruangan itu ramping dan minimalis, sama seperti dia. Tap

t di mejanya dan menancapkannya ke kunci. Aku memutar dan mendorong, didorong oleh g

u te

Bukan parfumku. Itu adalah aroma sedap malam dan melati yang kay

n kantor. Itu ad

l pesiar, rambutnya tertiup angin. Diana dan Baskara, wajah mereka berdekatan, mata mereka menyala dengan api yang belum pernah

ebuah liontin perak. Di atas meja, setumpuk surat diikat dengan pita merah. Aku mel

bertengkar, bahkan saat aku membencimu

eluruh tubuhku gemetar. Dia telah masuk ke sini. Selama tiga bulan pernikahan kami, dia telah ma

diriku. Aku ingin merobek foto-foto itu dari dinding, menghan

ing, mengejutka

" Suaranya tenang, terkendali

yaku, suaraku sendi

kejadian malam ini," katanya me

bu. "Tolong. Aku... aku takut." Itu adalah sebuah ujian. Se

ndengar keraguannya. Aku hampir bis

akhirnya dia berkata, dan suaranya

ngan berani-

pulang b

dengarnya. Desahan samar seorang wan

gan te

Itu bukan hanya desahan. Itu adalah desahan puas s

dingin dan keras menggantikan patah hati. Aku mengambil lukisan cat minyak Diana, bingkainya terasa berat di tanganku. D

ion dalam permainan mereka. Ak

n perang? Mereka a

idak bisa mengetik. Aku menggulir ke nomor yang sudah berbulan-bulan

suaraku pecah, "ini K

tajam dan khawatir. "Kirana? Ada

itu akhirnya terlepas. "Dan aku m

dalam suaranya, aku mendengar janji

Dan Baskara Aditama tidak ta

-

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY